SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi khusus Kemerdekaan ke-77 RI Selasa (16/8/2022).

Solopos.com, SOLO — Bangsa Indonesia ini masih memiliki tantangan besar saat memperingati ulang tahun ke-77 Proklamasi Kemerdekaan. Masyarakat yang belum lama pulih pascapandemi harus lebih siap menghadapi tantangan ekonomi eksternal.

“Tantangan itu sudah datang sejak awal tahun ini saat harga-harga komoditas melambung tinggi, termasuk minyak goreng. Masyarakat harus pandai-pandai mengantisipasi kemungkinan serupa di kemudian hari. Dewi, 55, pedagang sembako di Pasar Tanggul, Kelurahan Sewu, Solo, mengaku ekonominya mulai berjalan meski belum sepenuhnya pulih pascapandemi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kondisi pasar saat ini memang masih lesu, berbeda dengan dulu [sebelum pandemi]. Tetapi alhamdulillah, hasil dari pasar cukup buat sehari-sehari,” kata dia, Senin (15/8/2022). Tanti, 50, pedagang soto di Pasar Tanggul, menuturkan hal serupa.

Lonjakan harga minyak goreng beberapa waktu lalu sempat menguji ketahanan usaha mikronya, tetapi juga menjadi pelajaran berharga. Kini dia telah mengantisipasi seandainya terjadi kenaikan harga komoditas lainnya. Dia mengaku lebih optimistis menghadapi potensi kenaikan harga bahan pokok.

Ini karena makanan yang dia jual tidak terlalu banyak membutuhkan bahan pokok seperti telur, tepung, atau minyak. “Harga bahan bakunya seperti minyak sudah turun, cabai, bawang merah, dan bawang putih waktu ini kan harganya sudah turun semua,” ujar Dewi.

Baca juga: Menko Airlangga Beberkan Kunci Penting Pemulihan Ekonomi Indonesia

Dia mengaku lebih optimistis menghadapi potensi kenaikan harga bahan pokok. Ini karena makanan yang dia jual tidak terlalu banyak membutuhkan bahan pokok seperti telur, tepung, atau minyak. “Harga bahan bakunya seperti minyak sudah turun, cabai, bawang merah, dan bawang putih waktu ini kan harganya sudah turun semua,” ujar Dewi.

“Ramai paling hari Minggu, tetapi setiap hari juga pasti ada pembeli. Kalau pas lagi ramai ya sedikit-sedikit uangnya disisihkan buat nutup kalau sewaktu-waktu harga melonjak,” imbuhnya.

Kondisi Tanti dan Dewi sejalan dengan hasil survei nasional tatap muka Indikator Politik Indonesia 16-24 Juni 2022 lalu. Salah satu hal yang diukur dalam survei itu adalah opini responden tentang keadaan ekonomi rumah tanga mereka saat ini. Selengkapnya di halaman depan liputan khusus Harian Solopos edisi Selasa (16/8/2022).

Menjaga Kedaulatan Pangan

SOLO — Nasi dan tempe identik dengan bagian dari meja makan di Indonesia seperti juga mi goreng dan nasi putih yang identik dengan bekal sekolah anak dan bekal perjalanan banyak keluarga. Makan memang bukan lagi urusan perut semata, namun tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Segalanya berlimpah di meja makan dan saat acara-acara berkumpul bersama di masyarakat. Ironinya, pada saat yang sama, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada 13 juta orang yang kelaparan di beberapa negara arena urusan pangan.

Mengutip antaranews.com, saat ini 22 negara pengekspor pangan yang mulai menyetop ekspor mereka untuk cadangan pangan akbat krisis pangan. Hal itu disampaikan Jokowi dalam Perayaan 50 Tahun HIPMI Tahun 2022, Jumat (10/6/2022) di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta.

Baca juga: Harga Gandum Mahal? Tenang, IPB Berhasil Buat Mi dari 5 Bahan Ini Lo…

Jokowi mengingatkan ancaman ketahanan pangan yang dihadapi berbagai negara sekarang. Beras, jagung, gandum, dan sorgum adalah makanan pokok khas negara-negara di dunia. Tambahan lagi kedelai khusus untuk Indonesia. Hingga saat ini, produk makanan pokok warga global memang masih terkonsentrasi di antara bahan-bahan itu.

Ketika tata niaga global terganggu, seperti munculnya konflik antarnegara, termasuk konflik Rusia dan Ukraina, ketergantungan berubah dalam sekejap menjadi krisis. Selengkapnya di halaman 8 liputan khusus Harian Solopos edisi Selasa (16/8/2022).

Warga Bong Mojo Tak Punya Sertifikat

SOLO — Kantor ATR/BPN Kota Solo memastikan warga di hunian liar Bong Mojo tidak punya sertifikat tanah. Kantor ATR/BPN Kota Solo selama ini hanya mengeluarkan sertifikat berdasarkan arahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Solo.

Spekulasi lahan bersertifikat di tanah milk Pemkot Solo muncul ketika Polresta Solo menyebut ada beberapa rumah di kawasan Bong Mojo yang punya sertifikat. Padahal lahan Bong Mojo adalah aset milik Pemkot Solo dengan status Hak Pakai (HP).

Kepala Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa Pertanahan BPN, Slamet Suhardi, mengatakan institusinya hanya mengeluarkan sertifikat apabila sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Pemkot Solo. Slamet menjelaskan tidak ada rumah warga di Bong Mojo yang mengantongi sertifikat.

Baca juga: Polisi Sebut Ada Warga Bong Mojo Solo Pegang Sertifikat, Ini Kata BPN

“Untuk lahan di Bong Mojo saat ini tetap Hak Pakai [HP] milk Pemkot Solo, jadi tidak ada warga di Bong Mojo yang punya sertifikat,” kata dia, belum lama ini. Apabila ada lahan yang bersertifikat, menurut Slamet, maka lahan tersebut tidak termasuk tanah milk Pemkot Solo.

“Jadi kalau yang punya sertifikat tanah, berarti tanah tersebut sudah bukan lahan punya Pemkot Solo,” kata dia. Diberitakan sebelumnya, Polresta Solo mengantongi dua nama yang berpotensi menjadi tersangka kasus jual beli lahan makam Bong Mojo, Jebres, Solo. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Selasa (16/8/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya