SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Selasa (11/10/2022)

Solopos.com, WONOGIRI — Hujan deras disertai angin kencang yang kerap terjadi belakangan ini membawa banyak risiko di bidang pertanian. Aneka antisipasi harus ditempuh agar kerugian bisa dicegah atau setidaknya diminimalisasi. Hal ini antara lain dilakukan sebagian petani di Kabupaten Wonogiri.

Salah satu sektor pertanian yang terdampak dari bencana angin kencang di Wonogiri adalah hortikultura. Agar tetap hidup sampai masa panen tiba, tanaman hortikultura tak memerlukan banyak air. Kelembaban tanah berlebihan akibat tingginya curah hujan dapat memicu kemunculan jamur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sriatno, penyewa lahan persawahan seluas 2.500 m2 di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, mengerti betul dampak yang mungkin muncul saat musim hujan. la menjadi petani hortikultura sejak delapan tahun lalu. Dia telah merasakan beragam tantangan saat menanam aneka tanaman seperti semangka, bawang merah, cabai, melon, hingga sawi.

Saat ditemui Solopos, Senin (10/10/2022), tanaman semangkanya baru berumur 15 hari, melonnya berumur satu bulan, dan sebagian bawang merahnya hampir berumur dua bulan. Curah hujan tinggi disertai angin kencang yang terjadi di Wonogiri pada Sabtu-Minggu (8-9/10/2022) lalu, sempat membuat lahan pertanian garapannya tergenang air.

Namun genangan itu lekas surut seiring cuaca yang mulai terang. “Soalnya, saya sudah persiapan membikin parit yang dalam, sekitar 30 cm. Airnya pun juga langsung dialirkan. Jadi saat ada genangan, airnya cepat surut. Tanaman saya masih hidup,” ungkapnya.

Baca juga: Cerita Petani Wonogiri Tetap Bertahan di Tengah Curah Hujan Tinggi

Agil Pujanto, petani bawang merah asal Kecamatan Pracimantoro, mengakui adanya risiko tinggi dalam bertani hortikultura ketika curah hujan sedang tinggi. Guna mengatasi tumbuhnya jamur yang menimbulkan kematian pada tanaman bawang merahnya, Agil mesti rutin mengobati tanaman dan memberi pupuk.

Meski begitu, ia mengaku masih mengalami kerugian saat musim hujan datang. “Hasil panennya tidak seoptimal saat musim kemarau. Jadi kadang biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil panen,” tuturnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (11/10/2022).

Menyusuri Kisah Ki Ageng Donoloyo Lewat Film

WONOGIRI — Ki Ageng Donolovo adalah sook legendaris dari Wonogiri yang diyakini menjadi perintis hutan jati Donoloyo. Bahkan konon Ki Ageng Donoloyo menyumbangkan kayu jati dari hutan yang dirawatnya kepada Sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Sunan Gunung Jati untuk dijadikan saka guru atau tiang penyangga utama Masjid Agung Demak.

Keistimewaan tokoh ini berikut aneka kisah inspiratif yang menyertainya dituangkan dalam film berjudul Ki Ageng Donoloyo. Yang membuatnya tambah istimewa, film ini digarap oleh sutradara lokal Wonogiri, Imam Santoso bersama rumah produksi Studio CTD (Cah Tukang Dolan) Purwantoro, Wonogiri.

Dengan mengambil latar waktu abad ke-16 Masehi, penggarapan film ini melibatkan sekitar 150 orang pemeran mulai dari anak-anak hingga dewasa. Proses produksi dikerjakan selama dua bulan mulai Juni-Juli 2022.

Baca juga: Film Ki Ageng Donoloyo Wonogiri Diputar di 25 Lokasi, Harga Tiket Rp15.000

Film yang menghabiskan biaya hingga Rp250 juta ini diklaim menjadi film panjang dan profesional pertama di Wonogiri. “Kami ingin mengangkat kisah Ki Ageng Donoloyo karena berkat beliau, hutan jati Donoloyo masih terlindungi sampai sekarang. Mungkin kalau dulu tidak dikemas dengan kisah-kisah [Ki Ageng Donoloyo], hutan jati itu sudah habis” ujar Imam saat dijumpai Espos, Senin (10/10/2022).

Menurutnya, cerita Ki Ageng Donoloyo harus diketahui khalayak umum. Banyak pesan moral yang terkandung dalam cerita rakyat yang sudah banyak dikenal masyarakat Wonogiri tersebut. Cerita rakyat ini bisa menjadi contoh baik dalam menjaga alam. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (11/10/2022).

Vaksin Covid-19 Masih Kosong

SOLO — Kota Solo masih kehabisan vaksin Covid-19 hingga Senin (10/10/2022). Warga yang ingin mendapatkan vaksin diharapkan bisa menunggu atau mencari vaksin di daerah lain.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan pada Jumat (7/10/2022), Solo hanya mendapatkan 92 dosis. Namun, pada Senin pagi, vaksin tersebut sudah habis. Jumat lalu dapat sudah siang. Lalu kemudian Sabtu libur. Langsung hari ini saya buka sudah habis,” kata dia kepada wartawan, Senin.

Terkait kekosongan vaksin, DKK berupaya meminta tam-bahan stok vaksin. Apabila stok vaksin tiba, DKK segera membuka layanan vaksinasi kembali. Habisnya stok vaksin dalam beberapa hari tersebut menunjukkan masih ada warga yang membutuhkan atau menginginkan vaksin meskipun jumlahnya belum dapat diketahui secara pasti.

Baca juga: Kiriman Puluhan Dosis Langsung Ludes, Stok Vaksin Covid-19 di Solo Kosong Lagi

Sebab, pelayanan vaksinasi di Solo juga menyasar warga luar Solo. Mengenai capaian vaksi nasi di Solo, Ning, sapaan akrabnya, menyampaikan untuk vaksin booster sekitar 72,19%, vaksin dosis pertama sekitar 131,58%, dan vaksin dosis kedua sekitar 123,32%.

Bagi warga yang menginginkan vaksin dalam waktu dekat atau selama belum ada penambahan pasokan vaksin di Solo, disarankan mencari di luar daerah. Ning menambahkan meski kasus Covid-19 cenderung menurun, bukan berarti sudah tidak ada. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Selasa (11/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya