SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Senin (15/11/2021).

Solopos.com, SOLO – Elektrifikasi jalur KRL membuat rute KRL Jogja-Solo menjadi lebih panjang ke timur. Penambahan stasiun bertujuan meningkatkan pelayanan jasa angkutan penumpang KA serta mendongkrak perekonomian daerah.

Harian Solopos edisi Senin (15/11/2021) menyajikan headline terkait rencana perpanjangan rute KRL hingga Stasiun Palur pada 2023.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

KRL Sampai Palur Mulai 2023

SOLO-Proyek elektrifikasi jalur kereta rel listrik (KRL) Stasiun Solo BalapanStasiun Palur segera digarap. Dengan biaya hingga Rp100 miliar, proyek ini diharapkan mendongkrak potensi ekonomi dalam jangka panjang.

Elektrifikasi jalur KRL membuat rute KRL Jogja-Solo menjadi lebih panjang ke timur. Penambahan stasiun bertujuan meningkatkan pelayanan jasa angkutan penumpang KA serta mendongkrak perekonomian daerah.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) menargetkan KRL Stasiun Solo Balapan – Stasiun Palur mulai beroperasi pada 2023.

Baca Juga: Peninggian Overpass DI Pandjaitan Solo Buka Jalan KRL sampai Palur

Dari Stasiun Palur, diharapkan dapat menarik penumpang asal Sragen dan Karanganyar Mereka tidak perlu berkendara sampai Stasiun Balapan, tetapi cukup dari Stasiun Palur.

Hal itu disampaikan PPK Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Area III, Albertus Dito, saat dihubungi Espos, Minggu (14/11/2021).

“Perencanaan elektrifikasi sejak kontrak awal pada 2020. Kami sudah kontrak membangun jaringan listrik antara Stasiun Balapan – Stasiun Jebres – Stasiun Palur. Tetapi baru bisa terlaksana karena ada koordinasi dengan instansi terkait dengan Pemkot, Satlantas Polresta (Solo), kemudian camat dan lurah setempat,” jelasnya.

Baca Juga: KRL Kembali Menjadi Pilihan Warga Yogyakarta-Solo Tiap Akhir Pekan

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita terkait persiapan Persis Solo menghadapi PSIM Jogja dalam lanjutan kompetisi Liga 2 Indonesia.

Mesin Panas Persis di Derbi Mataram II

SOLO—Laga bertajuk Derbi Mataram antara Persis Solo melawan PSIM Jogja kembali tersaji dalam laga kedelapan Liga 2 Indonesia pada Senin (15/11/2021) pukul 20.30 WIB. Skuat Laskar Sambernyawa dalam motivasi tinggi setelah memenangi laga ketujuh melawan Persijap Jepara dengan skor telak 5-2 pekan lalu.

Dalam laga yang akan disiarkan secara live oleh Indosiar dari Stadion Manahan Solo, Senin pukul 20.30 WIB itu, Persis juga mengusung misi pembalasan. Pada putaran pertama, Persis ditahan imbang tanpa gol oleh PSIM. Laskar Sambernyawa kini memuncaki klasemen sementara Grup C dengan raihan empat kali kemenangan dan tiga hasil seri.

Baca Juga: Wow! Persis Solo Tim Liga 2 Paling Produktif

Dengan demikian, Persis mengantongi 15 poin dari tujuh laga yang sudah dilakoni. Persis juga menjadi skuat paling subur di Liga 2 Indonesia. Anak asuh Eko Purdjianto sudah mencetak 13 gol, disusul Sriwijaya FC dan Dewa United dengan 11 pol.

Selain lini depan yang cukup subur, lini pertahanan Persis Solo juga cukup kokoh karena baru kebobolan lima gol dari tujuh laga. Dengan catatan mengilap itu, Persis sedang berada di puncak performa setelah menang telak di laga sebelumnya. Tekanan dari para suporter dari laga kedua hingga keenam mampu dibayar tuntas oleh pelatih Eko Purdjianto.

Di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait meningkatnya populasi kucing di Kota Solo akhir-akhir ini.

1.200 Kucing Dibuang di Soloraya

SOLO-Overpopulasi kucing belakangan menjadi masalah tersendiri di Soloraya. Tahun ini, sedikitnya 1.200 kucing dibuang di sejumlah tempat, seperti pasar, rumah dan kebun kosong, pinggir jalan, hingga tong sampah.

Gerakan adopsi kucing jalanan hingga program sterilisasi perlu terus dikampanyekan untuk mengatasi problem overpopulasi. Fenomena maraknya pembuangan kucing di Soloraya mencuat dalam kegiatan Kampanye Adopsi Kucing Jalanan yang digelar di Mini Atrium Solo Grand Mall (SGM), Minggu (14/11/2021).

Inisiator acara Rumah Difabel Meong (Rudimeong) membeberkan data sekitar 1.200 telantar karena dibuang sepanjang 2021 (hingga Agustus). Jumlah ini naik signifikan dibandingkan 2020 yang mencatat ada sekitar 800 kucing yang dibuang.

Adapun pada 2019, jumlah kucing yang dibuang sekitar 700 ekor. Setiap tahun, ada lonjakan kasus dan naik drastis saat pandemi Covid-19.

Koordinator Rudimeong, Yulia Damayanti, mengatakan komunitasnya intens mengumpulkan data soal penelantaran kucing selama tiga tahun terakhir Data tersebut dihimpun dari grup grup pencinta kucing serta laporan ke Rudimeong.

Yulia mengakui jumlah kucing yang dibuang di Soloraya meningkat tajam selama pandemi. “Hingga Agustus saja sudah tercatat 1.200 kasus. Kucing kucing ini biasa ditemukan di rumah kosong, pinggir jalan, selokan, sampai tong sampah. Banyak yang masih kitten [anak kucing],” ujar Ning, sapaan akrabnya, saat ditemui Espos di sela kegiatan, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya