SOLOPOS.COM - Pergelaran Solo Menari. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO – Setelah absen pada 2020 lalu, perayaan Hari Tari Dunia (HTD) setiap tanggal 29 April bertajuk Solo Menari kembali digelar tahun ini. Acara dimeriahkan dengan konsep hybrid yakni pentas langsung yang disiarkan via zoom dan radio.

Perayaan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Kebudayaan ini bakal dipusatkan Rumah Kebudayaan Ndalem Djoyokusuman, Pasar Kliwon, dan 54 kelurahan se-Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan dibagi dalam dua titik utama. Pentas di Rumah Kebudayaan Ndalem Djoyokusuman dimeriahkan enam penampil dengan tarian masing-masing. Di antaranya Tari Kidang yang merupakan tari wajib, Adi Cipta Pondra Karna dengan judul Indonesia Satu, Dan’s Dance Studio berjudul Hope, Eko Dance Company yang melibatkan para penari dari Kalimantan Timur, serta penampilan Wayang Orang Sriwedari berjudul Kusumayuda.

Baca juga: Cuaca di Soloraya Panas Banget, Diperkirakan Hujan Ringan Nanti Sore

Pentas di Kelurahan

Sementara, pentas lainnya dipusatkan di 54 kelurahan se-Solo. Peserta di masing-masing kelurahan adalah anak-anak maksimal usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka membawakan Tari Kidang yang nantinya dipentaskan serempak mulai pukul 09.00 WIB.

Pentas massal telah menjadi agenda tahunan mereka tiap perayaan HTD. Tahun ini pesertanya sengaja dipecah di kelurahan masing-masing untuk menekan penyebaran Covid-19. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo, Agus Santosa, mengatakan tersebut diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Baca juga: Sega Bancakan, Kuliner Ngangeni & Penuh Arti Khas Soloraya

Didampingi para perangkat desa kelurahan masing-masing. Pentas di Rumah Kebudayaan Ndalem Djoyokusuman juga mengundang penonton dari luar dengan mendaftar lebih dulu melalui Instagram Dinas Kebudayaan Solo.

Agus mengatakan pergelaran ini menjadi wujud komitmen mereka mendukung Kota Solo sebagai Kota Budaya.

“Pergelaran ini juga terkandung pesan tentang adanya budaya klasik tradisional, budaya memiliki, budaya merawat, budaya menjaga dan budaya mengamankan kebudayaan yang adi luhung sebagai spirit masyarakat Solo,” terangnya saat jumpa pers di Rumah Kebudayaan Ndalem Djoyokusuman, Pasar Kliwon, Senin (26/4/2021) siang.

Baca juga: Misterius! Motor Matik 6 Tahun Parkir di Tepi Jalan Penggung Klaten, Ini Kisahnya

Kasie Kesenian dan Diplomasi Budaya, Dinas Kebudayaan Solo, Esti Andrini, dalam jumpa pers, Senin, mengatakan total ada 400—an penari yang memeriahkan pergelaran Solo Menari  2021. Tari Kidang ini seharusnya dipentaskan secara massal pada perayaan HTD 2020 lalu. Namun dibatalkan karena pandemi Covid-19, sehingga direalisasikan pada tahun ini.

Tari Kidang yang identik dengan dunia anak-anak ini menggambarkan karakter yang ceria dan energik. Gerakannya seolah membawa spirit baru di tengah pandemi. Bahwa para seniman dan penari harus tetap ceria dan energik meskipun serba sulit di masa sekarang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya