SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (3/1/2023).

Solopos.com, SUKOHARJO — Laporan Asia for Animals Coalitions menyebutkan tahun 2021 menjadikan Indonesia peringkat satu sebagai negara yang sering mengunggah penyiksaan hewan di media sosial. Dari 5.480 konten penyiksaan hewan di Facebook, YouTube, dan Tiktok, sebanyak 30% berasal dari Indonesia.

Melalui kanal YouTube Narasi Newsroom, psikolog forensik, A. Kasandra Putranto, menyebut konten penyiksaan hewan hanya dilakukan orang psikopat. Perilaku sadisme tersebut tak bisa dibiarkan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tak hanya melanggar perlindungan hewan, perilaku penyiksaan pada hewan bisa berdampak pada perilaku sadisme lain pada manusia, seperti pembunuhan. “Memang ditemukan adanya korelasi yang tinggi antara perilaku menyiksa binatang dengan akhirnya seseorang memutuskan menjadi pembunuh berantai,” kata Kasandra.

Di bulan-bulan akhir 2022 lalu, konten penyiksaan bayi monyet ekor panjang ramai dibicarakan di media sosial (medsos). Dua tersangka penyiksaan di Tasikmalaya, Jawa Barat, Asep dan Indra, kemudian ditangkap jajaran Polres Tasikmalaya November 2022. Keduanya menyiksa bayi monyet, kemudian mendokumentasikannya dalam bentuk video.

Video monyet kemudian dijual ke komunitas Monkey Hate di luar negeri melalui medsos. Kapolres Tasikmalaya, AKBP Suhardi Hery Heryanto saat jumpa pers di Tasikmalaya, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (13/9/2022), menjelaskan, penganiayaan dilakukan tersangka dengan cara sadis, seperti menyayat bagian tubuh hingga menggunting telinga.

Berdasarkan pengakuan tersangka, ada lima monyet ekor panjang dan lutung yang dijadikan objek penganiayaan, bahkan hingga mati. Konten penganiayaan yang dibuatnya berdasarkan permintaan penonton.

Berdasarkan penjualan di media sosial itu tersangka mendapatkan keuntungan. Lady Freethinker, anggota Asia for Animal Coalitian (AFA) Social Media Animal Cruelty Coalition (SMACC), pada 6 Agustus 2021 mengungkap para pemuja konten penyiksaan monyet secara aktif mengeluarkan biaya dan merekrut peserta baru guna mendistribusikan video sadis penyiksaan hewan, khususnya bayi monyet. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (3/1/2023).

Silang Pendapat Perppu Cipta Kerja

BOYOLALI — Fenomena upwelling atau naiknya massa air di dalam waduk yang membawa racun amonia dari limbah pakan dan kotoran ikan sehingga membunuh ikan-ikan sebenarnya sudah disadari kalangan peternak ikan.

Namun padatnya populasi ikan yang dibudidayakan membuat rata-rata peternak ikan lebih memilih sikap pasrah meski kerugian yang dialami cukup besar. Hal ini antara lain disampaikan Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, melalui Kepala Bidang (Kabid) Perikanan, Nurul Nugroho, menanggapi kematian massal ikan di Waduk Kedung Ombo (WKO) yang hingga Senin (2/1/2023) mencapai 175 ton.

Nugroho mengungkapkan penyebabnya kematian massal karena cuaca sepekan tanpa sinar matahari sehingga kondisi air dingin dan terjadi upwelling sekaligus drop oksigen (DO). “Untuk upaya yang dilakukan ada pemindahan keramba dari titik yang aman upwelling dan dipompa pakai untuk menaikkan DO (menaikkan kadar oksigen],” ujarnya.

Nugroho menjelaskan sumber terbesar racun amonia berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan dari budidaya keramba jaring apung atau KJA. “Fenomena upwelling sering terjadi karena berlebihnya populasi di dalam KJA dan terlalu intensifnya budi daya ikan dengan sistem KJA,” kata dia. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (3/1/2023).

Nama Islamic Center akan Diganti

SOLO — Nama Islamic Center, pusat studi Islam yang merupakan bagian dari Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, akan diganti. Namun demikian belum ada keterangan nama pengganti untuk tempat tersebut.

Selanjutnya, bakal ada program pertukaran imam yang belajar di Kota Solo maupun di Uni Emirat Arab (UEA). Demikian salah satu hasil perjalanan dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, ke UEA, pekan lalu. Gibran langsung berkantor begitu tiba d Kota Solo setelah pulang dari perjalanan dinas, Senin (2/1/2023).

Berdasarkan pantauan Espos, dia tiba di Balai Kota Solo sekitar pukul 13.31 WIB. Gibran memberikan keterangan beberapa menit kepada wartawan sebelum masuk ruang kerja. Pengalaman selama di UEA, antara lain bertemu Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan, sejumlah menteri, serta pimpinan Mohamed bin Zayed (MBZ) University for Humanities UEA.

“Datang ke beberapa museum yang saya rasa bisa diterapkan di museum Pedaringan serta Islamic Center. Nama Islamic Center nanti ganti ya, bukan Islamic Center,” kata dia. Namun, Gibran belum mau menjelaskan nama pengganti Islamic Center. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Selasa (3/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya