SOLOPOS.COM - Ilustrasi KRL Solo-Jogja. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Pembangunan jalan tol Solo-Jogja disebut bakal mempersingkat jarak tempuh antara kedua kota tersebut di waktu mendatang. Jarak Solo-Jogja yang biasanya ditempuh perjalanan darat selama 1,5 jam dapat diperpendek menjadi 20 menit.

Hal itu dijelaskan General Manager Lahan dan Utilitas PT JogjaSolo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin, saat ditemui wartawan di Balai Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Senin (10/1/2022). Pembangunan sesi I jalan tol Solo-Jogja gate Kartasura (Sukoharjo) hingga gate Purwomartani (Sleman) ditarget rampung sekaligus akan diresmikan pada 17 Agustus 2023.

Promosi Sambungkan Senyuman, Telkomsel Beri Bantuan Paket Data & Obat-Obatan di Demak

Hingga awal Januari 2022, pembangunan sesi I jalan Solo-Jogja sudah mencapai 20 persen. Panjang jalan tol sesi I tersebut mencapai 42,3 kilometer. Nantinya, pembangunan sesi I jalan tol Solo-Jogja menelan anggaran senilai Rp8 triliun. Pembangunan jalan tol Solo-Jogja terdiri dari tiga sesi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Di tahun 2022 ini, kami usahakan akan rampung hingga 80 persen. Dengan demikian, 17 Agustus 2023 sudah bisa diresmikan. Setelah peresmian itu, masyarakat sudah boleh menggunakan [melewati]. Dengan jalan tol ini nanti, jarak Solo-Jogja yang biasa ditempuh 1,5 jam bisa menjadi 20 menit,” kata Muhammad Amin.

Baca Juga: Dirut Garuda Dukung Pelaporan Kasus Dugaan Korupsi Pembelian Pesawat

Disinggung tentang kendala yang dihadapi tim pembangunan jalan tol Solo-Jogja, Muhammad Amin mengatakan kendala yang muncul di lapangan, yakni berlangsungnya musim hujan. Namun hal tersebut sudah dapat diatasi oleh tim teknis.

“Yang kami rampungkan di beberapa lokasi itu boks jalan dan boka pengairan. Sebagian besar juga urukan. Lantaran musim hujan, dalam menguruk tanah harus butuh sinar matahari. Kami sudah mengakalinya. Begitu tanah diuruk, kami biarkan kering hingga 2-3 hari [tim teknis mengerjakan volume pekerjaan yang lain]. Setelah itu dilanjutkan lagi. Jadi, praktis tak ada kendala berarti,” katanya.

Selama ini, masyarakat punya pilihan menggunakan Kereta Rel Listrik atau KRL Solo-Jogja untuk mobilitas mereka melakukan perjalanan.

Jumlah pengguna Kereta Rel Listrik atau KRL Solo-Jogja mencatatkan angka tertinggi pada Desember 2021 dengan jumlah total 290.618 orang atau rata-rata 9.375 orang per hari.

Baca Juga: Blak-Blakan Presiden Jokowi: Kita Terlalu Lama Hidup di Zona Nyaman

Mengurangi Polusi Udara

Sedangkan untuk keseluruhan sepanjang 2021, tercatat jumlah pengguna KRL Solo-Jogja tercatat sebanyak 1.739.454 orang dengan rata-rata 5.325 per hari. Pada sisi lain, bulan Juli menjadi bulan paling lesu dengan jumlah penumpang paling rendah. Hal itu sebagai akibat dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.

Pada bulan tersebut hanya ada 1.474 orang per hari yang naik KRL Solo-Jogja dengan total 45.697 orang. Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba VP, kepada Solopos.com, Selasa (4/1/2021), mengatakan secara keseluruhan KAI Commuter mampu melayani 124.865.365 pengguna di Jabodetabek maupun Solo-Jogja.

Layanan bagi 124 juta lebih pengguna ini diselenggarakan dengan kolaborasi bersama TNI, Polri, dinas kesehatan, dan petugas pemerintahan setempat. “Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai pihak selama 2021 lalu, tentu kami berharap kolaborasi untuk melayani masyarakat akan terjalin lebih baik di tahun ini,” tambah Anne.

Baca Juga: Menteri BUMN Laporkan Kasus Sewa Pesawat Garuda, Ini Respons Kejagung

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Kereta Rel Listrik (KRL) Lintas Yogyakarta-Solo pada Senin, 1 Maret 2021. Acara peresmian tersebut berlangsung di Stasiun Tugu Yogyakarta dan merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Presiden ke Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kehadiran KRL tersebut selain meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan bertransportasi serta memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar, juga akan mengurangi tingkat polusi udara.

Hal itu disebabkan oleh peralihan dari kereta rel diesel (KRD) berbahan bakar solar menjadi kereta rel listrik yang mendapatkan pasokan tenaga listrik melalui infrastruktur listrik aliran atas di sepanjang jalur rel listrik.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (1/3/2021), menyebut waktu tempuh KRL tersebut lebih cepat dibandingkan dengan Kereta Rel Diesel (KRD) Prameks. Menurut Budi, KRL adalah angkutan masa depan angkutan massal di perkotaan. Oleh karenanya, kualitas pelayanan yang diberikan harus semakin meningkat.

Baca Juga: Meningkat Tajam, Impor Gula untuk Konsumsi Capai 900.000 Ton untuk 2022

Dia menuturkan, semenjak beroperasi pada 12 Februari 2021, KRL Yogyakarta–Solo telah melayani 20 perjalanan KRL dalam satu hari dengan adanya penambahan lintasan dari sebelumnya hanya melintasi 7 stasiun, menjadi 11 stasiun dengan jarak 59,337 km.

Adapun stasiun yang dia maksud adalah Stasiun Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo, Stasiun Brambanan, Stasiun Srowot, Stasiun Klaten, Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu, Stasiun Gawok, Stasiun Purwosari, dan berakhir di Stasiun Solo Balapan.

“KRL Jogja-Solo ini adalah yang kedua setelah KRL Jabodetabek. Oleh karenanya pelayanannya diharapkan semakin baik dan saya senang sekali animo masyarakat untuk menggunakan KRL sangat besar,” ungkapnya.

Apalagi tambahnya, waktu tempuh perjalanan menggunakan KRL Yogyakarta–Solo yaitu rata-rata 68 menit, atau lebih cepat dibandingkan dengan Kereta Rel Diesel (KRD) Prameks dengan waktu tempuh rata-rata 75 menit.

“Ini bukti negara hadir memberikan pelayanan yang semakin meningkat. Ke depannya diharapkan KRL ini bisa dilanjutkan sampai ke Madiun,” ujarnya waktu itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya