SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (6/4/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Pengusaha makanan dan minuman bersiap untuk menaikkan harga jual selepas Lebaran tahun ini karena kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11%. Kenaikan harga di depan mata meski tak semua makanan dan minuman terkena PPN.

Pemerintah menetapkan sebagian makanan dan minuman sebagai jenis barang yang tidak dikenai PPN melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 70/PMK.03/2022 tentang Kriteria dan/atau Rincian Makanan dan Minuman, Jasa Kesenian dan Hiburan, Jasa Perhotelan, Jasa Penyediaan Tempat Parkir, serta Jasa Boga Atau Katering, yang “Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai. PMK itu merupakan aturan turunan dari Undang-Undang No. 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (U HPP)”.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Emas Batangan, hingga Listrik Bebas PPN, Ini Penjelasan Dirjen Pajak

Makanan dan minuman yang dimaksud adalah yang, disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya. Selain itu makanan yang dihasilkan pengusaha jasa boga atau katering yang merupakan objek pajak daerah dan retribusi daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah.

Dalam beleid itu, disebutkan bahwa kriteria barang tidak dikenai PPN meliputi makanan dan minuman, baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak. Kemudian, untuk restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya paling sedikit menyediakan layanan penyajian makanan dan/atau minuman berupa penyediaan fasilitas meja, kursi, dan atau peralatan untuk makan dan minum di tempat.

Sementara itu, beberapa makanan dan minuman tetap dikenai PPN. “Makanan dan minuman sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dikenai pajak pertambahan nilai,” bunyi Pasal 4 ayat (5) PM Nomor 70/PMK.03/2022 yang dirilis pada Selasa (5/4/2022). Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (6/4/2022).

Diuji Coba, KRL Solo-Palur Kian Nyata

SOLO — Beroperasinya rute kereta rel listrik (KRL) hingga Stasiun Palur, Karanganyar, tinggal menunggu waktu. Selasa (5/4/2022), rute tersebut mulai diuji coba dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Palur. Uji coba itu dilakukan oleh Direktorat Prasarana Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian, Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, PT KA1 Daop 6 Yogyakarta, dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Area Ill, Albertus Dito, menjelaskan uil coba it merupakan tes commisioning sinkronisasi sarana dan prasarana. “Tadi mulai pukul 08.34 WIB dari Stasiun Balapan Solo sampai Palur,” kata dia melalui sambungan telepon, Selasa siang.

Baca juga: Wah, Jalur KRL Solo – Palur Diuji Coba Lur!

Dia mengatakan tes commisioning sinkronisasi sarana dan prasarana dilakukan dalam tiga trip atau tiga kali perjalanan pergi-pulang. Kecepatan kereta diatur bertahap. Di trip pertama, kecepatan hanya 40 km/jam; lalu di trip kedua 60 km/jam; dan di trip ketiga kecepatan mencapai 90/jam.

“Evaluasinya nanti setelah uji coba, kami evaluasi bersama. Tetapi sejauh ini lancar tidak ada kendala,” ungkapnya. Dia mengatakan tes commisioning sinkronisasi sarana dan prasarana Stasiun Balapan Solo-Stasiun Palur rencananya masih terus dilakukan pada Rabu (6/4/2022) dan pekan depan. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (6/4/2022).

Solo-Karanganyar Mulai Bahas BST

SOLO — Sejumlah kabupaten di sekitar Kota Solo meminta layanan Batik Solo Trans (BST) dikembangkan ke willayah mereka. Salah satunya layanan BST di Terminal Palur yang rutenya diperpanjang sampai Karanganyar. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Yulianto Nugroho, ketika ditemui di Balai Kota Solo, Senin (4/4/2022).

“Kami menyampaikan kepada Kementerian Perhubungan, ada kemungkinan koridor 2, namun ini baru proses perencanaan,” kata Yulianto. Dishub Solo berkomunikasi dengan Dishub Karanganyar mengenai perpanjangan rute koridor 2. Rute itu merupakan Subterminal Kerten sampai Terminal Palur. Dishub Jateng juga sedang menyosialisasikan koridor Solo-Wonogiri yang dilayani Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng.

Baca juga: Asyik, Dishub Solo Jajaki Rute BST Diperpanjang sampai Karanganyar

Yuli masih berkoordinasi dengan PT Bengawan Solo Trans yang mengelola layanan BST. Dishub Solo menunggu laporan mengenai pola perubahan pergerakan penumpang. “Lebaran ini instruksinya jelas, diperbolehkan mudik. Tentunya arus lalu lintas sekitar kota meningkat. Harapan kami layanan BST bisa mengurai kemacetan. Kami berharap warga memanfaatkan layanan gratis,” paparnya.

Ada tren peningkatan jumlah penumpang pada koridor 5 (Terminal Kartasura-Simpang Sidan) yang diresmikan pada akhir tahun lalu. “Yang bagus koridor 5, antusiasme masyarakat sekitar dari wilayah kabupaten lain mendukung itu. Ada tren kenaikan pada koridor 5. Kalau koridor 6 Solo Baru masih bertahap,” paparnya. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Rabu (6/4/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya