Solopos.com, SOLO--Koran Solopos hari ini edisi Sabtu (17/10/2020) mengulas tentang menekan angka kematian akibat Covid-19.
Sukoharjo menjadi daerah di Soloraya yang kini berstatus zona merah pekan ini. Meski demikian, bukan berarti daerah-daerah lain berada dalam kondisi lebih baik, setidaknya jika dilihat dari rasio kematian dan pelacakan kasus.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Edukasi Cegah Covid-19, Dosen ISI Kolaborasi Bikin Tembang Dolanan dan Buku
Status Sukoharjo sebagai zona berisiko tinggi dipengaruhi tingginya angka kematian pasien Covid-19.
Selengkapnya baca E-paper Solopos.
Slamet Melawan Corona di Usia Senja
Slamet Hadi Santoso, demikian nama lengkapnya, menghabiskan hari-hari di kamar kecil dekat dapur dan kamar mandi rumahnya sejak dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19, akhir April lalu.
Setelah menjalani karantina dan perawatan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, lelaki 75 tahun tersebut diperbolehkan pulang, 1 Mei lalu. Dia membuat kamar di bagian rumah itu agar mudah menjangkau kamar mandi sehingga tak perlu banyak tenaga untuk berjalan saat ingin kencing, buang air besar, atau mandi. Maklum saja, sejak sembuh dari Covid-19 sesak napasnya makin menjadi. Beraktivitas sedikit saja membuat napasnya berat dan badan lemas.
Penting! Perhatikan Hal-Hal Berikut Agar Tidak Salah Saat Menggunakan Hand Sanitizer
Sejak saat itu pula Slamet akrab dengan sepi. Sangat jarang ada warga yang datang ke rumahnya di Dusun Kadipaten RT 003/RW 002, Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Namun, Slamet merasa sudah terbiasa menjalani hari-hari seperti itu karena dia hidup sendirian di rumah karena sudah tak bersama istrinya sejak sangat lama. Empat anaknya berada di luar kota, seperti Karanganyar dan Jakarta.
Slamet sangat bersyukur hingga Jumat (16/10/2020), Tuhan masih memberinya kehidupan. Saat menjalani karantina dan perawatan di RSUD tak ada hal lain yang dia lakukan selain memasrahkan diri kepada Tuhan. Bahkan dia sudah siap menghadapi apa pun yang terjadi dengannya. Sampai sekarang dia tetap berpasrah seraya terus beribadah, berdoa, dan tak memikirkan banyak hal agar pikiran selalu senang
Selengkapnya baca E-paper Solopos.
Tribune VVIP Lengkapi Kemegahan Edutorium UMS
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada 2020 ini menapaki usianya yang ke-62. Kampus yang berpusat di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo ini pun menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memeriahkan hari jadi.
Mulai dari penanaman pohon, kerja bakti civitas akademika yang dilakukan secara berkelanjutan 16-23 Oktober di sekitar gedung Edutorium UMS, hingga lomba fotografi.Puncak acara peringatan HUT UMS rencananya juga menggunakan gedung Edutorium yang kini sudah hampir selesai pembangunannya.
Seperti apa gedung yang berlokasi di sisi selatan Jl Adisucipto, Solo ini? Pantauan Espos, Jumat (16/10/2020) gedung berwarna dominan putih ini tampak megah. Hampir semua bagian luar gedung tersebut sudah terlihat sempurna pembangunannya. Artinya, sudah tidak ada lagi bagian yang bolong/belum tertutup dinding.
Lebih dekat menuju gedung yang menghadap ke utara ini, pengunjung yang masuk lewat pintu utama dari Jl Adisucipto disambut teras drop off untuk menurunkan penumpang dan menaikkan penumpang dari mobil.
Selengkapnya baca E-paper Solopos.
Klenteng Tien Kok Sie Akhirnya Punya Sertifikat
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menyerahkan sertifikat tanah kepada Klenteng Tien Kok Sie atau yang juga dikenal sebagai Klenteng Pasar Gede, Jumat (16/10/2020) pagi. Penyerahan sertifikat tersebut merupakan momen yang dinanti mengingat pengelola sudah menunggu selama 275 tahun. Rudy, sapaan akrab wali kota, mengatakan kejelasan akan kepemilikan tanah merupakan upaya penting guna menjaga suatu aset.
Ia merasa bersyukur bisa menyerahkan sertifikat tanah tersebut di masa kepemimpinannya. Menurutnya, Pemkot baru kali ini melakukan sertifikasi tanah untuk rumah ibadah.
“Ini hak semua warga, khususnya hak perlindungan terhadap umat beragama, cagar budaya, dan aset negara," kata dia, saat memberikan sambutan penyerahan sertifikat. Rudy mengaku lega akhirnya Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang digunakan sebagai tempat sembahyang Tri Dharma (Taoisme, Konghucu, dan Budha) itu memiliki kejelasan.
Selengkapnya baca E-paper Solopos.