SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (3/6/2022).

Solopos.com, SOLO — Para pengguna jalan di Kota Solo akan terdampak pembangunan jalur rel layang (elevated rain) di simpang Joglo yang bersamaan dengan pembangunan jembatan Mojo. Selain kemacetan, beban jalan dan jembatan dalam kota semakin berat.

Masyarakat diminta mengatur jadwal aktivitas sehari-hari selama masa proyek di simpang Joglo. Hal itu diungkapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Area I Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Dheky Martin.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dia menyarankan warga yang tinggal di sekitar simpang Joglo bisa mengantisipasi keterlambatan aktivitas mereka dengan berangkat lebih awal. Lalu lintas melalui simpang Joglo akan menjadi lebih lambat daripada kondisi normal.

“Warga sekitar bisa melakukan penjadwalan sekiranya biasanya lewat Simpang Joglo 10 menit karena ada pengalihan ini kemungkinan akan bertambah menjadi 15 menit. Warga bisa mengantisipasi jika harus berangkat kerja masuk pukul 07.30 WIB tentu saja akan mulai berangkat lebih pagi,” jelas Dheky di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Kamis (2/6/2022).

Hal tersebut mengingat adanya relokasi saluran box culvert. Pekerjaan tersebut mengakibatkan penyempitan jalan sisi tengah simpang Joglo selama 7-15 Juni 2022. Selain itu, pekerjaan mengharuskan penutupan perlintasan simpang Joglo sisi utara pada 12-13 Juni 2022 dan penutupan perlintasan simpang Joglo sisi selatan pada 14-15 Juni 2022.

Baca juga: Warga Mulai Hitung Biaya & Petakan Rute Saat Simpang Joglo Solo Ditutup

Meski demikian, Dheky menuturkan penutupan perlintasan utara dan selatan selama relokasi saluran box culvert hanya akan berlangsung pada malam hingga pagi hari. Tepatnya, pekerjaan dimulai pada pukul 21.00 WIB hingga 06.00 WIB keesokan harinya.

“Pekerjaan relokasi saluran simpang Joglo, karena ada dua perlintasan maka sis utara itu akan kita tutup 12-13 Juni 2022, setiap malam dari 21.00 WIB sampai dengan 06.00 WIB. Kemudian untuk perlintasan sisi selatan akan ditutup pada 14-15 Juni 2022 jam yang sama,” jelasnya.

Hal itu, menurut Dheky, dilakukan untuk memperkecil dampak aktivitas masyarakat sekitar Joglo. Pada masa penutupan perlintasan sisi utara, kendaraan berat dialihkan menuju tol. Sementara kendaraan kecil dari arah JL. Mangun Sarkoro menuju perlintasan simpang Joglo dialihkan ke Jl. A. Yani. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (3/6/2022).

Rp3.000 Demi Hindari Simpang Joglo

SOLO — Rencana penutupan simpang Joglo, Banjarsari, Solo memaksa warga memutar otak. Dari mencari jalur tikus hingga mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar tarif jalan tol, semua dilakukan demi menghindari kemacetan yang sudah di depan mata.

Damar Sri Prakosa sudah berhitung berapa uang ekstra yang harus keluar selain untuk bensin kendaraannya. Warga asal Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar, ini juga mulai memetakan jalur alternatif ketika bepergian agar tidak terjebak kemacetan di ruas-ruas jalan yang terdampak penutupan simpang Joglo.

Beberapa waktu terakhir, dia sudah mempunyai beberapa jalur alternatif untuk menghindar simpang Joglo ketika berangkat ke tempat kerjanya di Karangasem, Laweyan, Solo. Salah satunya melalui perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Sadon.

Baca juga: Simpang Joglo Solo Ditutup, Sopir Truk Mumet Biaya Operasional Bengkak

Nyebrang perlintasan rel kereta tanpa palang, tembus ke Ngipang. Bayar Rp2.000 sekali melintas. Kalau simpang Joglo lagi ramai ya kadang lewat jalan tol. Masuk Pintu Tol Gondangrejo, keluar di Klodran, bayar Rp3.000,” ujar dia, Kamis (2/6/2022).

Damar mengaku tidak masalah harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar jasa jalan tol ketika berangkat dan pulang kerja. Termasuk bila memang harus setiap hari melintas di jalan tol dan mengeluarkan biaya hingga Rp150.000 per bulan.

Perhitungannya, Rp3.000 untuk sekali jalan di tol. Artinya, bila dalam sehari dua kali melewati tol, berarti dia harus membayar Rp6.000. Jika ditotal dalam sebulan atau 25 hari kerja, biaya yang harus dikeluarkan untuk tol sebesar Rp150.000. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (3/6/2022).

Bus Solo-Yogyakarta Akan Hilang

SOLO — Bus trayek Solo-Yogyakarta yang makin terjepit dengan kehadiran kereta listrik (KRL) diimbau meningkatkan kenyamanan dan pelayanan penumpang. Tanpa pembenahan, bus itu diprediksi hilang dalam tiga tahun mendatang.

Kepala Terminal Tirtonadi Joko Sutriyanto berharap para pengelola bus jurusan Solo-Yogyakarta membenahi armada sekaligus meningkatkan pelayanan kepada para penumpang.

“Persoalan persaingan transportasi, kuncinya ya kita melayani masyarakat. Semoga bus jurusan Solo-Yogyakarta bisa berlomba-lomba dengan pelayanan prima untuk penumpang. Dengan begitu penumpang merasa aman, nyaman, dan tepat waktu. Semoga dari persaingan itu, bus Solo-Vogyakarta bisa menjadi evaluasi,” kata Joko, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Tanpa Inovasi, Bus Solo-Jogja Diprediksi Bakal Hilang Dalam 3 Tahun

Mengenai persaingan dengan KRL, Joko menyebut pelayanan menjadi kunci utama untuk menarik para penumpang. Pengelola terminal juga tidak bisa melakukan intervensi terkait pelayanan yang dilakukan pengelola bus.

“Untuk mengantisipasi persiangan dengan KRL, kita harus bersaing dengan pelayanan yang prima. Secara fisik bus diperbaiki. Sekarang kita tidak bisa memberikan intervensi, masyarakat yang memilih.” Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (3/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya