SOLOPOS.COM - Harian Solopos Edisi Selasa (5/4/2022).

Solopos.com, SOLO — Riuh kasus kematian Gilang Endi Saputra dalam Diklatsar Korps Mahasiswa Siaga (Menwa) Jagal Abilawa UNS, berakhir antiklimaks. Kedua terdakwa dijatuhi hukuman dua tahun penjara, jauh lebih ringan daripada tuntutan tujuh tahun penjara dari jaksa.

Hukuman untuk dua terdakwa, yaitu Nanang Fahrizal Maulana bin Warsito, warga Pati; dan Faizal Pujut Juliono, warga Kabupaten Wonogiri, itu masih dipotong masa tahanan. Sidang dengan agenda pembacaan putusan di Pengadilan Negeri (PN) Solo, Senin (4/4/2022), itu dipimpin Suprapti (hakim ketua) bersama hakim anggota Lucius Sunarno dan Dwi Hananta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam putusan, kedua terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “turut serta melakukan karena kealpaannya mengakibatkan orang mati”. Sunardi, 55, ayah dari almarhum Gilang Endi Saputra, kecewa dengan hukuman dua tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim kepada dua terdakwa.

Baca juga: Kasus Menwa UNS Solo, Pasal Penganiayaan hingga Meninggal Tak Terbukti

”Hanya divonis dua tahun ya. Ya tentunya kami keluarga juga merasa kecewa. Tetapi semuanya sudah diputuskan oleh yang berwajib dari pihak hukum. Ya bagaimana lagi. Sementara saya cermati dulu. Tidak bisa omongnya. Kami sangat kecewa,” ujar dia, seusai sidang.

Sunardi mengaku menyerahkan penyikapan atas putusan majelis hakim kepada jaksa penuntut umum (JPU) Sri Ambar Prasongko. “Semua diserahkan kepada jaksa penuntut, Ambar. Mangga. Tentunya kalau kecewa ya sangat kecewa ya,” kata dia.

Endang Wuji Astuti, ibunda almarhum Gilang, sempat tidak kuasa menahan kesedihan. Saat hakim membacakan uraian kejadian sebelum meninggalnya korban, dia menutup telinga dengan kedua tangan. Sesekali perempuan berkerudung tersebut menjejakkan kakinya ke lantai tanda tidak tahan lagi. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (5/4/2022).

Soal Pertalite, Negara Diminta Peka

JAKARTA — Kelangkaan Pertalite terjadi di sejumlah daerah di Indonesia dan diwarnai antrean panjang kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Melonjaknya permintaan Pertalite juga diiringi isu rencana kenaikan harga bahan bakar beroktan 90 itu.

Rencana itu sebelumnya dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang, Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan pemerintah harus peka terhadap kondisi masyarakat saat ini yang tengah dikepung oleh berbagai kenaikan harga barang, dan jasa.

Baca juga: Waduh! Antrean Pertalite di SPBU Sragen Mengular, Tapi…

Menurutnya, wacana kenaikan harga Pertalite yang muncul tak lama setelah kenaikan harga Pertamax berpotensi memicu kepanikan masyarakat. “Rencana kenaikan harga Pertalite menyebabkan kepanikan masyarakat. Seharusnya pernyataan itu (kenaikan harga Pertalite) dikeluarkan setelah sepekan, dua pekan, atau bahkan sebulan setelah kondisi (pasca kenaikan harga Pertamax) stabil.

Tentunya setelah dilakukan kajian-kajian mendalam, baru bisa mengeluarkan pernyataan (kenaikan harga Pertalite) itu,” ucap Tulus, Senin (4/4/2022). Selain itu, kata Tulus, Pertalite adalah barang bersubsidi. Menurutnya mencabut atau mengurangi subsidi dalam waktu berdekatan tidak tepat dan akan menambah beban ekonomi masyarakat. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Selasa (5/4/2022).

Seribu Orang Disuntik Per Hari

SOLO — Meski belum memenuhi target sebesar 70%, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mencatat capaian vaksin penguat alias booster telah mencapai 40,18% atau setara 167.763 orang. Capaian tersebut merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah (Jateng).

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menjelaskan layanan vaksin dipermudah dengan layanan di 39 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di Kota Solo. Pemkot Solo menargetkan 4.000 suntikan per hari, namun baru 1.000 orang per hari sejauh ini.

”Kami sudah mengevaluasi kelompok ASN (aparatur sipil negara), lembaga sudah, kelurahan dimobilisasi, kenapa kok akhir-akhir tidak optimal. Yang terdaftar 200, namun yang datang hanya 30 orang ‘kan rasanya eman. Sekarang datang langsung suntik,” kata dia.

Baca juga: Capaian Vaksinasi Booster Solo Tertinggi di Jateng, Padahal Baru 40%

Pemkot Solo melayani vaksinasi di sentra vaksinasi Grha Wisata Niaga yang beroperasi sampai malam. Vaksinasi dimulai pukul 19.00 WIB sampai 21.00 WIB per Senin hingga Kamis. “Pelayanan Jumat dan Sabtu malam di puskesmas yang melayani rawat inap. Itu supaya tidak banyak tenaga kesehatan yang keluar karena pelayanan puskesmas tidak boleh berhenti,” kata dia.

Syarat mudik dengan tes polymerase chain reaction (PCR) atau uji cepat antigen bagi pemudik belum berpengaruh besar terhadap capaian vaksin di Kota Solo. Hal ini disebabkan warga Solo tidak banyak yang mudik. Berbeda dengan kota yang dihuni banyak perantauan, seperti Jakarta. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Selasa (5/4/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya