SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi hari ini, Kamis (22/7/2021). (Solopos.com/Kaled Hasby Ashshidiqy)

Solopos.com, SOLO — Berita berjudul Kejar 300.000-an Tes/Hari menjadi headline Koran Solopos edisi hari ini, Kamis (22/7/2021). Artikel ini mengulas tentang langkah pemerintah mengganti istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat menjadi PPKM Level 4 Jawa-Bali.

Apa pun namanya, pemerintah diingatkan agar fokus terhadapi target, khususnya ribuan tes/hari di tiap daerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kebijakan ini berlaku selama 1 periode 21-25 Juli 2021. Perubahan itu tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 22/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali.

Baca Juga: Sudah Diperpanjang, Masih Ada Instansi CPNS 2021 yang 0 Pendaftar

Inmendagri ini diteken Mendagri Tito Karnavian, Selasa (20/7/2021). “Menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia yang menginstruksikan agar melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] Level 4 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali sesuai kriteria level situasi pandemi berdasarkan asesmen,” demikian bunyi inmendagri tersebut.

Berita lain yang bisa Anda baca di Koran Solopos hari ini antara lain:

Pembatasan Jam Paling Berat Bagi PKL

Pedagang kaki lima keberatan dengan aturan pembatasan jam operasional sampai pukul 20.00 WIB pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

Pengurus Pasar Pawon, Agus Mulatoni, menjelaskan tidak mempermasalahkan perpanjangan PPKM Darurat. Namun, pemerintah dalam mengambil kebijakan harus menyeimbangkan antara sektor kesehatan dengan sektor ekonomi dengan tidak membatasi jam operasional pedagang sampai 20.00 WIB saja.

Baca Juga: Begini Luhut Pandjaitan Uraikan Indikator Level PPKM di Jawa & Bali

“Kami ada 150 orang pedagang [wedangan/angkringan di Kota Solo] yang mengambil makanan ke Pasar Pawon. Mayoritas buka malam hari. Selama PPKM Darurat hanya separuh yang mau buka siang hari,” kata dia.

Menurut Agus, tidak mudah menjalankan usaha dengan mengubah jam operasional karena sejumlah angkringan kesulitan mencari lokasi berjualan saat siang. Pedagang juga kesulitan dengan larangan makan di tempat.

Saat BPS Sebut Penduduk Miskin Berkurang

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia, termasuk Jawa Tengah (Jateng), mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini disebut BPS karena pertumbuhan ekonomi yang membaik.

Berdasarkan data yang dirilis BPS 15 Juli 2021 lalu, jumlah penduduk di Jateng sejak September 2020 hingga Maret 2021 berkurang sekitar 0,05% atau sekitar 10.200 orang.

Baca Juga: Sri Mulyani Alokasikan Rp8,8 T buat Subsidi Pekerja, Ini Cara Mencairkan…

Pada September 2020 jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 4,12 juta orang atau sekitar 11,84%. Lalu pada Maret 2021, angka itu turun menjadi 4,11 juta orang atau sekitar 11,79%.

Kendati demikian, persentase kemiskinan di Jateng justru mengalami kenaikan di daerah perkotaan. Jika sebelumnya persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mencapai 10,57%, maka kali ini naik menjadi 10,58% atau bertambah sekitar 17.800 orang.

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa Anda simak di Espos Premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya