SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (5/1/2023).

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjanjikan berlangsungnya revitalisasi Keraton Solo menyusul tercapainya perdamaian di antara pihak-pihak internal keraton yang berkonflik selama ini.

Akan tetapi karena proses penganggaran secara resmi sudah selesai, Gibran menjanjikan bakal mencari sumber pendanaan lain. Hal itu dikemukakan Gibran dalam jamuan santap siang bersama kerabat Keraton Solo di Loji Gandrung, Rabu (4/1/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam kesempatan itu Gibran juga mempresentasikan 16 program prioritas pembangunan Kota Solo yang sedang dan akan berjalan. Gibran seusai pertemuan dan santap siang menjelaskan menunggu perintah PB XIII terkait revitalisasi kompleks Keraton Solo.

Sejauh ini tidak ada alokasi untuk revitalisasi keraton dalam APBN, APBD, program tanggung jawab sosial perusahaan, dan dana hibah untuk Pemkot Solo. Gibran menjelaskan keluarga Keraton Solo sudah memahami prioritas pembangunan Kota Solo. Keluarga Keraton Solo yang sudah berdamai memahami mekanisme anggaran.

“Tetapi sekali lagi orang mau membantu banyak. Ditunggu wae,” jelasnya. Dia mengatakan momen makan siang bersama keluarga Keraton Solo berjalan cair. “Intinya sudah oke semua, satu visi semua,” katanya.

Dia mengatakan semua pihak memiliki tujuan baik untuk Keraton Solo. Apabila ada pihak-pihak yang tidak setuju tak akan diajak bergabung. Adapun pertemuan itu untuk menindaklanj uti rekonsiliasi antara dua kubu yang bertikai di Keraton Kasunanan, Selasa (3/1/2023) sore. Sebelumnya, di Balai Kota sebelum santap siang, Gibran kepada wartawan menyatakan semua jenis anggaran sudah digedok [disahkan]. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (5/1/2023).

Sukoharjo Khawatir Nasib Lahan Sawah Dilindungi

SUKOHARJO — Rencana pembangunan jalan tol lingkar luar Kota Solo masih terus menuai keberatan. Kali ini Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, yang menyatakan keberatan. Dia menilai pembangunan jalan tol itu bakal memangkas sebagian besar lahan sawah dilindungi (LSD) di wilayah Kabupaten Makmur.

“Terus terang saya selaku Bupati Sukoharjo bukan menolak tetapi keberatan dengan tol ini karena mengganggu LSD. Karena kami akan dilalui [jalan tol] dari Kecamatan Gatak, Mojolaban, Grogol, Bendosari, Nguter semua LSD hampir kena,” ungkap Bupati saat ditemui wartawan di kawasan Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Rabu (4/1/2023).

Dia menyayangkan jika hal itu terjadi mengingat Sukoharjo merupakan penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu Bupati Etik mengatakan terkait pembangunan tersebut kemungkinan juga akan mengganggu perkembangan wilayah.

“Pengembangan kota terhambat, kami mintanya kalau bisa ring road atau jalan arteri jadi masyarakat bisa berinteraksi dan kota bisa berkembang. Ekonomi juga bisa berjalan,” kata Bupati. Dia mengatakan jika pembangunan tol itu terlaksana akan berdampak pada LSD di lebih dari tujuh kecamatan di Sukoharjo.

Usulan tersebut, kata dia akan disampaikan dalam rapat koordinasi antardaerah meski tak menyampaikan kapan rapat itu terlaksana. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (5/1/2023).

Aglis Tak Lagi Diproduksi

SOLO — Namanya Aglis. Sepeda motor listrik roda tiga buatan Solo Technopark dan PT Prosan Alam Hijau yang pernah diproduksi sebanyak 35 unit itu kini berhenti. Proyek tersebut mandek produksi lantaran kontrak kerja sama kedua belah pihak berakhir. Hal tersebut di konfirmasi Bagian Kerja Sama Solo Technopark Susilo Budi.

Kerja sama perakitan sasis motor listrik dimulai pada 2017 dan berakhir pada 2018. “Kami pernah kerja sama pada 2017 sampai 2018. Mereka [PT Prosan Alam Hijau] ke sini untuk menawarkan kerja sama dalam arti produksi sasis,” kata Susilo.

“Kami dari manufaktur memang bisa membuat sasis atau rangkanya itu,” terang dia ketika ditemui Espos, Selasa (3/1/2023). Sepeda motor listrik itu berupa kendaraan berbentuk menyerupai mobil roda tiga dan diberi nama Aglis. Kendaraan listrik itu memiliki spesifikasi baterai dengan kapasitas 45 Ampere dan tegangan 60 Volt. Sepeda motor ramah lingkungan ini mampu melaju dengan kecepatan 35 km/jam dengan jarak tempuh 60 km – 80 km.

Namun, sepeda listrik itu sudah berhenti diproduksi. Susilo mengaku sudah tidak berhubungan secara bisnis dengan PT Prosan Alam Hijau. “Karena sudah selesai kontrak kerjasa manya, makanya kami sudah lost contact,” imbuh dia. Di Solo Technopark, sepeda listrik itu hanya tersisa satu unit yang kemudian dijadikan pajangan.

“Kebetulan itu sudah lama, makanya kalau dilihat lagi itu sudah ada yang gepeng, [bannya] kempes juga,” kata dia. Saat kerja sama berlangsung, Solo Technopark hanya membuatkan kerangka dan tidak turut memproduksi mesin. “Mesinnya mereka semua, kami hanya sasisnya, termasuk dari segi bisnis penjualan juga dari mereka,” katanya. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Kamis (5/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya