SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi hari ini, Jumat (3/9/2021). (dok)

Solopos.com, SOLO — Wacana masa jabatan presiden tiga periode digulirkan pihak-pihak tertentu untuk mempertahankan kekuasaan Joko Widodo (Jokowi). Meski Presiden Jokowi berulang kali menolak, toh wacana itu terus bergulir yang kini berbalut usulan amendemen UUD 1945.

Topik ini diulas sebagai sajian utama Koran Solopos edisi hari ini, Jumat (3/9/2021). Berikut cuplikan beritanya:

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Niat Tersembunyi Amendemen

JAKARTA-Isu amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 kian memanas. Terlebih, isu amendemen ini diikuti munculnya dukungan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan isu mundurnya pemilu 2024.

Setelah muncul-tenggelam sejak 2019, wacana amendemen kembali ramai dibicarakan karena diungkit oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet). Isu itu terlontar Bamsoet berpidato di Sidang Tahunan MPR 2021 pada 16 Agustus lalu.

Terakhir, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang baru bergabung dengan koalisi pemerintahan memperkuat isu itu dengan menyebut perlunya evaluasi UUD 1945. Bergabungnya PAN ke koalisi pemerintah memang sempat dicurigai terkait kepentingan amendemen.

Cuplikan berita menarik lainnya di Koran Solopos hari ini di antaranya:

Baca Juga: Bebaskan Lahan Tol Jogja-Bawen, Jasamarga Siapkan Rp7,5 Triliun

Kelemahan Berulang Tes Covid-19 di Indonesia

“Yang dites itu [seharusnya] orang yang suspect, bukan orang yang mau pergi kayak Budi Sadikin mau ngadep Presiden. Nanti lima kali [dites], standar WHO terpenuhi itu, 1/1.000 per pekan. Tapi enggak ada gunanya testingnya jika seperti itu secara epidemiologi,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Jumat (22/1/2021) silam.

Saat itu, Budi Gunadi mengomentari upaya 3T atau testing, tracing (penelusuran kasus), dan treatment dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Menurut Budi, testing Covid-19 di Indonesia selama ini salah secara epidemiologi.

Lebih dari setengah tahun berselang, kesalahan itu masih terus terjadi. Tes Covid-19 di Indonesia memang naik signifikan sejak awal Juli lalu. Meski demikian, puluhan ribu tes di antaranya tidak dilakukan terhadap orang baru alias tes pengulangan. Itu adalah salah satu faktor yang membuat tes Covid-19 tidak optimal mendeteksi kasus baru.

Target Vaksin 200 Pelajar per Hari

SOLO-Pelajar usia 12-17 tahun menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 pada bulan ini menyusul mulai berlangsungnya pembelajaran tatap muka (PTM).

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menargetkan 2.850 warga menerima vaksin per han. Sementara, awal pekan ini, Pemkot mempercepat capaian dengan memvaksin 200-an pelajar per hari. Targetnya 76,000 pelajar sekolah dan pondok pesantren mendapat vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan Kata (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan capalan vaksinasi pelajar hingga pekan ini haru 10,11%. Kami mulai memvaksin 100-200 pelajar karena menyesuaikan persediaan vaksin intinya anak usia 12-17 tahun ini menjadi prioritas saya selain kelompok berisiko pengidap diabetes melitus dan hipertensi serta ibu hamil.

Target 76.000 anak sekolah dan pondok pesantren. Data dari Dinas Pendidikan Disdik dan pondok pesantan dan Kementerian Agama Kemenag),” kata dia kepada wartawan, Rabu (1/9/2021) Ning, panggilan akrabnya, mengatakan pelajar yang divaksin adalah mereka yang menjalani pendidikan di Solo.

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa Anda simak di Espos Premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya