SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Senin (4/4/2022).

Solopos.com, WONOGIRI — Kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak baik sebagai pelaku maupun korban kembali terjadi di Wonogiri. Ini menjadi penanda kasus kekerasan, khususnya kekerasan seksual, kian mengkhawatirkan di daerah itu. Pada 2021 lalu, jumlah kasus kekerasan seksual di Wonogiri naik drastis dibanding tahun sebelumnya.

Pada semester 1 2022 ini, kasus terbaru terungkap di sebuah desa di Kecamatan Sidoharjo. Seorang Laki-laki yang masih berstatus sebagai pelajar SMP mencabuli anak TK dan adik kandungnya sendiri. Berdasar informasi yang diterima Camat Sidoharjo, Sarosa, sejauh ini korban sudah mencapai empat orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Memang benar ada kasus tersebut [pencabulan]. Tetapi yang menangani sudah dari Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Wonogiri,” kata Sarosa saat dihubungi Solopos, Minggu (3/4/2022). la menambahkan sampai saat ini masih belum jelas apakah kasus itu sudah dilaporkan ke kepolisian atau tidak.

Baca juga: Pelajar SMP di Wonogiri Cabuli 4 Anak, Termasuk Adik Kandungnya

Akan tetapi, pada Sabtu (2/4/2022) lalu, pendamping dari Unit PPA Polres Wonogiri dan Satgas Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sudah mendatangi desa tersebut. Kasatreskrim Polres Wonogiri AKP Supardi, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto, angkat bicara.

Dalam pesan singkatnya kepada Solopos, ia membenarkan laporan kasus tersebut. Namun ia belum berkomentar banyak. “(Saat ini kasus tersebut) masih kami dalami,” ucapnya. Proses pendampingan oleh Satgas P2TP2A Kabupaten Wonogiri juga telah dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, Mubarok.

“Kami kemarin menurunkan tim ke sana, besok (Senin] korban-korbannya dipanggil ke kantor. Kalau kronologinya belum begitu jelas karena laporan lengkap dari kecamatan juga belum kami terima,” ujarnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Senin (4/4/2022).

Masalah Stok Pertalite di Depan Mata

JAKARTA — Kehawatiran sejumlah pengamat ekonomi tentang kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi kenyataan. Pasca kenaikan harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter, stok Pertalite dikabarkan berkurang. Kelangkaan itu bukan semata-mata karena perpindahan konsumen dari Pertamax ke Pertalite.

PT Pertamina (Persero) dikabarkan memangkas pasokan ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) jenis RON 90 itu hingga 50%. Pengakuan tersebut disampaikan oleh sejumlah petugas SPBU yang ditemui Bisnis IndonesiaMinggu (3/4/2022).

Di salah satu SPBU di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, seorang petugas mengungkapkan dalam beberapa hari terakhir pasokan Pertalite yang dikirim hanya 8.000 liter per hari. “Biasanya mencapai 16.000 liter per hari. Sejak kenaikan Pertamax itu dibatasi,” ujar petugas tersebut.

Baca juga: Sambat Harga Pertamax Naik, Driver Ojol di Solo Pilih Pertalite

Pada hari pertama Ramadan SPBU tersebut terlihat masih sepi sehingga stok Pertalite masih banyak. Menurut petugas tersebut, dalam dua hari setelah kenaikan Pertamax, stok Pertalite sudah ludes pada siang, hari. Padahal, biasanya Pertalite masih tersedia sampai malam hari.

“Pagi ini masih ada, biasanya enggak sampai pukul 12.00 WIB sudah habis untuk Pertalite. Kalau Pertamax sampai ada sisa,” terangnya. Dia menambahkan pasokan BBM jenis Pertalite di beberapa SPBU di kawasan Tangerang Selatan juga dikurangi setelah ada kenaikan harga Pertamax. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Senin (4/4/2022).

Banyak Warga Lapor Soal Petasan

SOLO — Sejumlah warga mengeluhkan petasan di berbagai wilayah di Kota Solo selama dua hari puasa atau sejak Sabtu (2/4/2022). Berdasarkan pantauan Solopos, Minggu (3/4/2022), keluhan warga disampaikan melalui Unit Layanan Adan Surakarta (Ulas).

Terdapat enam laporan mengenai petasan yang mengganggu warga selama pekan kemarin. Lokasi yang dilaporkan ada lima. Pertama, laporan mengenai anak-anak bermain petasan di J. Melon Raya, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, tepatnya dekat dengan Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Aktivitas anak-anak tersebut terjadi setiap tahun.

Baca juga: Awal Puasa, ULAS Pemkot Solo Dibanjiri Laporan Anak-Anak Main Petasan

Menurut warga yang melaporkan, suara petasan membuat suasananya seolah-olah di tengah perang sehingga mengganggu ketenangan. Kedua, laporan petasan yang dinyalakan anak-anak di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan. Sejumlah warung kecil menjual petasan secara diam-diam.

Ketiga, laporan tentang long bumbung di Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo. Warga yang mengingatkan anak-anak untuk tidak menyalakan long bumbung justru dimarahi orang tua si anak. Mereka tidak terima. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Senin (4/4/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya