SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (2/2/2023).

Solopos.com, SOLO — Setelah hampir sepekan dibuka, Solo Safari atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) masih menuai banyak keluhan dari pengunjung. Hal ini pun diakui oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Akeh [banyak] komplain iki, gak apa-apa. Namanya tempat baru ada masa-masa habituasi, penyesuaian, kadang-kadang hewan masih malu-malu,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (1/2/2023). Menurut dia, kebun binatang baru mulai bagus satu dua bulan setelah pembukaan. Dia menyebut pembukaan Solo Safari tergolong mepet.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Wali Kota Solo menjelaskan banyak pengunjung yang menyampaikan sejumlah permintaan untuk Solo Safari. Salah satunya menambah koleksi satwa. “Kemarin kami request binatang baru. Ya ditunggu wae,” jelasnya. Dia mengatakan Pemkot Solo mengusahakan tambahan koleksi satwa Solo Safari sebelum libur Lebaran 2023. Keluhan itu antara lain disampaikan melalui kanal pengaduan Pemkot Solo.

Salah satunya Puput Indrayatno yang mengadu melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS). Puput mengungkapkan dirinya berkunjung dan menghabiskan Rp420.000 untuk tiket masuk dengan keluarga, Sabtu (28/1/2023). Dia menjelaskan merasa kecele dengan fasilitas serta koleksi satwa Solo Safari. Total waktu tempuh menyelesaikan rute sema wahana sekitar 45 menit.

“Menurut saya tidak worth it [layak] Rp420.000 untuk enam orang,” tulisnya. Sementara salah satu pengunjung, Isti Nur Janah, 45, datang bersama lima anggota keluarganya dari Semarang, Minggu (30/1/2023) siang. Dia mengaku penasaran dengan kabar Presiden Jokowi bersama keluarganya meninjau langsung sebelum pembukaan Solo Safari, Senin (23/1/2023).

Dia mengatakan koleksi satwa yang masih sedikit kurang menjadi daya tarik. “Harusnya ada masa sosialisasi, jangan pasang tarif dulu. Kalau penataan belum bagus bikin kecewa,” lanjutnya. Selain koleksi satwa, Isti memberikan saran supaya fasilitas toilet tidak berbayar. Dan tersedia armada antar jemput yang melayani pengunjung meskipun waktu hujan. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (2/2/2023).

Viaduk Ditutup, Simpang Gilingan dan Ngemplak Bakal Macet Berat

SOLO  — Menjelang penutupan total jalan lintas bawah Gilingan atau yang juga dikenal dengan nama Viaduk Gilingan pertengahan Februari mendatang, masyarakat harus bersiap dengan kemacetan yang makin parah di dua persimpangan utama di sekitarnya yaitu simpang Gilingan dan simpang Ngemplak.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad, Rabu (1/2/2023), menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait untuk rencana penutupan ruas JI. Ahmad Yani di Viaduk Gilingan tersebut. Dalam hal ini, koordinasi proyek di bawah Balai Teknik Perkeretapiaan Kelas I wilayah Jawa Bagian Tengah (BTP Jabagteng).

Diberitakan sebelumnya, Viaduk Gilingan JI. A.Yani, Banjarsari, Solo, kemungkinan akan ditutup total mulai pertengahan Februari 2023 sampai April 2023. Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I wilayah Jawa Bagian Tengah (BTP Jabagteng), Putu Sumariaya menjelaskan sedang mencari tanggal yang pas untuk menutup jalan supaya penutupan jalan tak terlalu lama. Putu mengatakan jalan ditutup untuk menurunkan elevasi Viaduk Gilingan atau agar jalan lintas bawah itu lebih dalam dan lebar.

Dengan begitu bus-bus besar dapat leluasa lewat untuk menuju Masjid Raya Sheikh Zayed serta Islamic Center atau Solo Culture Center. Penutupan jalan dilakukan di ruas antara simpang empat Ngemplak, Banjarsari, dan simpang tiga Gilingan. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (2/2/2023).

Bisnis Basah Sewa Kantor Virtual

JAKARTA — Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (Perjakbi) membidik potensi virtual office (kantor virtual). Bisnis ini muncul dari dua sisi, antara pebisnis yang ingin berhemat dan kreativitas pengusaha jasa kantor agar bangunan yang mereka kelola tidak menganggur di tengah tantangan resesi ekonomi.

Ketua Perjakbi Anthony Leong mengatakan tren virtual office dan serviced office (kantor pribadi) dengan ukuran lebih kecil menjadi solusi bagi para pengusaha yang ingin berefisiensi dari kantornya yang besar ke serviced office yang ukurannya kecil atau bagi startup dan UMKM untuk bekerja dan berkarya.

“Virtual office dan juga layanan serviced office [kantor privat berukuran kecil] menjadi pilihan bagi para pengusaha pemula, startup, dan UMKM, dan menjadi tren saat in serta ke depannya karena cukup fleksibel dalam menggunakan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya dan efisien,” katanya dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Mengutip voffice.co.id yang diakses Senin (30/1/2023), kantor virtual adalah layanan yang biasa dipilih entrepreneur agar punya kantor di lokasi strategis, namun biaya sewa cukup rendah. Pengguna jasa kantor virtual ini biasanya tidak membutuhkan fisik bangunan kantor karena mereka bisa bekeria di mana saja.

Penyedia layanan kantor virtual mempunyai beberapa pilihan paket ruangan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan penyewa, rata-rata memuat 5-10 orang. Selengkapnya di halaman Ekonomi-Bisnis Harian Solopos edisi Kamis (2/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya