SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Senin (30/5/2022).

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meraih predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) ke-12 berturut-turut dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) di Semarang, Jumat (27/5/2022). Laporan keuangan pemerintah daerah lainnya juga mendapatkan predikat serupa.

Penghargaan atas predikat itu diterima langsung oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka; Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, dan Ketua DPRD Solo Budi Prasetyo di Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BPK Provinsi Jateng, Ayub Amali, menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan, Pemkot Solo mendapatkan opini WTP dar BPK Jawa Tengah. Turut hadir dalam acara beberapa perwakilan pemerintah daerah lain. Di antaranya Kabupaten Semarang, Rembang, Pemalang, Banyumas, Temanggung, dan Pekalongan.

Gibran menjelaskan opini tersebut merupakan WTP pertama yang diperoleh di kepemimpinannya sebagai wali kota. Namun, kata dia, tetap ada banyak evaluasi mengenai laporan keuangan.

“W’TP tetap ada temuan-temuan kecil yang perlu diperbaiki dan evaluasi. Tapi sudah kami follow up semua. Tenang, saja,” kata dia saat ditemui Solopos di halaman Pasar Triwindu, Minggu (29/5/2022).

Baca juga: Top! Pemkab Wonogiri Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-Turut

Dia menjelaskan salah satu isu yang menjadi catatan BPK adalah data peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang belum tersinkronisasi dengan data orang yang telah meninggal dunia.

“Itu kesalahan data saja tapi sudah kami follow up. Meninggal namun masih bayar. Itu kesalahan semua kota, ada itu, namun kami perbaiki. Kesalahan sistem itu,” ujarnya. Tak hanya Kota Solo, enam daerah lainnya di Soloraya juga kerap menerima opini WTP atas laporan keuangan mereka dari BPK.

Dalam satu dekade terakhir, ada dua daerah yang tak pernah absen mendapatkan opini WTP. Kedua daerah tersebut adalah Kota Solo dan Boyolali. Laporan keuangan pemerintah kedua daerah ini selama periode 2012 hingga 2021 selalu meraih opini WTP. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Senin (30/5/2022).

Ilusi Menara Bergoyang Pemicu Kepanikan

SOLO — Dany, 22, sedang asyik menyeruput es teh di antara kerumunan pengunjung car free day (CFD) kawasan Sriwedari, Minggu (29/5/2022) pagi. Mendadak orang-orang, di sekitarnya dan ratusan orang lainnya berlarian dengan penuh kepanikan menjauhi kompleks Taman Sriwedari.

Minggu pagi, Dany adalah salah satu saki mata kepanikan pengunjung CFD JL. Slamet Riyadi. Pemilik akun Instagram @dany.1_22 tersebut sempat mengabadikan momen tersebut dengan kamera gawainya. Warga mendapatkan informasi bahwa menara Masjid Sriwedari hampir roboh.

Video yang dia rekam itu menampilkan warga yang, beraktivitas di CFD berlarian menjauh dari bangunan menara masjid yang tak kunjung jadi itu. Dany lalu mengunggah video itu melalui Stories Instagramnya. “Iya kak. Padahal kan awannya yang bergerak (membuat ilusi seolah menara Masild Sriwedari yang ambruk),” ujarnya saat dimintai keterangan oleh Solopos.

Baca juga: Pengunjung CFD Solo Panik Berlarian Gara-Gara Info Menara Masjid Roboh

Ya, semua kepanikan itu disebut-sebut berawal dari awan. Sekitar pukul 08.45 WIB, beredar informasi menara Masjid Sriwedari sedang bergoyang. Berdasarkan pantauan Solopos di halaman Graha Wisata Niaga yang tak jauh dari lokasi berdirinya menara, pengunjung, CFD ramai-ramai berteriak.

Mereka beramai-ramai berlari menjauhi kawasan Stadion Sriwedari. Pengunjung mengira menara Masiid Sriwedari setinggi 114 meter tersebut bergoyang. Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Ari Wibowo, yang saat itu bertugas di CFD juga mengatakan hal itu dikarenakan awan bergerak cukup tebal.

Pergerakan awan itu memicu ilusi warga yang berada di sana. Mereka seolah-olah melihat menara tersebut sedang bergoyang. “Iya (karena awan tebal seolah-olah menara bergerak),” jelas Ari. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Senin (30/5/2022).

KRL Bisa Sampai Palur Lagi

SOLO — Perjalanan kereta rel listrik (KRL) Solo-Jogja yang bakal beroperasi pada Juli 2022 nanti tidak berakhir sampai Stasiun Balapan, namun diperpanjanq hingga Stasiun Palur, Karanganyar. Stasiun Palur pernah menjadi salah satu stasiun untuk naik dan menurunkan penumpang.

Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks). Stasiun Palur akan dioperasikan lagi untuk mendukung layanan KRL. Manajer Humas PT KAI Daops 6 Yogyakarta, Supriyanto, menjelaskan tidak ada aktivitas menaikkan/menurunkan penumpang di Stasiun Palur, saat ini, Namun, saat Prameks dulu, layanan ke Stasiun Palur sempat ada.

“Kalau enggak salah, informasi beberapa teman, terakhir pada 2006 lalu,” kata dia, kepada Solopos melalui WhatsApp, Jumat (27/5/2022). Ditanya kenapa layanan Prameks di Stasiun Palur terhenti pada 2006, Supriyanto menjawab karena jalurnya masih single track sehingga sering mengalami keterlambatan waktu itu.

Baca juga: Penumpang KA Jarak Jauh Bisa Lanjut KRL Dari Solo Ke Stasiun Palur

Salah satu warga yang pernah menjadi penumpang Prameks, Diqy, 45, mengatakan pernah naik Prameks di Stasiun Solo Balapan yang mengarah ke Stasiun Palur dulu. Selanjutnya perjalanan Prameks dimulai dari Palur ke Jogja.

“Biar dapat tempat duduk, naiknya di Stasiun Balapan sebelum mengarah ke Stasiun Palur. Kalau naik di Stasiun Solo Balapan ke arah Jogja (setelah melewati Stasiun Palur) biasanya sudah penuh,” kata dia.



Sementara itu, Kementerian Perhubungan telah membangun jalur ganda KA Solo-Kedungbanteng pada 2017 sampai 2019. Direktur Sarana Perkeretaapian, Djarot Tri, dalam paparan di Stasiun Palur, Kamis (26/5/2022), menjelaskan elektrifikasi Jogja-Solo telah berjalan sejak Februari 2021. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Senin (30/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya