SOLOPOS.COM - Harian Solopos Edisi Selasa (26/10/2021).

Solopos.com, SOLO – Saat pamit pergi ke kampus, Jumat (22/10/2021) lalu, Gilang dalam keadaan sehat untuk mengikuti kegiatan. Namun, Senin (25/10/2021) pagi, ia pulang dalam kondisi meninggal dunia setelah mengikuti diklat KMS Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS.

Harian Solopos Edisi Selasa (26/10/2021) mengangkat headline terkait meninggalnya salah satu mahasiswa UNS setelah mengikuti diklat di kampusnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meminta Keadilan untuk Gilang

SOLO-Kematian mahasiswa dalam kegiatan kampus kembali mencoreng dunia pendidikan tinggi. Gilang Endi Saputra, calon anggota Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS, meninggal dunia dengan lebam setelah mengikuti pelatihan organisasi itu.

Gilang adalah mahasiswa semester III Program Studi (Prodi) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi (SV) UNS yang menjadi peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pra-Gladi Patria. Kematian Gilang dinilai tidak wajar lantaran dia pergi dalam keadaan sehat.

Kabar kematian itu mengagetkan keluarganya yang tinggal di Dukuh Keti RT 002/RW 005 Desa, Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar. Saat pamit pergi ke kampus, Jumat (22/10/2021) lalu, Gilang dalam keadaan sehat untuk mengikuti kegiatan.

Baca Juga: Mahasiswa UNS Meninggal saat Diklat Menwa, Apa Itu Menwa?

Selama mengikuti kegiatan, menurut pihak keluarga, Gilang sempat pulang dan berangkat lagi ke kampus Namun, pada Senin (25/10/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, dua mahasiswa datang ke rumah orang tua Gilang, Sunardi dan Endang, di Karangpandan.

Kedua mahasiswa itu tidak memberikan kabar yang jelas tentang Gilang. Keduanya hanya meminta orang tua agar datang ke RSUD dr. Moewardi, Solo. Sadarno, salah satu kerabat Gilang, mengungkapkan Endang sempat memarahi kedua mahasiswa itu karena tak memberikan kabar yang jelas

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita lain perkembangan kasus Covid-19 di Kota Solo, khususnya dari klaster sekolah.

Klaster Sekolah di Solo Mencapai 99 Kasus

SOLO—Klaster sekolah di Solo kian meluas. Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo mencatat total 99 siswa dan guru di 29 sekolah di Kota Bengawan terpapar Covid-19.

Hasil itu didapat dari uji swab PCR yang digelar secara acak pada 13-21 Oktober 2021 lalu. Selain itu, angka tersebut juga didapat dan hasil tracing di sekolah-sekolah tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan dari tiap sekolah petugas mengambil sampel 30 siswa dan tiga guru. Total sampel swab yang diambil mencapai 957 orang.

Baca Juga: Klaster PTM Sekolah Solo: 1.600-An Orang Dites Swab, 99 Positif Corona

Setelah Satgas menemukan hasil positif Covid-19 di beberapa sekolah, mereka lantas mengambil sampel kontak erat dan dekat. Dengan demikian total swab yang diambil dalam giat surveilans arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu berjumlah 1.600-an. Sebanyak 99 kasus itu, perinciannya, 93 siswa dan enam guru.

“Untuk SD ada 63 orang, terdiri atas 57 siswa dan enam guru yang terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk SMP ada 30 siswa. Sementara untuk SMA/ SMK ada enam siswa terpapar. Totalnya di sembilan sekolah,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota, Senin (25/10/2021).

Sementara di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait wacana penggunaan gedung untuk mengisolasi pelajar yang terkonfirmasi positif corona.

Wacana Gedung Isolasi untuk Pelajar

SOLO-Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mewacanakan gedung isolasi terpusat bagi pelajar yang terpapar Covid-19. Kebijakan yang masing dimatangkan itu untuk menyikapi tambahan kasus harian dari pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah berlangsung hampir dua bulan.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan gedung yang disiapkan adalah Ndalem Priyosuhartan yang sampai saat ini masih belum dimanfaatkan. Padahal, sejumlah piranti isolasi terpusat sudah ditata di bangunan sitaan koruptor simulator SIM itu.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, DKK Solo: Awas Gelombang III Desember-Januari

“Kami masih merapatkan soal itu. Ya, sebenarnya enggak hanya untuk siswa sekolah, tapi semuanya. Cuma, utamanya siswa sekolah. Kami ingin anak-anak mendapatkan pengawasan khusus, jadi enggak dari pembelajaran tatap muka (PTM) isolasi mandiri di rumah. Ini juga untuk menekan persebaran virus SARS CoV-2,” kata dia, kepada Espos, Senin (25/10/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya