SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Sabtu-Minggu (26-27/11/2022).

Solopos.com, JAKARTA — Masalah kesejahteraan guru termasuk kepastian status mereka sebagai aparatur sipil negara (ASN) masih membayangi peringatan Hari Guru Nasional tahun ini. Bahkan pemerintah dituding memberi janji palsu terkait nasib guru. Hal tersebut disampaikan Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) yang meminta Presiden Joko Widodo turun tangan menuntaskan persoalan seleksi guru PPPK.

“Dalam peringatan Hari Guru Nasional [HGN] 2022, nasib para guru khususnya guru honorer belum ada perubahan menuju perbaikan. Adapun seleksi guru PPPK yang semula diharapkan menjadi solusi atas minimnya kesejahteraan guru, ternyata makin terlihat karut-marut,” ujar Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, di Jakarta, Jumat (25/11/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia menambahkan janji yang pernah diungkapkan Men-dikbudristek dan Menpan RB untuk mengangkat 1 juta guru honorer menjadi ASN PPPK ter-nyata angan belaka. Pada 2021 hanya 293.000 yang dapat formasi PPPK.

“Peringatan Hari Guru Nasional harus dijadikan momentum yang tepat bagi pe-merintah pusat dan pemerintah daerah mengevaluasi semua kebijakannya mengenai guru,” terang dia. P2G menilai saat ini, kesejahtera-an guru khususnya honorer masih jauh panggang dari api. Padahal negara berutang besar kepada guru honorer, yang berjumlah lebih dari 1 juta orang.

Baca juga: Hari Guru Nasional: Cerita Bupati Boyolali Lahir dan Besar dari Keluarga Guru

“Mereka masih digaji jauh di bawah UMP/UMK daerah. Rata-rata Rp500.000 hingga Rp1 juta per bulan. Padahal berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 14 guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, ” terang dia.

Satriwan mengingatkan Indonesia tengah mengalami darurat kekurangan guru ASN di sekolah negeri. Proses dan keberlanjutan pembelajaran di sekolah selama ini sangat di-topang oleh tenaga guru honorer. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Sabtu-Minggu (26-27/11/2022).

Miliaran Rupiah Omzet Bulanan Merek Fesyen Lokal

SOLO — Ada 427 juta produk alas kaki beredar di dunia. Angka tersebut membuat Indonesia menguasai 3,3% market share alas kaki dunia. Ini membuat Indonesia berada di rang-king tiga raja produsen alas kaki dunia, setelah China dan Vietnam.

Data tersebut dirilis melalui World Foot Wear 2022 Year Book sebagai potret market alas kaki dunia 2021. Sebenarnya, pada 2019, Indonesia menguasai 6,3% pasar alas kaki dunia. Namun saat itu, Indonesia berada di urutan keempat raja produsen sepatu dunia dengan dominasi sepatu jenis sport. Pandemi Covid-19 membuat pasar alas kaki dunia menurun.

Baca juga: Peragaan Busana Solo Batik Fashion 2022, Tampilkan Karya 125 Desainer

Namun, ini menjadi angin baru bagi produsen sepatu. Tak hanya produsen sepatu, namun produsen fesyen. Ada peran media sosial atau teknologi informasi yang semakin menghubungkan produsen mode dan konsumennya.

Meski pandemi dirikuti dengan kampanye di rumah saja, kerja dari rumah, membuat warga seolah tak perlu memperhatikan fesyen. Tapi nyatanya, teknologi informasi menjadi ruang pertemuan baru yang cukup menuntut orang-orang tetap menjaga penampilannya saat pembatasan sosial dilakukan. Sementara itu, alas kaki masih menjadi komoditas unggulan di Jawa Tengah (Jateng).

Juga tekstil dan produk tekstil (TPT). Komoditas itu masih menjadi ekspor produk unggulan Jateng. Mengutip laporan perekonomian Jateng oleh Bank Indonesia pada Agustus 2022, TPT menjadi pendorong utama ekspor nonmigas Jateng. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Sabtu-Minggu (26-27/11/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya