SOLOPOS.COM - Tumpukan ban bekas di sekitar Bukit Bego, Kedungbuweng, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Selasa (8/2/2022). Ban-ban bekas tersebut akan dipasang di sepanjang tebing Bukit Bego untuk mengurangi fatalitas jika terjadi kecelakaan mengingat kawasan tersebut selama ini rawan kecelakaan. (Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Solopos.com, YOGYAKARTA — Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan sejumlah solusi jangka pendek dan panjang penanganan jalur wisata rawan kecelakaan di sekitar Bukit Bego, Bantul.

Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ni Made Dwipanti, menjelaskan evaluasi jalur kawasan wisata di Jalan Mangunan-Imogiri masih dilakukan melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas PUP-ESDM DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah rekomendasi masuk, di antara memperbanyak rambu lalu lintas. Sebetulnya, kata dia, rambu lalu lintas sudah ada di sejumlah titik kawasan tersebut.

Baca Juga : KNKT Soal Laka Bus di Bantul, Jangan Lakukan Hal Ini di Jalan Menurun!

Namun, Ni Made menyebut perlu ditambah dan diletakkan sebelum tanjakan. Hal itu untuk mengingatkan sopir bahwa jalur yang dilalui menanjak dan rawan kecelakaan.

Tidak hanya rambu-rambu, ke depan akan ditambah peringatan kondisi geografis jalan untuk memperingatkan pengendara yang belum pernah melintas. Pemasangan rambu dan tulisan peringatan ini menjadi salah satu pilihan solusi jangka pendek.

“Memang rekomendasi ke kami itu terkait perlu banyak informasi rambu, khususnya jalur menurun atau tanjakan. Kalau dari bawah harus diperingatkan sejak dari bawah bahwa jalur ini menanjak, rawan. Sebenarnya sudah ada tetapi perlu ditambah, tidak hanya rambu tetapi juga tulisan peringatan,” katanya Rabu (9/3/2022).

Baca Juga : Buntut Laka Maut Bantul, Dishub akan Bikin Jalur Darurat di Bukit Bego

Solusi jangka panjang terkait kemungkinan titik transfer poin untuk bus besar. Hal ini bertujuan mengecek bus besar yang akan naik apakah sudah pernah ke lokasi tersebut. Tetapi, lanjutnya, pilihan itu membutuhkan kajian.

“Kami akan melihat, ketika bicara pembatasan maka perlu disediakan titik transfernya. Mungkin dari luar pakai bus besar. Mau ke sana [melewati Bukit Bego Bantul] kan perlu diinventarisasi bersama di titik transfer poin. Pengendara harus tahu kondisi medan,” ujarnya.

Pembuatan jalur penyelamatan atau darurat juga menjadi salah satu solusi jangka panjang. Ia menyebut pilihan itu masuk dalam kajian Dishub DIY.

Baca Juga : Lokasi Laka Bus di Bantul Akan Dipasangi 1.000 Ban Bekas, Ini Fungsinya

Ni Made menjelaskan alasan Dishub DIY membutuhkan kajian karena pada titik rawan kecelakaan di dekat Bukit Bego Bantul tidak banyak ruang untuk membangun jalur penyelamatan atau jalur darurat.

“Terkait jalur penyelamat, kami akan melihat situasi. Kalau kemarin yang [di TKP] dari atas sebelah kiri itu jurang. Enggak mungkin [dibangun di titik tersebut]. Maka kami belum bisa ambil keputusan, dalam arti mau seperti apa. Ini masih kami analisis bersama,” ungkapnya.

“Mungkin [pembuatan jalur penyelamatan] tidak hanya itu [Bukit Bego]. Termasuk, jalan wisata rawan kecelakaan. Memang lokasinya dominan di Bantul, tetapi tidak menutup kemungkinan melihat lokasi lain, seperti Sleman dan Gunungkidul,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya