SOLOPOS.COM - Ilustrasi taksi (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, JOGJA-Para sopir taksi  menyayangkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY yang mengizinkan adanya tambahan armada taksi reguler untuk beroperasi di DIY. Mereka menilai penambahan jumlah taksi akan berdampak pada pendapatan sopir taksi. Penambahan armada taksi reguler sudah mulai didistribusikan ke masing-masing operator perusahaan taksi sebanyak 200 unit, sejak Agustus 2014.

“Belum saatnya menambah jumlah taksi, taksi yang ada sekarang aja sudah banyak,” kata kata Ketua Paguyuban Taksi Primkopad-Primkopol, Sutiman, saat ditemui Harianjogja.com, ketika sedang mangkal di depan The Hotel Phoenix, Jalan Jenderal Sudirman, Jogja, Kamis (11/9/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Sutiman, jumlah taksi yang resmi beroperasi selama 24 jam di DIY saat ini sebanyak 800 unit. Jumlah itu tidak beroperasi semua jika pada bulan-bulan sepi seperti bulan puasa dan bulan syura. Belum lagi merebaknya taksi tidak resmi berplat hitam yang disediakan pengelola rental mulai merambah hotel-hotel.

Hal yang sama juga diungkapkan Ananto, sopir taksi dari perusahaan Pamungkas Taksi. Menurut dia, pemerintah kurang tegas menertibkan taksi tidak resmi. Saat ini, kata dia, banyak hotel yang sudah kerjasama dengan rental-rental kendaraan untuk antar jemput tamu hotel dengan alasan ongkos lebih murah.

Padahal, kata dia, ongkos taksi lebih mahal karena sopir dibebani biaya setor kepada perusahaan sebanyak Rp170.000 per hari,  belum termasuk biaya bensin.

“Sebaiknya pemerintah menertibkan kendaraan rental yang menjadi taksi bodong,” tukas Ananto.

Sementara Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY Agus Ardianto saat dihubungi tidak mengerti ada keluhan sopir taksi soal tambahan armada. Menurut dia, rencana penambahan armada taksi sudah lama diwacanakan. Hal itu, kata dia, setelah melihat perkembangan ekonomi dan pembangunan wilayah DIY, maka butuh armada yang cukup untuk melayani wisatawan.

“Tambahan armada sudah didistribusikan mulai bulan kemarin,” kata dia.

Agus menambahkan, jumlah armada taksi reguler yang ada saat ini 800 unit. jumlah tersebut tidak berubah sejak tahun 1995 lalu. Padahal, kata dia, perkembangan hotel di jogja cukup banyak, pusat perbelanjaan berkembang, dan  wisatawan yang datang ke jogja kian hari kian meningkat sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan.

“Jangan sampai wisatawan menunggu taksi terlalu lama bisa kecewa,” ucap Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya