SOLOPOS.COM - Mantan anggota Polres Bontang Aiptu (Purn) Ismail Bolong meralat pernyataan menyetor dana tambang ilegal kepada Kabareskrim Komjen Pol. Agus Adrianto. (Youtube)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan anggota Polri, Aiptu (Purn) Ismail Bolong mencabut testimoninya dalam video yang beredar yang menyebut Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menerima setoran uang Rp6 miliar darinya.

Uang setoran untuk Kabareskrim itu terkait bisnis batu bara ilegal di Kalimantan yang dijalankan Ismail Bodong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Siapa sosok Ismail Bolong yang membuat heboh publik karena menyebut Kabareskrim terkait tambang batu bara ilegal?

Informasi tentang Ismail Bolong tersebar dari pengakuannya dalam video yang beredar luas di internet, Minggu (6/11/2022) lalu.

Baca Juga: Kasus Ismail Bolong, Kapolri Didesak Nonaktifkan Kabareskrim Komjen Agus

Ismail Bolong adalah mantan anggota polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu).

Sebelum pensiun akibat kasus yang menyeret Kabareskrim itu, dia bertugas di Satuan Intelijen Keamanan (Satintelkam) Polresta Samarinda, Kalimantan Timur.

“Nama saya Ismail Bolong, pangkat Aiptu. Saat ini saya bertugas di Satintelkam Polresta Samarinda,” kata Ismail Bolong dalam video yang beredar.

Baca Juga: Klarifikasi Ismail Bolong, Ditekan Brigjen Hendra soal Setoran ke Kabareskrim

Ismail Bolong yang berusia 56 tahun mengaku kini telah pensiun. Ia mengajukan pensiun dini pada April 2022 setelah dirinya membikin testimoni terkait Kabareskrim pada Februari 2022.

“Setelah kejadian itu saya berpikir sebaiknya saya pensiun dini. Saya ajukan April 2022 dan disetujui Juli 2022,” katanya.

Pengakuan Ismail Bolong ini selaras dengan pernyataan Menko Polhukam Mahfud Md.

Baca Juga: Kabareskrim Dikaitkan Tambang Ilegal, Dituding Terima Setoran di Ruang Kerja

Mahfud mengatakan, pada Juni 2022 Ismail Bolong mengajukan pensiun dan resmi purna tugas pada 1 Juli 2022.

“Sudah dibantah sendiri oleh Ismail Bolong. Katanya sih waktu membuatnya Februari 2022 atas tekanan Hendra Kurniawan. Kemudian Juni dia minta pensiun dini dan dinyatakan pensiun per 1 Juli 2022,” kata Mahfud kepada wartawan.

Meralat

Sebelumnya diberitakan, Ismail Bolong meralat pernyataannya soal Kabareskrim Komjen Pol Agus Adrianto menerima setoran dana dari tambang ilegal di Kalimantan senilai Rp6 miliar.

Menurut Ismail, video itu dibuat pada Februari 2022 di bawah tekanan Karo Paminal Propam Polri (saat itu) Brigjen Pol Hendra Kurniawan.

Sebagaimana diketahui, Hendra Kurniawan adalah orang kepercayaan eks Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Keduanya kini menjadi terdakwa kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Baca Juga: Mantan Polisi Ismail Bolong: Kabareskrim Terima Setoran Tambang Ilegal Rp6 M

Jika benar video Ismail Bolong yang kini viral itu dibuat pada Februari 2022, berarti hal itu terjadi jauh sebelum Brigadir Yosua tewas terbunuh.

Bismillahirahmanirahim. Assalamualaikum. Nama saya Ismail Bolong. Saya saat ini sudah pensiun dini dari Polri aktif mulai bulan Juli 2022. Perkenankan saya memohon maaf kepada Kabareskrim atas berita viral yang saat ini beredar. Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar. Saya pastikan berita itu tidak benar. Saya tidak kenal (Kabareskrim),” ujar Ismail Bolong dalam video klarifikasi yang beredar luas dan dikutip Solopos.com, Senin (7/11/2022).

Ismail Bolong yang pensiun dini pada Juli 2022 menambahkan, pada bulan Februari 2022 dirinya yang saat itu anggota Polresta Samarinda, Polda Kalimantan Timur didatangi Tim Propam Mabes Polri.

Baca Juga: Kaget Istri Jadi Saksi, Suami Minta Susi ART Sambo Berkata Jujur

Tim Propam yang dipimpin Karo Paminal Brigjen Pol Hendra Kurniawan menginterogasi Ismail Bolong terkait bisnis tambang ilegal yang melibatkannya.

“Pada bulan Februari 2022 datang Paminal dari Mabes Polri, memeriksa saya untuk memberi testimoni kepada Kabareskrim, dengan penuh tekanan dari Brigjen Hendra. Awalnya saya komunikasi melalui HP dengan anggota Paminal, dia mengancam akan melapor ke Jakarta kalau enggak mau melakukan testimoni,” ujar Ismail Bolong.

Tanpa menyebut tanggal dan hari, Ismail bertutur, interogasi itu terjadi di Mapolda Kalimantan Timur mulai pukul 22.00 WIB hingga dini hari pukul 02.00 WIB.

Baca Juga: Ayah Brigadir Yosua: Ferdy Sambo Tak Berubah, Masih Sombong

Setelah itu, ia dibawa ke sebuah hotel di Balikpapan dan interogasi dilanjutkan di salah satu kamar di hotel tersebut.

“Saat itu di Polda mulai pukul 10 malam hingga pukul 2 pagi, habis itu saya gak bisa bicara, tetap diintimidasi Brigjen Hendra. Paminal Mabes akhirnya bawa saya ke hotel yang ada di salah satu Balikpapan,” lanjutnya.

Sesampai di kamar hotel, cerita Ismail Bolong, ia disodori sebuah kertas bertuliskan tangan yang berisi testimoni bahwa Kabareskrim menerima setoran uang dari tambang ilegal yang dilakukannya senilai Rp6 miliar.

Testimoni Ismail Bolong soal Kabareskrim itu direkam menggunakan handphone milik salah satu anak buah Hendra Kurniawan.

Baca Juga: Hari ke Hari Rekayasa Kematian Brigadir Yosua atas Perintah Ferdy Sambo

“Sampai di hotel sudah disodorkan untuk membacakan teks testimoni itu. Ada kertas sudah ditulis tangan sama Paminal Mabes, dan direkam melalui HP,” katanya.

Ismail menegaskan apa yang disampaikannya dalam video yang kini viral itu tidak benar. Apa yang dilakukannya saat itu di bawah tekanan Tim Paminal Propam di bawah kendali Brigjen Pol Hendra Kurniawan.

“Dalam hal ini saya klarifikasi bahwa saya tidak pernah memberikan uang kepada Kabareskrim, apalagi pernah ketemu Kabareskrim,” tandasnya.

Usut Tuntas Kabareskrim

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mendesak Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas dugaan setoran dana tambang ilegal kepada Kabareskrim.

Baca Juga: Kebohongan Ferdy Sambo Terkuak Lagi, Tak Tes Swab saat Yosua Dibunuh

“Kapolri harus secepatnya melakukan langkah-langkah strategis mengusut kasus ini secara transparan dan segera menon-aktifkan pejabat yang terlibat agar tak ada konflik kepentingan dalam melakukan penyelidikan,” kata Bambang, kepada Antara, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya