SOLOPOS.COM - Ilustrasi ruang terbuka hijau (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR –Pelaksanaan Sosialisai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alun-Alun Kota di rumah dinas (Rumdin) bupati Karanganyar, Selasa (14/10/2014) berakhir ricuh.

Gara-garanya, pedagang kaki lima (PKL) Pasar Jumat melawan perintah Bupati Karanganyar, Juliyatmono agar tidak menggeser Pasar Jumat menjadi Pasar Minggu tanpa batasan waktu yang tidak jelas.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Berdasarkan pantauan solopos pelaksanaan Sosialisasi RTH Alun-Alun yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut awalnya berlangsung kondusif. Sosialisasi tersebut menindaklanjuti rapat bersama PKL tentang pembangunan citywalk di sekitar alun-alun tanggal 7 Oktober 2014.
Berdasarkan rapat bersama tersebut, para PKL di alun-alun hingga kompleks perkantoran Cangakan diminta menghentikan aktivitasnya mulai Jumat (17/10). Penutupan PKL tersebut berlangsung hingga ketentuan lebih lanjut di waktu mendatang.

Dalam sambutannya, Juliyatmono mengatakan sosialisasi kali ini terkait dengan penataan wilayah di sekitar alun-alun. Nantinya, alun-alun akan dilengkapi citywalk, lampu kota dan lain sebagainya untuk mendukung kenyamanan warga.

“Saya berharap, mulai Jumat besok tidak ada lagi Pasar Jumat [selama pembangunan citywalk]. Para PKL Pasar Jumat silakan menjalankan aktivitasnya saat hari Minggu,” kata Juliyatmono, di sela-sela sosialisasi.

Mendengar hal tersebut, para PKL Pasar Jumat langsung bereaksi. Semula, mereka menyampaikan aspirasi secara tertib. Salah satu perwakilan PKL, Rahman meminta keberadaan Pasar Jumat tetap dipertahankan setelah pembangunan citywalk.

Hal senada dijelaskan perwakilan PKL lainnya, Muhammad R. Para PKL Pasar Jumat enggan beroperasi saat hari Minggu, yakni saat car free day (CFD) tanpa batasan waktu yang jelas.

Saat sosialisasi RTH ditutup sekitar pukul 10.15 WIB, sejumlah PKL Pasar Jumat langsung mengerebungi Juliyatmono di podium. Pada kesempatan itu, para PKL bersitegang dengan Juliyatmono.

Pokok pembahasannya, yakni para PKL Pasar Jumat meminta Juliyatmono tak memindah Pasar Jumat menjadi Pasar Minggu. Beruntung, aksi para PKL yang mengerubungi Juliyatmono itu diredam oleh anggota Satpol PP Karanganyar. Hingga akhirnya, para PKL dipersilakan pulang ke rumah masing-masing.

“Secara prinsip, kami sangat mendukung program bupati untuk menata wilayah di alun-alun. Tapi, jangan sampai menggeser Pasar jumat menjadi Pasar Minggu. Itu yang kami tak setuju. Soalnya, pergeseran Pasar Jumat ke Pasar Minggu itu tak disebutkan secara jelas sampai kapan. Jadi, kami waswas kalau hal ini berlangsung secara berkelanjutan,” katanya.

Menyikapi masalah tersebut, salah satu anggota Satpol PP Karanganyar, Budda, mengatakan jadwal Pasar Jumat agar diatur kembali di waktu mendatang.

“Kalau kondisinya saur manuk seperti ini [tak terarah arah pembicaraanya], tak akan rampung. Mengenai pergeseran Pasar Jumat ke Pasar Minggu sampai kapan? Nanti dibahas lebih lanjut lagi,” katanya sembari meminta para PKL meninggalkan Rumdin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya