SOLOPOS.COM - Fery Wisnu Saputro. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sejumlah video yang diunggah di Instagram tentang seorang pria bersama kakak perempuannya yang berkebutuhan khusus mencuri perhatian warganet beberapa hari terakhir. Unggahan video di akun IG @ferywisnu21 tersebut hingga kini telah ditayangkan lebih dari satu juta kali dan disukai puluhan ribu akun.

Sosok pria dalam video itu adalah Fery Wisnu Saputro, 31, asal Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, dan kakak perempuannya bernama Puji Rahayu. Dijumpai Solopos.com di Universitas Duta Bangsa, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Selasa (10/5/2022), Fery mengaku tidak menargetkan membuat konten khusus di media sosial, melainkan hanya sesuai dengan keinginannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menyebut ketika konten yang diunggahnya menghasilkan cuan, uang tersebut diberikan kepada kakaknya untuk membeli popok dan kebutuhan lainnya.

“Kalau dibilang bisa membeli popok sendiri ya bisa, tetapi untuk menambah motivasi untuk orang tua dan kakak sendiri. Walaupun tidak bisa beraktivitas normal, tetapi [kakak] bisa menghasilkan sendiri. Keterbatasan bukan menjadi halangan. Dulu sempat kakak menggambar dan laku satu juta, saya tanya ke orang tua boleh tidak di-share. Katanya boleh dan hasilnya saya kembalikan lagi untuk kakak,” jelasnya.

Menurut Fery, kakaknya mengidap syaraf terjepit sejak usia dua tahun. Menurutnya, saat itu sang kakak tidak dibawa ke rumah sakit dengan segera sehingga saat dibawa ke rumah sakit sudah dinyatakan terlambat. Dia menyebut kakaknya sempat koma selama tiga bulan.

Baca juga: Bagikan Video Bareng Kakak, Pria Asal Gatak Sukoharjo Viral di Medsos

Dia menjelaskan kondisi tersebut mengakibatkan kakaknya tidak bisa beraktivitas dengan mandiri hingga kini. Aktivitas pribadi sang kakak seperti makan BAB dan lainnya harus dibantu olehnya dengan orang tua. Padahal upaya pengobatan juga sudah dilakukan hingga habis ratusan juta rupiah.

Fery menyebut video dengan kakaknya dibagikan karena dia tidak merasa malu memiliki kakak dengan kebutuhan khusus. Justru, dia ingin membagikan kebersamaan dengan keluarganya.

“Untuk orang yang menonton maupun membaca [saya ingin mengucapkan] sayangi keluarga kamu karena keluarga segalanya. Jangan seratus persen untuk tempat kerja. Kalau sudah tidak produktif kantor bisa mencari orang dengan cepat, kalau keluarga tidak. Jadi prioritaskan keluargamu,” urainya.

Terkait pribadinya, Fery mengaku selama menempuh pendidikan hingga jenjang S2 selalu mendapatkan beasiswa. Dia meraih gelar Cumlaude dengan IPK 4,0 dalam pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada, jurusan Magister Teknik Sistem.

Baca juga: Viral Kisah Layangan Putus Versi ASN Ogan Komering Ilir

Lebih lanjut, pria lulusan Sarjana Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta itu menyatakan sudah melakoni sejumlah pekerjaan sebelum memutuskan melepas karier demi keluarga.

“Saya dulu di Jakarta lama, bekerja di sana. Saya harus mengubur karier saya untuk orang tua saya termasuk kakak saya. Karena orang tua di Solo [Trangsan, Gatak, Sukoharjo] saya harus resign. Karena orang tua sendiri dan harus merawat kakak padahal orang tua sakit. Akhirnya saya pulang,” jelas pria yang juga atlet bulu tangkis itu.

Fery menyebut dirinya pernah bekerja sebagai AR Management Head PT Astra selama tiga tahun sejak 2015-2018. “Saat bekerja di Astra dengan gaji yang tidak kecil, kalau teman-teman yang lain bisa ke luar negeri, saya untuk bayar utang, pengobatan kakak dan lainnya,” katanya.

Pulang ke Kampung Halaman

Setelah memutuskan pulang ke kampung halaman, dia mendapatkan pekerjaan sebagai manajer termuda di Sri Rejeki Isman (Sritex Group). Tetapi dengan pekerjaannya itu dia mengaku banyak waktunya dihabiskan untuk bekerja. Walaupun menurutnya, pihak Sritex sudah memberikan banyak kelonggaran untuknya.

Tak hanya menjadi manajer, Fery juga didaulat menjadi model hingga sempat menjadi brand ambassador Toko Sritex. Namun pada akhirnya dia memilih mengakhiri kariernya di Sritex pada Oktober 2021 setelah menimbang kebutuhan waktu yang diperlukan untuk keluarganya.

“Ketika orang tua sakit ingin melihat saya menjadi dosen. Akhirnya saya memutuskan meninggalkan karier saya yang kalau dipikir sayang sekali. Jadi dosen dengan income yang lebih kecil dibandingkan dengan di Sritex. Tetapi rezeki menurut saya tidak hanya materi. Seperti bisa merawat orang tua, bisa melihat ortu senang. Keluarga bahagia, merupakan salah satu part of kebahagiaan tersendiri,” jelasnya. Tapi dia mengaku materi tetap diperlukan.

Baca juga: Jadi Viral, Berapa Biaya Pasang Baliho Ajakan Nikah di Klaten?

Pada kesempatan itu, Fery curhat sering mengalami kegagalan dalam percintaan. Dia menyebut beberapa wanita yang dekat dengannya memilih mundur karena tidak bisa menerima keluarganya.

“Kalau menerima saya ya harus menerima keluarga saya. Kalaupun nanti tidak ada yang mau menerima kakak saya, saya siap hidup berdua dengan kakak saya. Tapi saya yakin Tuhan sudah menyiapkan calon [istri] yang sesuai dan mau menerima keluarga saya,” katanya.

Dia berharap ke depan bisa membuat orang tuanya menjadi lebih bangga dan juga ingin membuat kakaknya merasa nyaman. Sebab menurutnya kemungkinan sembuh untuk kakaknya sangat kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya