SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (1/2/2023).

Solopos.com, SOLO — Makin meredanya pandemi Covid-19 pada 2022 membuat kondisi pariwisata mulai membaik. Hal ini membuat berbagai pihak optimistis potensi pariwisata pada 2023 akan lebih baik. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan dengan catatan yang ada, dia menyatakan pada 2022 lalu Indonesia telah bangkit lebih cepat dan pulih lebih tangguh.

Bahkan menurutnya dibanding negara lain, indeks pariwisata Indonesia meningkat tajam. “Kami mencatat angka 4,58 juta [capaian target jumlah wisatawan mancanegara] merupakan suatu prestasi tersendiri. Sebab targetnya hanya 3,6 juta [wisatawan mancanegara),” kata dia dalam Webinar Optimisme Pariwisata 2023, yang digelar Solopos Media Group (SMG) dan didukung oleh Epson, Taman Rekreasi Saloka, Prima Food, dan Phapros, yang disiarkan di saluran Youtube Espos Live, Selasa (31/1/2023).

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Selain itu devisa pariwisata yang ditargetkan hanya US$1,71 miliar atau lebih kurang Rp25,6 triliun, ternyata pada kuartal ketiga 2022 mampu menembus angka US$4,26 miliar atau lebih kurang Rp63,9 triliun. Hal in menyumbang bertambahnya lapangan kerja.

“Target kami 1,1 juta lapangan kerja, alhamdulillah lebih dari 3,3 juta. Dengan kolaborasi yang kita hasilkan, kalau kami lihat di destinasi unggulan semua bergeliat,” lanjut dia. Diakhirinya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga memicu dampak yang sangat signifikan.

Melalui adaptasi, inovasi dan kolaborasi, pihaknya yakin kerja keras yang dilakukan akan mampu mencapai target pada 2023, meski penuh dengan tantangan. Mengenai target 2023, ada beberapa peningkatan yang harus dicapai.

Misalnya saja dalam hal devisa yang naik menjadi US$5,95 miliar atau Rp89,3 triliun. Pergerakan wisatawan nusantara juga ditarget menjadi sebanyak 1,4 miliar perjalanan, dan kontribusi PDB pariwisata mencapai 4,1%. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (1/2/2023).

Mural Mendekorasi Wajah Kota

SOLO — Kawasan JI. Gatot Subroto khususnya JI. Slamet Rivadi sat ini dikenal dengan aneka mural unik yang dilukis di dinding dan pintu pertokoan. Kawasan ini pun menjadi destinasi wisata yang menarik, karena orang kemudian mengabadikan diri dengan berfoto menggunakan mural-mural itu sebagai latar. Keberadaan mural ini sudah ada sejak 2017.

Koordinator Program Solo is Solo, Irul Hidayat, kepada Espos berbagi kenangan saat kali pertama acara Festival Mural Solo Is Solo diadakan. Kala itu, festival itu mendapat dukungan langsung dari Pemerintah Kota Solo. “Saat itu masih dilakukan di sepanjang koridor Gatsu [JI. Gatot Subroto],” kata dia sat ditemui di sekretariat program di wilayah Kemlayan, Selasa (31/1/2023).

Sukses mengadakan festival mural yang pertama, Pemkot Solo memberikan dukungannya kembali pada festival kedua, 2018. Tempatnya masih sama, hanya saja ditambah satu gang paling utara di Jl. Gato Subroto yang ikut dihiasi mural. Festival mural tersebut melibatkan sekitar 40 komunitas yang beranggotakan lebih kurang 100 orang. Komunitas tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kelompok profesional hingga mahasiswa, anak muda yang punya bakat melukis mural secara otodidak.

Agenda tahunan tersebut sempat terhenti sat pandemi menyerang. Kemudian, festival kembali diadakan pada 2022. Program Solo is Solo menggambar mural di koridor Gatsu tersebut kali ini disokong dana oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (1/2/2023).

Baru 15% Gunakan Pemasaran Digital

SOLO — Tren belanja online belum direspons secara baik oleh para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Solo. Tak sampai 15% dari total 11.157 pelaku UMKM yang menggunakan Teknik pemasaran digital. Perubahan perilaku konsumen dari konvensional ke online terjadi sejak munculnya pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.

Beragam kebijakan pemerintah untuk membatasi aktivitas sosial dan ekonomi membuat masyarakat beralih memanfaatkan teknologi. Mereka bisa memanfaatkan beragam macam platform digital yang menawarkan kemudahan transaksi. Pada akhirnya, tren belanja online menjadi kebiasaan baru. Hal ini dibarengi sektor UMKM yang tumbuh subur sat pandemi.

Dinas Koperasi dan UKM Solo mencatat ada pertambahan 7.522 pelaku usaha bari sepanjang 2022. Pada 2021, hanya ada 3.635 UMKM yang tersebar di lima kecamatan. Dengan pertambahan itu jumlah UMKM pada 2022 melesat hingga 11.157 UMKM.

“Sebagian besar atau mayoritas UMKM masih menggunakan pemasaran konvensional, yakni sekitar 71,94%. Sedangkan pelaku UMKM yang memanfaatkan digital marketing hanya 12,95%. Ada juga pelaku UMKM yang menggunakan pemasaran digital dan offline atau hybrid sekitar 3,60%,” kata Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Solo, Wahyu Kristina, saat diwawancarai Espos, Sabtu (28/1/2023). Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (1/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya