SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Senin (13/12/2021).

Solopos.com, SOLO — Sejumlah dalem kepangeranan seperti Dalem Ngabeyan dan Dalem Hadiwijayan hingga kini tak terurus dan mangkrak. Perlu sinergi antara pengelola Keraton Solo, pemilik bangunan, dan pemerintah untuk memelihara dalem-dalem pangeran sebagai aset pariwisata Kota Bengawan.

Harian Solopos edisi Senin (13/12/2021) menyajikan headline terkait kondisi sejumlah dalem pangeran Keraton Solo yang memprihatinkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalem Pangeran Riwayatmu Kini

SOLO-Sejumlah dalem (rumah) pangeran Keraton Solo kini dalam kondisi memprihatinkan. Warga dan pegiat sejarah Kota Bengawan mendorong segera ada pembenahan agar bangunan cagar budaya (BCB) tersebut lestari.

Perlu sinergi antara pengelola Keraton, pemilik bangunan, dan pemerintah untuk memelihara dalem-dalem pangeran sebagai aset pariwisata Kota Bengawan. Sejumlah dalem kepangeranan seperti Dalem Ngabeyan dan Dalem Hadiwijayan hingga kini tak terurus dan mangkrak.

Pantauan Espos, Minggu (12/12/2021), pilar-pilar penyangga Dalem Ngabeyan kian lapuk karena rayap, faktor cuaca, dan hingga termakan usia. Kondisi ruangan kotor dan tak terawat. Sejumlah ornamen kayu di atap pun telah rusak. Rumput liar turut mengelilingi bangunan peninggalan Paku Buwono (PB) X itu.

Baca Juga: Melihat Kondisi Dalem Pangeran di Keraton Solo, Memprihatinkan Lur…

Saking tak terawatnya, dalem yang kini dimiliki keluarga Cendana itu pernah menjadi lokasi uji nyali salah satu televisi swasta. Dalem Ngabeyan kabarnya akan direnovasi sejak 2005. Namun, hal itu tak kunjung terealisasi.

Sementara itu, Dalem Hadiwijayan yang berada di Kelurahan Gajahan tak kalah memprihatinkan. Bangunan yang dahulu sempat digunakan sebagai Kampus Saraswati, cikal bakal Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, ini tinggal menyisakan pendapa.

Dua dalem lain yakni Dalem Kusumobratan dan Dalem Suryabratan bahkan sudah runtuh. Informasi yang dihimpun Espos, Dalem Suryabratan sudah beralih kepemilikan ke Pertamina. Keduanya berada di luar Benteng Baluwarti.

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita dibukanya kembali Pasar Doplang setelah sekian lama ditutup akibat pandemi.

Tumpah Ruah di Pasar Doplang Wonogiri

Anjarini, 21, tiba di Pasar Doplang, objek wisata kuliner tradisional di Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, Minggu (5/12/2021) pagi pukul 06.00 WIB. Pengunjung sudah ramai, tetapi belum memenuhi tempat wisata yang berdiri pada 11 September 2018 itu.

Selepas memarkir sepeda motor, Anjarini bersama kakaknya, Jariyah, 37, dan keponakannya, menuju area wisata yang menyajikan penganan jadul tersebut. Sebelum masuk ke tempat wisata yang hanya buka setiap Minggu itu, mereka menukarkan uang senilai Rp70.000 dengan koin kayu di loket. Ada koin senilai Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000.

Baca Juga: Pengunjung Tumplek Blek di Pasar Doplang Slogohimo Wonogiri

Koin itu sebagai alat tukar saat bertransaksi. Konsep itu seperti transaksi ekonomi zaman dulu. Saat akan masuk petugas memastikan mereka memakai masker, mengecek suhu tubuh, dan meminta mereka mencuci tangan terlebih dahulu.

Sesampainya di dalam, mereka berkeliling dengan mengenakan masker mencari jajanan jadul yang ingin dibeli. Ada getuk, pecel, apem, tempe besengek, wedang uwuh, dan sebagainya.

Di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait dijadwalkannya lagi surveilans uji swab acak PTM pada bulan depan.

Surveilans PTM Tahap III Mulai Januari

SOLO-Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kembali menjadwalkan kegiatan surveilans uji swab acak pemberlakuan tatap muka (PTM) pada bulan depan.

Program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu masih dilakukan rutin seiring PTM yang terus berlangsung di masa pandemi Covid-19. Sedianya, surveilans dilaksanakan pada bulan ini, namun urung lantaran memasuki masa libur anak sekolah.

Kendati waktunya lebih pendek, akan tetapi mereka diminta tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan jumlah sampel yang diuji swab dalam surveilans tahap kedua lebih sedikit.

Baca Juga: Siap-Siap, Tes Swab Acak Surveilans PTM di Sekolah Solo Berlanjut

Jumlah kasus yang positif pun jauh lebih kecil. Totalnya 34 orang yang terdiri atas 32 siswa dan dua guru. Perincian 34 kasus itu meliputi dua siswa di SDN Cinderejo, empat siswa dan satu guru di SDN Semanggi Kidul, serta 15 siswa dan satu guru di SDN Beskalan.

Kemudian, masing-masing seorang siswa di SMPN 6, SMAN 8, dan SMA Muhammadiyah 1. Lalu, delapan siswa di SMP Muhammadiyah 7. “Tiga tambahan kasus pada pekan lalu berasal dari exit test di SDN Beskalan. Dari sekolah lain tidak ada tambahan dani exit test. Kalau dibandingkan yang lalu (tahap pertama), memang lebih baik. Tahap ketiga mulai Januari karena Desember kan anakanak meski tidak libur tapi PJJ,” kata dia, Jumat (10/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya