SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (6/1/2023).

Solopos.com, SOLO — Okupansi atau tingkat keterisian hotel di Soloraya rata-rata mencapai 100% selama libur Natal dan Tahun Baru. Bahkan jumlah okupansi itu jadi yang tertinggi di Jawa Tengah. Hal ini diungkapkan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jateng, Bambang Mintosih, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (5/1/2023).

Pria yang akrab dipanggil Benk ini menyebut secara umum okupansi hotel di Jawa Tengah (Jateng) selama libur Tahun Baru 2033 mencapai sekitar 90%. Semarang, Salatiga, dan Purworejo disebutnya sebagai daerah dengan okupansi hotel tertinggi selanjutnya.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Sisanya merata, menyentuh angka 90%,” imbuhnya. Dia menyebut banjir yang melanda di sejumlah daerah di Jateng saat menjelang pergantian tahun tak terlalu berdampak pada perhotelan.

Benk menyampaikan penyebab okupansi hotel masih sesuai harapan meski bersamaan dengan datangnya bencana karena masyarakat sudah lama menanti. “Mungkin karena mereka sudah kelamaan enggak merayakan tahun baru. Terus banyak juga hotel yang menyuguhkan berbagai macam tema kepada pengunjung,” jelasnya. Benk pun menilai ada yang menarik pada pola pengunjung hotel pada pergantian tahun.

Ekspedisi Mudik 2024

“Banyak wisatawan dari Solo ke Semarang dan Semarang, Jogja ke Solo. Mereka tampaknya penasaran dengan perkembangan Soloraya saat ini,” bebernya. Benk berharap, pada 2023 ini segala kegiatan atau aktivitas pemerintahan dapat digencarkan lagi layaknya sebelum pandemi atau 2019.

Sebab, seusai pergantian tahun, menjadi momen berat bagi para pengusaha hotel. “Kami harap acara-acara harap pemerintah bisa dilakukan lagi. Supaya bisa menghidupi okupansi hotel.” tutupnya.

Hal senada disampaikan penanggung jawab humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A. Sreshtho. Dia mengakui hotel-hotel dan restoran di Soloraya mendapatkan dampak luar biasa dari momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (6/1/2023).

Revitalisasi Keraton Butuh Master Plan

SOLO — Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menginginkan rencana besar/rencana induk revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo). Dia pun menegaskan sudah sejak awal menjabat Wali Kota Solo menaruh perhatian terkait revitalisasi keraton.

“Kami ingin master plan, grand design yang besar. Kayak Pura Mangkunegaran punya master plan, grand design, pendapa dipercantik. Setelah Taman Pracima, kami sentuh titik-titik lainnya juga,” kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (5/1/2023).

Dia menjelaskan banyak orang yang tertarik dengan museum dan kemegahan Keraton Solo dengan kondisi terkini. Revitalisasi dengan mempercantik Kompleks Keraton Solo pasti akan menambah ramai kunjungan wisatawan.

“Kemarin [keluarga Keraton Solo] sudah sangat kooperatif. Dari kedua kubu melunak dan setuju,” ungkapnya, merujuk pada pertemuan saat santap siang bersama di Loji Gandrung, Rabu (4/1/2023).

Gibran mengatakan tidak mengiming-imingi revitalisasi sehingga anggota keluarga yang sebelumnya berkonflik menjadi bersatu demi kelestarian Keraton Solo. Pemkot Solo ingin Keraton Solo yang menjadi ikon Kota Bengawan bisa kembali terangkat. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (6/1/2023).

Selter Manahan Hidup Lagi

SOLO — Para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar Stadion Manahan Solo akhirnya bisa bernapas lega. Sebagian pedagang kembali berjualan kuliner di selter Manahan.

Pantauan Espos, Kamis (5/1/2023), sebagian pedagang mulai menjajakan makanan dan minuman di selter sisi utara. Sementara, selter selatan masih kosong. Para pedagang sibuk menata makanan dan minuman di meja selter.

Mereka menggelar selamatan berupa nasi tumpeng sebagai wujud rasa syukur bisa kembali beriualan di lokasi baru. Nasi tumpeng itu lantas disantap bersama-sama di belakang selter.

“Sebagian pedagang kembali berjualan. Mereka menunggu selama berbulan-bulan. Akhirnya sekarang bisa berjualan lagi. Sebagian pedagang belum berjualan, mungkin masih mempersiapkan peralatan memasak,” kata seorang PKL di selter Manahan, Darmi, saat berbincang dengan Espos, Kamis.

Darmi tak mempermasalahkan ukuran selter yang dianggap sempit. Bagi Darmi, bisa kembali berjualan di sekitar Stadion Manahan merupakan berkah. Dia meyakini selter Manahan bakal ramai pengunjung, terlebih saat ada pertandingan sepak bola atau event di Stadion Manahan. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (6/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya