SOLOPOS.COM - Para kandidat penampil yang tak semuanya berbusana ala muslim mempersiapkan penampilan dalam Solo Hijab Festival yang digelar di Assalaam Hypermarket, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (26/12/2013). Dalam kegiatan itu, panitia menghimpun 1.000 busana muslim dari warga Soloraya untuk disumbangkan ke Papua. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Puluhan pedagang jilbab, gamis, dan aksesori busana muslim meramaikan Solo Hijab Festival (SHF) di Assalaam Hypermarket, Kartasura, Sukoharjo. Mereka datang dari berbagai daerah demi menggelar dagangan di plasa hipermarket tersebut. Bersamaan dengan penyelenggaraan SHF, panitia penyelenggara mencanangkan pula gerakan 1.000 Hijab dari Solo untuk Papua.

“Mayoritas peserta yang membuka stan di sini dari Solo dan sekitarnya. Tetapi di antara mereka ada yang datang dari luar kota, seperti Bandung, Jogja, Pekalongan dan sebagainya,” ujar Ketua Panitia Fikri Abdillah ketika ditemui Solopos.com di sela-sela basar busana muslim yang diklaim terbesar di Soloraya itu, Kamis (26/12/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia tujuan utama kegiatan itu adalah demi menggiatkan perekonomian usaha kecil menengah, khususnya di Soloraya. Usaha kecil dan menengah dinilai Fikri cukup menjanjikan bagi perekonomian wilayah.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, SHF diharapnya mampu mengajak kaum muslimah yang belum menerapkan hijab dalam pola berbusana mereka segera menerapkannya. “Karena itu kami juga mengubah kepedulian mereka yang berkelebihan ‘hijab’, gamis atau pakaian lainnya agar mengumpulkan di tempat kami. Karena kami berencana membawa semua itu ke Papua,” ujar dia.

Fikri menargatkan selama penyelenggaraan acara di Assalaam Hypermarket itu, Kamis-Minggu (25-29/12/2013), pihaknya mampu mendapatkan 1.000 potong lebih jilbab, gamis dan busana ala muslimah lain dari warga Soloraya. Rencananya, perolehan busana pantas pakai dari warga yang peduli itu akan dikirimkan ke Papua untuk membantu warga setempat yang kekurangan.

Kendati pada hari pertama dari lima hari pelaksanaan acara, pihak panitia penyelenggara hanya menerima kira-kira 120 potong busana muslim layak pakai, Fikti optimistis target pengumpulan 1.000 potong pakaian bakal tercapai.

Sementara itu salah seorang peserta acara yang membuka stan SHF di Assalaam Hypermarket, Maya, 34, menyambut baik gerakan 1.000 Hijab dari Solo untuk Papua yang digelar Fikri. Karena itu pedagang asal Solo itu jauh-jauh hari sebelumnya mengaku telah menyatakan keikutsertaannya.

“Ketika saya dengar Fikri akan mengadakan event di Goro saya langsung menyatakan ikut. Karena selama ini saya memang belum pernah ikut event semacam ini,” tutur Maya yang memamerkan barang-barang produknya sendiri seperti jilbab, gamis dan peranti lain berbusana ala muslim.

Sambutan baik juga diberikan peserta asal Pekalongan, Axioma, 25, yang membuka stan berbagai pakaian kasual seperti kaus, slayer, dan sebagainya. Karena itu dia juga mendukung acara tersebut.

“Saya sebenarnya pemula di bidang bisnis semacam ini dan baru kali pertama membuka stan seperti ini. Tetapi karena saya melihat acara ini bagus, maka saya dari Pekalongan tak masalah mengikuti acara ini,” ujar dia.

Kegiatan yang digelar selama lima hari itu mengagendakan pula berbagai acara, di antaranya sarasehan akidan natalan dan konser nasyid. Panitia penyelenggara, menurut Fikri, juga menggelar talk show inspiratif dengan menghadirkan Fadlan Garamatan, dai putra asli Papua, Sabtu (28/12/2013) pukul 12.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya