SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Sabtu-Minggu (7-8/1/2023).

Solopos.com, SOLO — Upaya revitalisasi Keraton Solo terus bergerak dan kini menunggu presentasi master plan atau grand design revitalisasi. Penyiapan dan presentasi master plan itu bakal dipaparkan di hadapan pemerintah oleh tim kecil yang bakal dibentuk.

Anggota tim kecil itu terdiri atas keluarga Keraton Solo, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan pemerintah pusat. Pembentukan tim kecil merupakan hasil rekonsiliasi atau perdamaian antara pihak-pihak yang bertikai di Keraton Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pertemuan itu difasilitasi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di Loji Gandrung pada Selasa (3/1/2023). Tim kecil itu bertugas mendata bangunan di kompleks Keraton Solo yang harus dibenahi.

Putri Paku Buwono (PB) XII, G.K.R. Wandansari atau yang akrab disapa Mbak Moeng mengatakan selama ini sudah ada master plan yang disusun Keraton Solo bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UG.M) pada era 1980-an. “Tinggal nanti tim yang dibentuk memprioritaskan yang mana. Bisa jadi nanti hitungan secara teknis pasti berbeda,” kata dia, saat berbincang dengan Espos, Jumat (6/1/2023).

Ekspedisi Mudik 2024

Mbak Moeng menyebut master plan itu belum dipresentasikan dihadapan Pemkot Solo. Master plan itu masih di Keraton Solo. Bila tim kecil telah terbentuk maka master plan itu bakal dipaparkan secara detail kepada pemerintah.

Sehingga, ada evaluasi jika ada kekurangan atau hal-hal teknis lainnya yang erat hubungannya dengan revitalisasi Keraton Solo. Apalagi master plan itu disusun sekitar 40 tahun yang lalu.

“Ya enggak masalah jika ada revisi. Biar dicocokkan dengan hasil kajian teknis seperti apa. Kalau bicara teknis harus berdasarkan kajian-kajian,” ujar dia. Lebih jauh, Mbak Moeng menyampaikan kompleks Keraton Solo merupakan benda cagar budaya yang berusia ratusan tahun. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Sabtu-Minggu (7-8/1/2023).

Semangat! 2023 Tak Sesuram Bayangan

SOLO — Beberapa lembaga internasional Betroth mates, someone and (IMF), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Asian Development Bank (ADB) hingga Bank Dunia telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023. Mereka menyebut potensi resesi global di depan mata.

Namun bagi Indonesia, menurut sejumlah pengamat, kondisi perekonomian tak akan seseram itu. Dilansir Bisnis.com, OECD menyebutkan pertumbuhan ekonomi global menghadapi tantangan berat karena inflasi yang terus meningkat, melemahnya kepercayaan konsumen, dan ketidakpastian yang semakin tinggi.

OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2,2% pada 2023. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 2,7% tahun ini, melambat dari 3,2% pada 2022. Namun, Indonesia dinilai punya fondasi ekonomi kuat sehingga mampu menghadapi risiko dengan baik.

Dengan proyeksi tersebut, guru besar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Irwan Trinugroho, mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir berlebih sebab Indonesia cukup punya fundamen ekonomi yang baik.

Salah satunya yakni besarnya porsi konsumsi domestik di produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Pada 2019 hingga 2021, rata-rata kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB adalah 56,2% dengan perincian 56,63% pada 2019 naik menjadi 57,65% pada 2020, dan turun menjadi 54,42% pada 2021. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Sabtu-Minggu (7-8/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya