SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (30/11/2021).

Solopos.com, SOLO – CEO Persis Solo, Kaesang Pangarep, mengizinkan para suporter melakukan konvoi mengawal kendaraan tim Persis. Sebaliknya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, melarang suporter menggelar konvoi.

Harian Solopos edisi Selasa (30/11/2021) menyajikan headline terkait polemik konvoi Pasoepati jelang laga Persis Solo kontra PSCS Cilacap di laga pamungkas Grup C Liga 2.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Euforia 8 Besar

SOLO-Konvoi yang melibatkan 1.000-an suporter Persis Solo menggunakan sepeda motor untuk merayakan lolosnya Laskar Sambernyawa ke babak delapan besar Liga 2 2021, Senin (29/1/2021) sore, memantik polemik.

CEO Persis Solo, Kaesang Pangarep, mengizinkan para suporter melakukan konvoi mengawal kendaraan tim Persis. Sebaliknya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, melarang suporter menggelar konvoi.

Laman Instagram resmi suporter tim sepak bola Persis Solo, Pasoepati.net merilis pernyataan resmi bahwa mereka diizinkan mengawal klub Laskar Sambernyawa berlaga pada pertandingan terakhir babak penyisihan Grup C Liga 2, Senin sore. Persis Solo bertanding melawan PSCS Cilacap di Stadion Manahan.

Baca Juga: Debut Gagal Jacksen F. Tiago di Persis Solo

Pengawalan itu diamini oleh bos Persis Solo yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mengomentari unggahan Instagram tersebut dengan kalimat. “Tak kon do bubar langsung nek raiso do manut aturanku (saya minta bubar kalau tidak bisa mengikuti peraturanku],” tulis Kaesang.

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita terkait ancaman dari buruh jelang penetapan upah minimum kabupaten (UMK) 2022.

Buruh Ancam Matikan Mesin Pabrik

SEMARANG—Buruh kembali bergerak di berbagai wilayah, termasuk Jawa Tengah (Jateng), menjelang penetapan upah minimum kabupaten/kota (UMK). Upah minimum provinsi (UMP) Jateng 2022 yang sebelumnya ditetapkan terlalu jauh dani tuntutan buruh.

Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) kembali beraksi turun ke jalan, Senin (29/11/2021). Mereka mendatangi kantor Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah di Jl. Pahlawan, Kota Semarang.

Dalam aksi tersebut, massa buruh menuntut kenaikan UMK 2022 sebesar 10%. Bila Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menetapkan kenaikan UMK kurang dari 10%, massa buruh mengancam akan mematikan mesin pabrik dan menggelar aksi mogok massal sebagai bentuk protes.

Baca Juga: Buruh Jateng Desak Pemerintah Tak Pakai UU Cipta Kerja untuk UMK 2022

“Bila pemerintah dalam hal ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak menaikkan UMK sebesar 10%, maka massa buruh akan menggelar mogok massal yang diawali dengan aksi serentak mematikan mesin pabrik,” kata Sekretaris KSPI Jateng, Aulia Hakim. Sebelumnya, massa buruh Jawa Tengah sempat dikecewakan dengan instruksi penetapan UMP oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) yang rata-rata hanya 1,05%.

Di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait wacana pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) di ruang terbuka untuk mencegah potensi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

PTM di Ruang Terbuka

SOLO-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo mematangkan rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di ruang terbuka. Langkah tersebut dinilai dapat mengurangi potensi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

Apalagi belakangan kasus persebaran Covid-19 di sekolah terus ditemukan menyusul uji swab acak yang dilakukan Pemkot. Terakhir, ada 28 siswa dan dua tenaga pendidik yang positif Covid-19 setelah melalui tes PCR. Jumlah itu masih bisa bertambah karena ada hasil uji swab beberapa sekolah yang belum keluar.

Kabid SD SMP Disdik Solo, Abdul Haris Alamsah, mengatakan Disdik menyeriusi pelaksanaan PTM terbatas di ruang terbuka, seperti taman dan lapangan. Menurut Haris, upaya itu bisa menjadi alternatif PTM yang aman pada masa pandemi.

Baca Juga: Serapan Anggaran Covid-19 Solo Rendah, Pemkot Tuai Kritik

“Ini kami masih mengkajinya. Kemungkinan arahnya memang ke sana [ada alternatif PTM di ruang terbuka|,” ujar Haris saat berbincang dengan Espos, Senin (29/11/2021).

Pihaknya menilai pembelajaran di luar ruangan lebih aman dan potensi penularan virus. Selain itu, PTM di ruang terbuka dapat menjadi solusi penambahan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.

Saat ini, peserta PTM masih dibatasi maksimal 50% dari kapasitas ruang kelas. Haris mengatakan Disdik masih perlu mencermati teknis dan sistem pengawasan ketika PTM di ruang terbuka nanti digelar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya