SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (14/6/2022).

Solopos.com, SOLO — Kendaraan berat masih melintasi simpang Joglo dan mengakibatkan kemacetan. Padahal jalur itu menyempit seiring pekerjaan relokasi drainase rel selama 7-15 Juni 2022 dan berlanjut hingga Juli mendatang.

Sesuai rencana, penutupan perlintasan sisi utara simpang Joglo dilakukan pada 12-13 Juni 2022 dan berlanjut di sisi selatan pada 14-15 Juni 2022. Hingga Senin (13/6/2022), kendaraan berukuran besar seperti truk dan bus masih terus melintas di simpang Joglo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal, kendaraan besar dan berat diarahkan untuk masuk ke tol. Masuknya kendaraan berat membuat kemacetan tepat di tikungan menuju lokasi rel perlintasan joglo. Beberapa truk kesulitan untuk berbelok ditambah lajur kendaraan yang menyempit membuat situasi kemacetan tak terhindarkan.

Penyempitan jalan di simpang Joglo disebabkan pemasangan box culvert. Meskipun dilakukan pada malam hari, pekerjaan tersebut membutuhkan water barrier atau pembatas guna memberikan ruang untuk pengerjaan. Tahap proyek ini memakan badan jalan selebar 2 meter.

Dengan demikian, badan jalan di sisi utara simpang Joglo hanya tersisa 4 meter untuk dilewati kendaraan dari dua jalur JI. Ki Mangun Sarkoro dan Jl. Kapten Piere Tendean. Berdasarkan manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL), kendaraan berat seharusnya sudah dialihkan melewati jalan tol.

Pengalihan arus dilakukan selama pengerjaan relokasi saluran box culvert dan detour track kereta layang di simpang Joglo. Para pengguna truk mengaku menyadari pemberlakuan larangan untuk melewati simpang Joglo. Akan tetapi, mereka masih nekat melintas karena jarak tempuh yang lebih pendek ke lokasi tujuan.

Baca juga: Penutupan Simpang Joglo Solo: Kendaraan Berat Nekat Lewat Bikin Macet

Selain itu, mereka enggan mengeluarkan biaya ekstra untuk melewati jalan tol meskipun lebih cepat. Mulyono adalah salah satunya. Sopir truk pengangkut barang yang sedang menuju kawasan Jebres, Senin, itu, mengaku sudah mengetahui larangan kendaraan berat melintasi simpang Joglo.

Tetapi, dia beralasan tidak memiliki akses selain simpang Joglo. “Terpaksa lewat sini, soalnya gudangnya di Jebres, kalau lewat tol atau akses jalan memutar, kejauhan. Apalagi nanti ada ongkos tambahan juga kalau tidak lewat sini,” ucapnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (14/6/2022).

Obat Menipis, Vaksinasi Dimulai

JAKARTA — Lebih dari 150.000 ekor hewan ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) berdasarkan data resmi pemerintah. Pemberian vaksin dimulai hari ini, sementara stok obat-obatan dan disinfektan sudah menipis.

Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan hingga Senin (13/6/2022) pukul 12.00 WIB, jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 150.630 ekor. Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri dalam konferensi pers Update Perkembangan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia.

“Jumlah hewan sakit sebanyak 150.630 ekor, jumlah hewan yang sembuh sebanyak 39.887 ekor. Jumlah hewan potong bersyarat sebanyak 893 ekor, sementara jumlah hewan mati sebanyak 695 ekor,” tutur Kuntoro dalam konferensi pers, Senin.

Baca juga: Disnakkan Sragen Terus Edukasi Peternak Cegah PMK

Sedangkan pada Senin malam pukul 20.15 WIB, jumlah akumulasi kasus sudah bertambah lagi mencapai 151.541 ekor. Dari jumlah itu, baru 40.707 ekor yang sudah sembuh, 895 ekor lainnya dipotong bersyarat, dan 698 lainnya mati. Dengan demikian, kasus aktif mencapai 109.241 ekor.

Kementan mencatat kasus tersebut berasal dari 18 provinsi dan 180 kabupaten yang telah positif PMK. Kementan menghimpun data melalui aplikasi siagapmk.id yang bersumber dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (Isikhnas).

Data itu dilengkapi laporan dari pemerintah daerah terkait pekembangan PMK di Indonesia. Kementan berencana mengimpor 3 juta vaksin darurat. Tahap pertama vaksin telah tiba pada Minggu (12/6/2022) melalui Bandara Soekarno-Hatta. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (14/6/2022).

Mandek di Persoalan Lahan

SOLO — Rencana penambahan sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Pasar Kliwon untuk sementara ini mandek. Penyebabnya, kebutuhan dan luasan lahan yanq tersedia belum sesuai. Hingga penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, belum memiliki SMAN maupun SMKN.

Sebenarnya Pemkot Solo sudah mengusulkan lahan untuk SMAN di Kecamatan Pasar Kliwon, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari Pemerintah Provinsi. Camat Pasar Kliwon, Ahmad Khoironi, mengungkapkan usulan pembangunan SMAN maupun SMKN sudah berkali-kali diajukan.

Baca juga: Camat Pasar Kliwon Solo: Lahan Untuk SMA Negeri Sudah Tersedia, Tapi…

“Kami sudah mengajukan usulan, lewat musrenbangcam sudah kami sampaikan. Di musrenbangkot juga beberapa kali disampaikan tokoh-tokoh karena setiap sistem zonasi diterapkan, kami yang di Pasar Kliwon memang agak susah. Banyak siswa yang malah diterima di SMAN Mojolaban [Kabupaten Sukoharjo],” kata dia saat ditemui Solopos di Kantor Kecamatan Pasar Kliwon, Senin (13/6/2022).

Usulan pembangunan SMAN atau SMKN di Pasar Kliwon menurut rencana di HP001, Kelurahan Mojo. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Selasa (14/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya