SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (25/11/2021).

Solopos.com, SOLO — Hingga akhir 2019, jumlah guru yang telah tersertifikasi masih di bawah 50% di tiap jenjang pendidikan. Artinya, masih sangat banyak guru yang belum mendapatkan tunjangan itu.

Harian Solopos, edisi Kamis (25/11/2021), menyajikan headline terkait momen Hari Guru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melawan Kesenjangan

SOLO-Penggunaan tunjangan profesi guru alias tunjangan sertifikasi kerap diidentikkan dengan konsumerisme alih-alih peningkatan kapasitas. Di sisi lain, banyak yang belum bisa menjangkaunya, khususnya guru honorer dan tidak tetap.

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal, pandemi memaksa guru beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang membutuhkan penggunaan teknik-teknik pengajaran baru. Sejak Maret 2020, para siswa, orang tua, dan guru di Indonesia harus menghadapi penutupan sekolah yang berdampak kepada 62,5 juta siswa, dan tingkat prasekolah hingga pendidikan tinggi.

Meski sejak Agustus 2021 lalu banyak pemerintah daerah mulai mengizinkan pembukaan sekolah, kebanyakan pembelajaran tatap muka (PTM) tetap dilakukan secara terbatas. Guru dituntut menyesuaikan diri dengan penguasaan sistem pengajaran dan platform baru. Dengan demikian, tunjangan profesi guru kian relevan di masa pandemi.

Baca Juga: Dana Sertifikasi Terkucur, Kemampuan Guru Belum Meningkat

Pasal 4 Peraturan Pemerintah (PP) No. 41/2009 menjelaskan besaran tunjangan itu. “Tunjangan profesi bagi guru dan dosen pegawai negen sipil (PNS) yang menduduki jabatan fungsional guru dan dosen diberikan sebesar satu kali gaji pokok PNS yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” bunyi pasal itu.

Sayangnya, tak semua guru bisa mengakses fasilitas itu. Hingga akhir 2019, jumlah guru yang telah tersertifikasi masih di bawah 50% di tiap jenjang pendidikan. Artinya, masih sangat banyak guru yang belum mendapatkan tunjangan itu.

Di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait pelibatan orang tua dalam masa isolasi mandiri yang dilakukan seorang anak.

Orang Tua Temani Anak Isolasi

SOLO-Program surveilans (pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistemik) pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dari Kementerian Kesehatan resmi bergulir mulai awal pekan ini. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menyiapkan gedung isolasi terpusat bagi pelajar yang terpapar Covid-19 saat PTM dilakukan.

Mereka bakal ditemani orang tua saat menjalani isolasi terpusat. Hal itu disampaikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, kepada wartawan, Selasa (23/11/2021).

Baca Juga: Surveilans PTM Dilaksanakan, Ndalem Priyosuhartan Solo Siap Digunakan

“Ya, harapannya negatif semua. Tempat isolasi terpusatnya sudah siap digunakan. Kalau ada yang positif, tinggal kirim [ke gedung isolasi terpusat]. Ya, harus dapat persetujuan orang tua. Mereka harus menemani anak mereka untuk mendampingi,” kata dia.

Teknisnya, orang tua menjadi pendamping anak selama menjalani isolasi terpusat. Sehingga keduanya berada di satu area. “Rumahnya lebih bagus dari Loji Gandrung hlo (Ndalem Priyosuhartan),” imbuh Gibran.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan surveilans tahap kedua dilakukan di 29 sekolah pada pekan ini. Perinciannya, 16 SD dan satu MI, tujuh SMP dan satu MTSN, tiga SMA/SMK dan satu MAN, serta dua pondok pesantren.

Masih di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan berita terkait sejumlah SPBU yang belum menggratiskan fasilitas toilet.

Belum Semua SPBU Solo Menggratiskan Toilet

SOLO—Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di area Solo menggratiskan biaya masuk toilet sejak awal pekan ini. Namun, masih ada beberapa yang berbayar, baik secara sukarela ataupun wajib minimal Rp2.000.

Espos sempat melakukan pengecekan beberapa SPBU di Solo pada Rabu (24/11/2021). Salah satu SPBU di tengah kota masih berbayar hingga Rabu pukul 11.30 WIB. Ada dua SPBU yang Espos dapati masih berbayar dengan tulisan Rp2.000.

Salah satu petugas jaga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan belum ada instruksi dari atasan untuk menggratiskan. Namun, ia meyakini perusahaan tempatnya bekerja segera menggratiskannya dalam waktu dekat. Yang dia tahu, saat ini pihak manajemen sudah mulai rapat tentang aturan tersebut.

Baca Juga: Dikritik Erick Thohir, Belum Semua SPBU di Solo Gratiskan Toilet

Sementara, SPBU di dekat Stasiun Balapan telah menempelkan tulisan gratis sejak awal pekan ini. Manager SPBU Balapan, Martinus Wahyu, Rabu, mengatakan pihaknya menempel kertas bertuliskan gratis setelah mendapat surat edaran yang berisi perintah menggratiskan masuk toilet.

Sebelumnya, Martinus, mengatakan tidak mewajibkan pelanggan membayar biaya masuk toilet. Pihaknya memang memasang kotak bagi pengguna toilet. Namun, sifatnya masih sukarela.

“Kami tidak mewajibkan pengunjung bayar saat masuk toilet karena ini memang fasilitas di SPBU. Kalaupun ada yang membayar, itu sifatnya sukarela. Kami tidak mewajibkan,” kata dia.

PT Pertamina (Persero) diwakili Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina, Irto Ginting, saat dikonfirmasi Espos, Rabu (24/11/2021), memastikan akan menggratiskan penggunaan toilet di SPBU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya