SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Solo menilai, Kota Solo masih membutuhkan hotel bintang 5.

Hal itu disebabkan Solo merupakan salah satu destinasi Kota Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition atau MICE. Perwakilan PHRI Solo, Sistho A. Srestho mengatakan ceruk peluang bisnis perhotelan adalah hotel bintang 5. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo, selama empat tahun terakhir hanya ada tiga unit hotel bintang 5 di Kota Bengawan. 

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebetulnya kalau yang kurang kita lihat seperti arahan Wali Kota ceruk yang masih besar adalah ceruk hotel bintang 5,” jelas Sistho saat dihubungi Solopos.

Menurutnya, potensi bisnis hotel bintang 5 didukung oleh sederet agenda nasional dan internasional yang digelar di Kota Solo. Agenda-agenda kelas internasional juga tentu mengundang banyak kalangan pejabat dan selebriti.

“Ini sangat besar sekali ceruknya karena setiap agenda yang mendatangkan mobilisasi manusia akan mendatangkan para pejabat yang kami yakini akan mengisi sektor bintang 5,” ujar Sistho.

Baca Juga: Pembangunan Masjid Sriwedari Solo Mandek 2 Tahun, Ini Langkah Gibran

Namun sejauh ini, PHRI Solo belum mendengar adanya rencana pembangunan hotel bintang 5 di Kota Solo bahkan Soloraya.

Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Jawa Tengah 2022 di Solo Paragon Hotel, telah mengungkapkan hal tersebut. Ia menilai, Kota Solo butuh menambah hotel bintang lima lagi mengingat geliat aktivitas ekonomi dan bisnis sudah mulai nampak. 

“Kalau saya lihat Solo sudah butuh hotel bintang 5 lagi. Karena memang okupansi hotel saya lihat sudah mulai penuh lagi,” papar Gibran dalam sambutannya, Kamis (24/7/2022).

Baca Juga: Konser Dream Theater Solo, Gibran Sebut Ganjar Pranowo Borong 18 Tiket

Usulan sekaligus koreksi tersebut sebetulnya sudah mencuat sejak lima tahun terakhir. Pada 2019, Anggota Tim Percepatan MICE Kementerian Pariwisata, Christina L. Rudatin, dalam acara Diseminasi Target Pasar Wisata MICE Segmen Pemerintah di Aston Hotel Solo, Jumat (25/11/2016) siang mengemukakan, strategi pemasaran pariwisata untuk kepentingan MICE atau pertemuan, insentif, konferensi, serta pameran berbeda dengan leisure atau pelesiran.

Ia menilai, kemampuan dan kapasitas Kota Solo untuk menampung tamu MICE baru sebatas 50 persen.

“Untuk mendatangkan turis pelesir, tinggal jualan budaya, kuliner, dan lain sebagainya. Tapi untuk MICE, yang dijual fasilitas, infrastruktur, dan profesionalitas penyelenggaranya dulu. Melihat kapasitasnya saat ini, Solo baru 50 persen,” jelasnya saat ditemui di sela-sela kegiatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya