SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (10/1/2023).

Solopos.com, SOLO — Pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Solo diperkirakan meningkat lebih kurang 4% setiap tahun. Apabila tidak ada upaya dan langkah strategis maka arus lalu lintas di jalan raya berpotensi tak bisa bergerak pada 2031.

Hal ini terungkap dalam kajian Tataran Transportasi Lokal (Tatarlok) 2021 yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Solo. Kajian itu membahas beragam permasalahan lalu lintas dan kepadatan jalan di Kota Bengawan dalam jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Termasuk pertumbuhan kendaraan bermotor dan jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke Solo setiap hari. Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad, menyampaikan pertumbuhan kendaraan bermotor meningkat sekitar empat persen setiap tahun. Sedangkan, rata-rata jumlah kendaraan bermotor yang melewati Kota Solo sedikitnya 500.000 unit.

Angka ini dipastikan membengkak 15 kali lipat saat masa libur panjang dan hari raya keagamaan. “Hasil kajian kami, jika tidak ada upaya maka kendaraan bermotor diperkirakan stuck [terhenti] pada 2031. Jumlah kendaraan terus bertambah namun infrastruktur tidak memadai,” kata dia saat diwawancarai wartawan, Senin (9/1/2023).

Pemerintah telah berupaya melakukan berbagai langkah strategis agar tak terjadi kemacetan atau kepadatan lalu lintas selama beberapa tahun terkahir. Upaya itu berupa pembangunan jembatan layang di perlintasan sebidang kereta api di Purwosari dan Manahan. Kemudian, pelebaran ruas jalan di sejumlah lokasi. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (10/1/2023).

Atap Ruang Kelas Roboh Lukai 3 Orang

SRAGEN — Atap ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah yang terletak di Dukuh Jurangsono RT 033, Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen, roboh karena dua konstruksi kuda-kuda penyangga atap patah, Senin (7/1/2023).

Musibah tersebut mengakibatkan kepala sekolah dan dua siswa mengalami luka-luka. Peristiwa itu terjadi saat kegiatan belajar mengajar (KBM) sedang berlangsung, pukul 08.15 WIB.

Ruang yang atapnya roboh itu merupakan satu ruang tetapi digunakan untuk tiga kelas karena jumlah siswanya sedikit, yakni Kelas II, IV, dan VI. Guru Kelas V MI Muhammadiyah Gemantar, Nadia Devisa, saat itu mengajar di Kelas V yang bergabung dengan Kelas III di lokal sebelah rang yang roboh itu.

“Tahu-tahu ada suara gruduk, gruduk, bruk dan anak-anak menjerit dan ber-teriak. Saya dan Bu Ning [Tri Lestariningsih] langsung lari keluar. Saya kira ada yang jatuh, ternyata yang jatuh atapnya dan menimpa anak-anak. Anak-anak dievakuasi keluar. Ada dua anak yang luka. Ibu kepala sekolah juga luka-luka,” ujar Nadia saat berbincang dengan Espos, Senin siang. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (10/1/2023).

Jukir Setuju Rencana Tarif Flat

SOLO — Para juru parkir (jukir) yang bertugas di Kota Solo kesulitan menerapkan tarif parkir dengan sistem progresif. Mereka mendukung rencana penerapan tarif flat, khususnya saat event insidental. Selain itu, para jukir berharap adanya fasilitas yang menunjang pekerjaan mereka.

Para jukir juga berharap sosialisasi rencana pembayaran nontunai supaya mereka mampu mengaplikasikan sistem tersebut. Hal itu disampaikan salah satu jukir, Satrio. Dia biasa beroperasi di Jl. Perintis Kemerdekaan, Solo, yang merupakan zona D.

Satrio mengaku tidak mudah menerapkan sistem tarif progresif karena sulitnya mengawasi kendaraan bermotor yang parkir setiap harinya. “Kalau memang mau sistem tarif progresif jelas susah buat pengawasannya. Apalagi misalnya mobil di sepanjang ruas jalan ini ramai. Itu kadang kami masih kewalahan menarik retribusi saking ramainya. Jadi kalau sistemnya progresif dan harus melakukan pengawasan setiap kendaraan, tentu saja sulit,” kata Satrio kepada Espos, Jumat (6/1/2023).

Mengenai tarif yang ideal, Satrio menyebut Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil. Namun, tetap ada penyesuaian tarif saat kondisi insidental. “Tarif buat sepeda motor itu pasnya memang Rp2.000, sementara kalau mobil Rp5.000.

Misalnya ada event ya ada perubahan tarif. Mungkin buat mobil Rp7.000 atau Rp10.000 karena biasanya parkirnya lama. Nanti masalah tiketnya bisa kami berikan dua lembar supaya jelas,” kata pria asal Klaten ini. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Selasa (10/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya