SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (11/1/2022).

Solopos.com, SOLO — Banyaknya pengaduan masalah parkir mobil di jalan perkampungan kini menjadi isu yang sedang dibahas serius oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Bahkan Pemkot Solo sedang dalam proses menyiapkan rancangan peraturan daerah larangan parkir di jalan kampung berikut sanksinya. Espos pun mencoba melihat ke sejumlah tempat, Selasa (10/1/2023).

Memang masih banyak warga yang memarkir mobilnya di luar rumah dengan beragam alasan, mulai dari garasi yang tidak muat, aksesibilitas yang lebih mudah hingga jumlah mobil yang lebih dari satu. Salah satu warga yang memarkir mobilnya di jalan adalah Ismail. Pria berusia 52 tahun ini menjelaskan alasannya untuk memarkir mobil di depan rumah dan bukan di garasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pria yang tinggal di Kelurahan Sondakan ini menyebut aksesibilitas menjadi alasan utamanya. “Kalau diparkir di luar lebih gampang kalau mau keluar semisal mengantar istri atau menjemput anak bisa lebih cepat. Tapi kalau malam biasanya saya masukkan lagi ke garasi supaya lebih aman,” ujarnya kepada Espos.

Hal berbeda diungkapkan oleh Wildan. Dia memiliki dua buah mobil yang tidak muat untuk diletakkan di dalam garasinya. la kemudian memarkir salah satu mobilnya di depan rumahnya yang berada di kawasan Pucangsawit, Jebres. Pria berusia 32 tahun ini berkisah, sudah meminta izin kepada ketua RT untuk meng-hindari konflik dengan tetangga.

“Saya sudah izin ke RT kalau mau parkir di depan rumah karena memang enggak muat kalau di garasi dan sejauh ini tidak ada keluhan dari warga atau tetangga,” ulasnya. Namun, kenyataan berbeda dirasakan oleh Narendra yang tinggal tidak jauh dari rumah Wildan.

Ia menyebut parkir mobil yang berada di pinggir jalan cukup menyulitkan warga sekitar, karena jalan yang menjadi sempit dan sulit dilewati. Sebenarnya ya mengganggu, jalan di sini itu enggak lebih dari 1,5 meter lebarnya, kalau kepotong mobil parkir kami yang susah buat lewat karena sempit. Tapi ya kalau ditegur juga kok ya tetangga sendiri,” jelasnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (11/1/2023).

Antusiasme CFN Pertama Grebeg Sudiro

SOLO — Penyelenggaran car free night (CFN) pertama saat Grebeg Sudiro memicu kepadatan di sejumlah ruas jalan, Selasa (10/1/2023) malam. CFN ini digelar mulai persimpangan gedung Bank Indonesia di Jl. Jenderal Sudirman hingga simpang empat Warung Pelem pukul 19.00 WIB sampai 23.00 WIB pada 10 Januari sampai 30 Januari 2023.

Kendaraan dari arah selatan atau bundaran Gladag diarahkan ke Jl. Ronggowarsito, Solo. Kondisi lalu lintas padat merayap terjadi sampai persimpangan Jl. Ronggowarsito dan JI. Imam Bonjol. Sebaliknya, kondisi persimpangan Warung Pelem di JI. Urip Sumoharjo tampak lengang. Kemeriahan terasa di area CFN.

Apalagi saat ada pertunjukan barongsai di depan Kelenteng Tien Kok Sie. Sekitar pukul 20. 10 WIB para pengunjung di sekitar Pasar Gede Solo serta di jembatan Jl.Urip Sumoharjo mendekat begitu mendengarkan gemuruh tambur. Mereka berkerumun melingkar menyaksikan atraksi barongsai warna kuning dan merah jambu.

Para pengunjung tampak antusias. Beberapa pengunjung mengabadikan momen tersebut. Sejumlah anak kecil digendong di pundak oleh bapaknya agar bisa melihat pertunjukan dengan lebih jelas.

Warga Sukoharjo, Slamet, 35, datang bersama istrinya, Anisah, dan buah hati mereka Ilham, 3. Dia merasa aman mengajak anak-anak. “Tidak ada kendaraan yang melintas jadi lebih aman membawa anak-anak. Kalau dulu was-was ada sepeda motor takut keserempet,” paparnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (11/1/2023).

Viaduk Februari, Joglo Agustus

SOLO — JI. Ahmad Yani bakal ditutup total selama pengerjaan penurunan elevasi jalan di viaduk Gilingan, Solo, selama tiga bulan, yaitu pertengahan Februari-April 2023. Sementara itu, simpang Joglo menurut rencana ditutup pada Agustus 2023.

Penutupan jalan proyek viaduk Gilingan bakal dilakukan bergantian dengan pembangunan rel layang di simpang Joglo, Kecamatan Banjarsari. Penurunan elevasi jalan di viaduk Gilingan Solo merupakan bagian dari pekerjaan jalur rel ganda Solo Balapan-Kadipiro.

Pekerjaan itu memperdalam elevasi jalan di viaduk Gilingan agar bisa dilewati bus-bus besar menuju Masjid Raya Syeikh Zayed. Selama ini, bus besar tidak bisa lewat lantaran bodinya terbentur jalur rel kereta api. Ruang bebas agar bisa dilewati kendaraan besar dengan tinggi maksimal bertambah dari 3,7 meter menjadi 4,2 meter. Selama pengerjaan proyek tersebut, Jl.Ahmad Yani bakal ditutup total selama tiga bulan.

“Nanti diperkirakan Jl. Ahmad Yani ditutup total mulai pertengahan Februari-April. Kami akan merancang manajemen rekayasa lalu lintas, termasuk pengalihan arus lalu lintas selama penutupan jalan,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Taufiq Muhammad, saat diwawancarai wartawan, Selasa (10/1/2023). Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Rabu (11/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya