SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (16/6/2022).

Solopos.com, KARANGANYAR — Penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA negeri (SMAN) dan SMK negeri (SMKN) Jawa Tengah (Jateng) tahun ajaran 2022/2023 resmi dimulai, Rabu (15/6/2022). Meskipun telah digelar secara daring, PPDB kerap dibayangi isu siswa titipan.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta masyarakat agar tidak berusaha menitipkan anak calon peserta didik (CPD) untuk dimasukkan ke sekolah yang dikehendaki. Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng telah menyediakan berbagai peluang yang bisa diakses CPD, yaitu melalui sistem zonasi, prestasi, afirmasi, dan perpindahan tempat kerja orang tua.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“PPDB sudah kita mulai. Anak-anak sudah mendaftarkan akun mereka dan sampai saat ini ada 1.300 an orang. Pesan saya, dampingi anak-anak. Ajar mereka berintegritas. Jangan ada titip-titip. Seluruh layer kita buat untuk mereka yang punya jarak, mereka yang punya prestasi, mereka yang yatim piatu dan afirmasi semua sudah kita buat,” ujarnya di sela-sela acara Pluncuran Unit Sekolah Baru (USB) SMAN Tawangmangu, Rabu.

Bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Uswatun Khasanah, Ganjar meminta CPD dan orang tua memberikan data sebenar-benarnya dalam PPDB. Hal itu, kata dia, agar tidak timbul masalah di kemudian hari.

Selain itu, pemberian data yang benar merupakan bagian dari pendidikan karakter kejujuran. “Ambil data yang benar. Sehingga nanti anak-anak bisa menerima belajar di sekolah itu.”

Baca juga: PPDB SMA Dimulai, Gubernur Ganjar Pranowo Wanti-Wanti Ini

”Kalau itu [PPDB dilakukan dengan jujur], tentu itu sangat baik,” imbuhnya. Budaya titip-menitip siswa oleh orang tua dalam PPDB kerap menjadi sorotan meski telah menggunakan sistem daring. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (16/6/2022).

Reshuffle Disi Wakil Parpol

JAKARTA — Reshuffle alias perombakan jilid I dalam Kabinet Indonesia Maju akhirnya terjadi. Sejumlah wakil partai politik (parpol) menjejali kabinet melalui gelombang terakhir perombakan kabinet kali ini. Akademisi dan pakar komunikasi politik Hendri Satrio menilai perombakan ini hanya pemenuhan janji politik Jokowi kepada koalisinva.

“Nampaknya ada permintaan dari PDIP juga untuk menjaga penunjukan pejabat itu,” katanva kepada Bisnis Indonesia, Rabu (15/6/2022). Rabu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik dua menteri dan tiga wakil menteri (wamen) Kabinet Indonesia Maju.

Wajah baru di kabinet Jokowi yang dilantik adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan dan mantan Panglima TN Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Baca juga: Reshuffle Kabinet: Zulkifli Hasan Mendag, Hadi Tjahjanto Menteri ATR

Zulkifli menggantikan Muhammad Lutfi, sedangkan Hadi menggantikan Sofyan Djalil. Sementara itu, tiga wamen yang dilantik adalah Raja Juli Antoni sebagai Wamen ATR/BPN, Afriansyah Noor sebagai Wamen Tenaga Kerja, dan John Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri.

Raja Juli Antoni adalah politikus yang menjadi salah satu pendiri Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sementara itu, Afriansyah Noor adalah politikus Partai Bulan Bintang (PBB) yang dikenal sebagai orang dekat Yusril Ihza Mahendra.

Sedang John Wempi adalah politikus PDIP yang juga mantan Bupati Jayawijaya, Papua, selama dua periode (2008-2013 dan 2013-2018). Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (16/6/2022).

Perhatikan Kursi Prioritas

SOLO — Pemanfaatan kursi prioritas di kereta rel listrik (KRL) Solo -Jogja untuk kelompok disabilitas dan rentan perlu diperhatikan. Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Solo-Jogja menceritakan banyak penumpang yang belum menyadari hak-hak difabel serta kelompok rentan sehingga menggunakan kursi mereka.

Petugas pengamanan seringkali berkeliling mencarikan tempat duduk bagi penumpang yang lebih berhak. Itu terjadi karena banyak penumpang belum sadar. Akibatnya pemenuhan hak dua kelompok tersebut mengandalkan keterlibatan petugas.

Marshella, seorang komuter asal Bumi Laweyan, Solo, melihat kursi priortas di KRL seringkali menjadi kursi penumpang biasa. “Kursi prioritas malah kayak kursi kosong biasa. Kalau kosong ya dibuat duduk,” kata dia, Kamis (9/6/2022). la sempat melihat warga lansia yang justru tak mendapat tempat duduk.

Beruntung saat KRL berjalan, petugas pengamanan selalu siaga mencarikan tempat duduk bagi kelompok difabel maupun renta. “Padahal ada mbah-mbah berdiri, malah pura-pura tidur (penumpang yang duduk). Tapi, Alhamdulilah sih, biasanya ada petugas yang, mencarikan tempat duduk,” tutur dia.

Marshella selalu memberikan tempat duduknya pada kelompok difabel atau lansia. “Kalau aku lagi duduk ya tak kasih. Tapi nek lagi berdiri, biasane njawil (menyuruh) mas-mas yang sekiranya kuat untuk berdiri,” jelas dia. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Kamis (16/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya