SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Sabtu (2/10/2021).

Solopos.com, SOLO — Koran Solopos Hari Ini edisi Sabtu (2/10/2021) mengulas tentang 111 tahun Wayang Orang (WO) Sriwedari sebagai bahasan utama.

Bayangan miliki Gedung Wayang Orang (GWO) representatif yang menjadi wacana besar Pemerintah Kota (Pemkot) Solo 2019 silam perlahan hilang. Tantangan baru mulai dihadapi seniman Wayang Orang Sriwedari memasuki tahun pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pentas yang biasanya digelar harian di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari harus mandek hampir setengah tahun. Sampai akhirnya bertahan dengan kebiasaan baru yakni panggung terbatas mulai Juli 2020 silam. Pentas didukung hanya separuh personel, tanpa penonton.

Di usia ke-111 ini para pemain wayang orang yang berjumlah 64 berkomitmen tetap menghidupkan warisan tradisi dengan segala konsekuensi. Salah satu cara yang digunakan yakni memilih media sosial (Medsos). Publikasi melalui Instagram hingga akun TikTok pun dipilih agar nyala mempertahankan seni tradisi tetap terjaga di masa sulit ini.

“Kami aktif promosi melalui media sosial seperti Instagram. Lalu kadang juga update di akun Tiktok. Ini upaya kami. Jangan sampai wayang wong dilupakan karena sekarang juga jarang pentas,” kata salah satu pemain muda, Irizal Suryanto, 28, saat ditemui seusai Jamasan gamelan di GWO, Jumat (1/10/2021).

Semangat tersebut sesuai dengan tema peringatan Hari Ulang tahun (HUT) ke-111 yakni Muda Jiwaku, Wayang Tontonanku. Seremonial perayaan disimbolkan dengan pentas wayang hybrid lakon Sang Parikesit, Kamis (30/9/2021) malam. Pentas dengan penonton terbatas tersebut disiarkan langsung pada kanal YouTube Gibran TV dan Dinas Kebudayaan Surakarta.

Baca Juga: Hari Batik Nasional: Untuk Kali Pertama Keraton Solo Ikut Kolaborasi

Akhir Tahun Masuk Pasar Baru

Pelaksana proyek pembangunan Pasar Legi ditarget merampungkan pekerjaan konstruksi pada akhir bulan ini. Kendati begitu, pedagang belum bisa masuk pasar pada bulan yang sama lantaran harus melalui proses penempatan. Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo membutuhkan waktu hingga sebulan untuk penataan seusai konstruksi pasar selesai. Project Manager proyek pembangunan Pasar Legi, Dorri Andri, mengatakan hingga pekan ini persentasenya mencapai 88%.

Saat ini, pelaksana tengah merampungkan lansekap, di antaranya pemasangan paving dan kanstin. Lansekap di depan bangunan gedung bakal digunakan untuk bongkar muat dan lantai atas dimanfaatkan untuk kantong parkir.

“Secara fungsi sudah bisa digunakan pada akhir bulan ini dan sudah bisa serah terima bangunan namun Disdag meminta waktu sekitar sebulan kepada kami guna memasukkan beberapa peralatan untuk pedagang,” kata dia, dihubungi Espos, Jumat (1/10/2021).

Kepala Disdag Solo, Heru Sunardi, membenarkan hal tersebut. Pihaknya meminta waktu satu bulan untuk penataan sebelum pedagang masuk. “Pokoknya tahun ini pedagang masuk pasar. Jadi, pedagang enggak langsung masuk gedung saat konstruksi bangunan selesai. Kami harus menyiapkan sejumlah hal, di antaranya pemetaan kios dan los, serta penerbitan surat hak penempatan (SHP) kios pasar tradisional. Setelah itu, masih dilanjutkan pembagian kunci,” beber Heru.

Baca Juga: Disdik Solo Ancang-Ancang Mendata Siswa SD, Segera Divaksin Covid-19?

Gedung Isoter Tak Terisi, BOR Covid Hampir Kosong

Hingga Kamis (30/9/2021) malam, Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo menyebut seluruh warga konfirmasi positif Corona yang menjalani karantina di gedung isolasi terpusat sudah dipulangkan. Hal itu terjadi seiring makin melambatnya laju pertambahan kasus baru. Pelaksana Harian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Nico Agus Putranto, mengatakan kasus mulai menurun pada akhir Agustus lalu.

Buntutnya, sejumlah sekolahan yang digunakan sebagai gedung isolasi terpusat akhirnya ditutup. Pasien konfirmasi baru tanpa gejala dikirim ke Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali atau Dalem Priyosuhartan dan Grha Wisata Niaga.

“Setelah menutup sekolahan, kami menyiapkan Dalem Proyosuhartan dan Grha Wisata Niaga pada awal September lalu. Namun, melihat laju kasus yang makin melambat, hanya Dalem Priyosuhartan yang disiapkan. Ternyata, sampai saat ini, tidak pernah dipakai karena semuanya dikirim ke AHD,” kata dia, dihubungi Espos, Jumat (1/10/2021) sore.

Baca Juga: Tarif PPN akan Naik 11 Persen, Ekspansi Industri Bisa Terhambat

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya