SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Senin (3/1/2022).

Solopos.com, SOLO – Berdasarkan Peraturan Presiden (PP) No. 78/2021, per 1 September 2021, sejumlah lembaga riset di Tanah Air melebur di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Harian Solopos edisi Senin (3/1/2022) mengusung headline terkait potensi terjadinya eksodus sejumlah peneliti menyusul meleburnya sejumlah lembaga riset di bawah BRIN.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Potensi Eksodus Peneliti

SOLO-Peleburan Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi akhir sejarah panjang lembaga riset dengan reputasi internasional itu. Perubahan ini dinilai berpotensi mendorong eksodus para peneliti.

Berdasarkan Peraturan Presiden (PP) No. 78/2021, per 1 September 2021 LBM Eijkman resmi berintegrasi dengan BRIN. Tagar #KamiPamit menyertai ucapan penutup dari LBM Eijkman melalui akun Twitter lembaga itu, @eijkman_inst, Minggu (2/1/2022).

Baca Juga: Politisasi Lembaga Riset dan Dunia Akademis Makin Kuat

“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas dukungan selama 33 tahun Lembaga Eijkman berkiprah dalam pengembangan penelitian biologi molekuler kesehatan dan obat di Indonesia dan dunia. Mari jaga spirit dan etos kerja di mana pun kita berada. #EijkmanForIndonesia #KamiPamit,” kicau admin akun @eijkman_inst kali terakhir.

Eijkman bukan satu-satunya lembaga riset yang melebur di bawah BRIN. Selain Eijkman, ada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), dan Lembaga Antariksa Nasional (Lapan). Sejumlah akademisi menyayangkan langkah ini.

“Ini merupakan konsekuensi dari UU Sisnas P3 Iptek [Undang Undang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi] yang baru. Di mana pemerintah membentuk BRIN yang fungsinya mengintegrasikan lembaga penelitian di Indonesia. Asumsi mereka, [lembaga penelitian] akan lebih efisen dan produktif,” kata akademisi Indonesia yang kini menjadi Associate Professor di Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir, kepada Espos, Minggu siang.

Baca Juga: Awal Tahun Baru, Cek Yuk Harga Emas Pegadaian Senin 3 Januari 2022

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita terkait kemunculan skuter listrik di kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Kala Skuter Listrik Membelah Keramaian Keraton

Sejak beberapa waktu lalu, ada yang baru dari pemandangan di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Skuter-skuter listrik lalu lalang di kawasan itu, mirip suasana jalur lambat di kawasan pusat Ibu Kota.

Di kawasan Baluwarti, tepatnya di depan kompleks Keraton Kasunanan, muncul jasa persewaan skuter listrik beraneka warna. Banyak pengunjung yang kemudian memanfaatkan skuter listrik itu untuk mengelilingi keraton.

Seperti Setyowati yang datang langsung dari Sragen. Dia bersama tiga temannya sengaja datang untuk mengisi waktu luang di akhir pekan.

Baca Juga: Asyik, Wisatawan Kini Bisa Keliling Keraton Solo Naik Skuter Listrik

Bukannya masuk ke dalam Keraton, dia dan teman-temannya justru lebih dulu tertarik untuk mencoba skuter listrik. “Seru saja. Menurut saya dengan adanya skuter ini Keraton jadi lebih ramai, daya tariknya bertambah,” kata dia, Minggu (2/1/2022).

Sedangkan Fariska, teman satu rombongan Setyowati, mengatakan mereka baru kali pertama mencoba wahana skuter. Menurutnya, hal itu menjadi pengalaman yang berbeda untuk berwisata di dalam Keraton. Sebab, dengan skuter listrik, dia bisa berkeliling kawasan Keraton tanpa harus jalan kaki. Cukup dengan membayar Rp20.000, dia bisa bisa memanfaatkan skuter listrik selama 15 menit.

Di Halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan berita terkait kenaikan volume sampah akibat belanja online.

Belanja Online Sumbang Kenaikan Volume Sampah

SOLO—Volume sampah di Solo turun selama pandemi Covid-19. Namun, jenis sampah rumah tangga mengalami tren kenaikan seiring pembatasan sosial dan meningkatnya belanja online.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo mencatat rata-rata volume sampah di Kota Solo sebanyak 304 ton/hari pada 2019, 295 ton/hari pada 2020, dan 298 ton/hari pada 2021. Volume sampah paling banyak dari Kecamatan Banjarsari, yaitu rata-rata 74 ton/ hari pada 2021.

Baca Juga: Ratusan Kendaraan Pengangkut Sampah Solo Diinspeksi, Banyak yang Rusak

Kasi Pengelolaan Sampah DLH Kota Solo, Reni Cahyawati, menjelaskan sampah yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo berkurang lantaran dipengaruhi sekolah yang menjalankan pembelajaran jarak jauh serta sektor swasta menerapkan bekerja dari rumah.

“Tapi, melihat data, sampah dari sektor rumah naik selama pandemi karena work from home. Sekolah sekolah belum full menerapkan pembelajaran tatap muka sehingga aktivitas di rumah lebih banyak,” kata dia kepada Espos, Kamis (30/12/2021).  Reni menambahkan tren belanja online membuat sampah dan kemasan paket barang bertambah saat pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya