SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Senin 12/10/2020) tentang jangan gegabah ajukan uji materi UU Cipta Kerja ke MK (Tim Solopos)

Solopos.com, SOLO--Koran Solopos Hari Ini edisi Senin (12/10/2020) mengulas tentang jangan gegabah mengajukan gugatan uji materi UU Cipta Kerja ke MK.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan masyarakat yang menolak Undang-Undang (UU) Cipta Kerja mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, masyarakat diminta tak gegabah meresponsnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

UMKM Sukoharjo Belum Dapat Bantuan Modal Rp2,4 Juta? Ada Pendaftaran Tahap II Lo!

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga pengajar Fakultas Hukum Monash University Australia, Nadirsyah Hosen, memperingatkan agar kelompok
masyarakat sipil berhati-hati.

Ini karena upaya uji materi UU berkonsep Omnibus Law itu membutuhkan kecermatan dan kerja sama yang luas dari berbagai elemen masyarakat sipil.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Simulasi PTM SMP Al Azhar Syifa Budi Solo, Separuh Orang Tua Belum Setuju

Separuh lebih orang tua siswa SMP Al Azhar Syifa Budi Solo belum mengizinkan anak-anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).Untuk diketahui, di Solo simulasi PTM jenjang SMP akan diikuti hanya dua sekolah, yakni SMP Al Azhar Syifa Budi dan SMPN 4.

Kepala SMP Al Azhar Syifa Budi Solo, Mustaghfirin mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan kepada orang tua siswa, 52 persen dari total 255 siswa menyatakan belum akan memberikan izin anaknya untuk PTM.

Kasih Kode Minta Tolong Di Acara Mata Najwa, Najwa Shihab Dalam Bahaya?

“Survei melalui angket ini kami lakukan akhir September untuk merespons informasi rencana PTM meskipun belum jelas pelaksanaannya. Ternyata masih
banyak bahkan separuh lebih belum setuju anaknya ikut sekolah tatap muka,” ujarnya kepada Espos, Sabtu (10/10/2020).

Menurutnya, mereka masih khawatir atau belum merasa nyaman dengan situasi kasus Covid-19 secara umum, belum berani memberikan kepercayaan kepada
anaknya, dan belum merasa nyaman dengan lingkungan sekolah.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Kolaborasi Ajak Warga Peduli Sungai

Puluhan sukarelawan dan warga RT 002 RW 002 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, melakukan kerja bakti membersihkan anak sungai di lingkungan setempat, Minggu (11/10/2020). Sampah-sampah dari hilir mengikuti arus air dan menyangkut pada tumbuhan liar dan talut sungai.

Sampah yang dibuang warga ke sungai berpotensi menimbulkan masalah lingkungan, antara lain mencemari air sungai, menjadi sumber penyakit, merusak ekosistem, dan pendangkalan sungai. Karena itu sukarelawan dan warga setempat melakukan resik-resik sungai.

Ketua RT 002 RW 002, Ariel Karnoto, menjelaskan kondisi anak sungai wilayahnya menampung sampah dari hulu. Sampah rumah tangga terlihat mengotori anak sungai saat kemarau. Ia mengapresiasi sukarelawan yang membantu warga setempat membersihkan sungai.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Dua Hari, Kasus Bertambah 28 Orang

Jumlah kasus Covid-19 di Kota Bengawan terus bertambah memasuki pekan kedua Oktober. Selama dua hari pada Sabtu-Minggu (10-11/10/2020), Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo mencatat 28 tambahan kasus baru.

Pada Sabtu, 25 kasus anyar yang tercatat, perinciannya, 6 pasien suspek yang naik kelas jadi kasus konfirmasi, 1 warga yang menjalani uji swab mandiri, dan hasil tracing kontak 18 orang dari 7 induk kasus.

Penjabaran dari domisili, masing-masing seorang dari Kelurahan Kepatihan Kulon, Gilingan, Pajang, Sriwedari, Banjarsari, Kerten, Purwosari, dan Joglo. Kemudian, masing-masing dua orang dari Kelurahan Gandekan, Bumi, Kadipiro, dan Jebres.

Lalu tiga kasus dari Kelurahan Tipes dan 6 kasus dari Jagalan. Sedangkan pada Minggu (11/10/2020), kasus hanya bertambah 3 orang seluruhnya dari uji swab mandiri warga yang masing-masing berdomisili di Kelurahan Banyuanyar, Pajang, dan Sriwedari.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani mengatakan tambahan kasus pada Sabtu dan Minggu, dua di antaranya disumbang dari anak berumur 2 dan 5 tahun. Selain itu, dua remaja umur 11 dan 17 tahun. “Selama 11 hari pada Oktober, kami mencatat 120 kasus. Jadi, kalau dirata-rata dalam sehari ada dua digit kasus baru. Angka ini luar biasa besar. Dominasi klaster keluarga, meski juga ada klaster lingkungan,” kata dia, dihubungi Espos, Minggu sore.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya