SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (29/12/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem hingga 30 Desember 2022. Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan bahwa potensi cuaca ekstrem ini dipicu oleh aktifnya sejumlah fenomena dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia.

Kondisi ini, sambung dia, berpotensi meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah. Bukan itu saja, Guswanto menyebut dinamika atmosfer lainnya yang turut memicu cuaca ekstrem adalah adanva indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, hal tersebut dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di perairan sekitarnya.

Kendati begitu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang,” ujarnya, Rabu (28/12/2022). Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan cuaca ekstrem akan berpeluang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan, dan tanah longsor.

Baca Juga: Ramalan Cuaca BRIN Vs BMKG, Jokowi: Dengarkan Informasi BMKG Saja

BMKG juga menetapkan status siaga risiko bencana untuk sebagian Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan NTT. Sedangkan malam pergantian tahun 2022 ke 2023 di Kota Solo akan diiringi cuaca mendung berawan di malam hari, bahkan diperkirakan oleh BMKG akan terjadi hujan sedang hingga lebat di siang dan sore hari.

Cuaca ini tidak lepas dari kondisi di Jawa Tengah yang berada di tengah-tengah musim hujan. Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, yang memantau cuaca di seluruh Jawa Tengah, Sutikno, saat dihubungi Solopos, Rabu, menjelaskan potensi hujan lebat mengguyur Kota Solo cukup tinggi terutama di siang hingga sore hari. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (29/12/2022).

Karanganyar Pilih Jalan Biasa Ketimbang Tol

KARANGANYAR — Bupati Karanganyar, Juliyatmono, keberatan dengan rencana pem-bangunan jalan tol lingkar luar Kota Solo, yang bakal melewati sejumlah wilayah Ka-ranganyar.

“Sampai sekarang belum ada pembicaraan dengan saya di Karanganyar tentang rencana pembangunan jalan tol di sana karena masih dalam tahap studi kelayakan. Tapi saya tidak setuju dengan konsep jalan tol karena justru akan mematikan ekonomi di sekitarnya,” ujar Yuli, demikian sapaan akrabnya saat ditemui seusai melantik 11 kepala desa baru di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Karanganyar, Rabu (28/12/2022).

Juliyatmono mengatakan wilayah Kebakkramat memiliki potensi besar dikembangkan sebagai lokasi perumahan, selain kawasan industri jika terhubung dengan jalur lingkar timur-selatan Kota Solo.

Baca Juga: Pilih Jalan Lingkar Ketimbang Tol, Bupati Karanganyar: Demi Pengembangan Daerah

“Dengan adanya kawasan industri yang sudah ada [di Kebakkramat], akan lebih berkembang dengan adanya jalan lingkar [bukan jalan tol]. Kan di sekitarnya bisa menjadi tempat hunian perumahan]. Hunian itu memboyong peradaban baru dan simbol ekonomi yang baru. Misalnya satu kawasan ada 1.000 kepala keluarga, akan ada berapa nilai perputaran ekonomi di sana,” ujarnya.

Yuli, mengatakan dalam pengem-bangan perumahan tersebut harus tetap memperhatikan penataan lingkungan hidup, kelestarian alam, dan sumber air. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pembangunan jalan lingkar juga diharapkan bertujuan sebagai pengembangan daerah. Sehingga daerah yang dilintasi jalur tersebut lebih berdaya. Oleh sebab itu, ia menilai perlu adanya diskusi tentang perencanaan tersebut. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (29/12/2022).

Tol Kurangi Kendaraan Berat, Tak Atasi Macet

SOLO — Dampak pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan Kota Solo hanya mengurangi volume kendaraan berat namun tak bisa mengatasi kemacetan lalu lintas. Pemerintah didorong mengoptimalkan bus Batik Solo Trans (BST) yang terintegrasi dengan angkutan umum di setiap halte serta railbus Batara Kresna.

Pernyataan ini disampaikan pengamat transportasi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bambang S. Pujantiyo. Menurut Bambang, tujuan pembangunan jalan tol tidak ada bedanya ketimbang jalan lingkar timur-selatan, yakni mengurangi volume kendaraan berat yang masuk dalam kota.

Baca Juga: Tol Lingkar Luar Solo Disebut Tak Bisa Atasi Macet dalam Kota, Hanya Mengurangi

“Jadi hanya mengurangi kendaraan berat yang masuk ke Kota Solo. Belum bisa mengatasi kemacetan di dalam kota. Ini karena jumlah kendaraan bermotor baik mobil dan sepeda motor terus bertambah setiap tahun,” kata dia saat dihubungi Solopos, Rabu (28/12/2022).

Guna mengatasi kemacetan lalu lintas, pemerintah harus membenahi sistem moda transportasi publik di Solo. Selama ini, layanan transportasi publik di Solo mengandalkan armada BST yang melayani enam koridor ditambah enam koridor lain khusus angkutan pengumpan atau feeder. Namun, belum ada transportasi publik yang terintegrasi di setiap halte bus. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Kamis (29/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya