SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Solopos.com, SOLO — Enam tahun lalu, tepatnya pada 18 Mei 2016, Pemerintah Kota atau Pemkot Solo menyegel mesin produksi milik salah satu pabrik plastik, Rabu (18/5/2016) pagi.

Penyegelan dilakukan lantaran perusahaan yang beralamat di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah itu dianggap menyalahgunakan izin yang diterbitkan pemerintah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com saat itu penyegelan dilaksanakan tim gabungan dari Satpol PP, Badan Lingkungan Hidup, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, serta dipantau Wali Kota Solo yang saat itu dijabat oleh F. X. Hadi Rudyatmo.

Petugas langsung menyegel beberapa mesin produksi pembuatan plastik sebelum seratusan pekerja memulai aktivitas.

Kepala Satpol PP Solo yang kala itu dijabat oleh Sutarja mengemukakan perizinan pabrik plastik tersebut sebatas perdagangan.

Baca Juga : Nunggak Pajak, Aset Perusahaan di Solo Senilai Rp560 Juta Disita 

“Di sini kami temui pabrik digunakan untuk produksi. Mestinya izin untuk industri ada sendiri. Ini merupakan pelanggaran. Untuk penegakan aturan, mesin produksi kami segel sampai pengusaha mengantongi izin industri,” terangnya saat ditemui wartawan di lokasi.

Berdasarkan hasil klarifikasi yang dilaksanakan Pemkot Solo, lanjut Sutarja, pabrik tersebut mengaku telah mengajukan perizinan lewat calo.

“Pengusahanya tidak mudeng [paham] perizinan. Tahunya izinnya sudah beres jadi tetap melaksanakan produksi,” jelasnya.

Selain terkait perizinan, Sutarja mengatakan proses produksi di pabrik plastik ini juga menimbulkan pencemaran udara yang mengundang keluhan dari warga sekitarnya.

Baca Juga : Idih! Banyak Tempat di Solo Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Pusing

“Pabrik membuat bau menyengat dan menimbulkan polusi udara saat sedang produksi pelet plastik. Pengelolaan limbah cair dan padat di sini juga tidak kelihatan,” bebernya.

Wali Kota Solo kala itu F. X. Hadi Rudyatmo menyatakan tata ruang Kota Bengawan tidak untuk kawasan industri.

“Bukannya kami melarang pendirian usaha, tapi ketika lingkungan komplain akan kami tindaklanjuti. Kalau kami mempertahankan pabrik ini pemerintah justru melanggar aturan karena tidak sesuai perizinan,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan pabrik memilih enggan berkomentar ketika dimintai konfirmasi oleh wartawan. Salah satu karyawan yang bekerja saat itu S, 31, mengaku belum mengetahui arahan dari manajemen tempatnya bekerja.

Baca Juga : 6 Orang Tepergok Coret-Coret Toko di Purwosari Solo, Langsung Dihukum

“Belum tahu nanti seperti apa. Kami baru mau masuk sudah ada penyegelan ini,” tuturnya.

Ketua RW setempat mengatakan warga sekitar pabrik keberatan dengan dampak lingkungan dari pabrik plastik tersebut.

“Ada sekitar 200 warga di RW 001 dan 150 warga di RW 010 yang mengeluhkan polusi pabrik plastik. Kami sering merasa pusing, dada sesak, dan perut mual akibat pencemaran di sini. Kasihan anak cucu kami,” katanya.

Ia menuturkan warga telah beberapa kali mengajukan protes kepada Pemkot Solo namun akhirnya pabrik kembali beroperasi.

Baca Juga : Duh! Satpol PP Solo Pergoki Seratusan Pelajar Nongkrong Seusai PTM

Februari 2015, warga setempat protes lalu ditanggapai sebulan kemudian dengan pertemuan bersama Satpol PP, BLH, dan BPMPT.

Pabrik sempat ditutup. Namun, selang setengah bulan kemudian produksi mulai beroperasi lagi. Perjuangan warga, dikatakannya, belum berakhir.

April 2015, warga menggelar demo di depan pabrik dan direspons dengan penutupan tempat usaha tersebut selama sepekan kemudian pabrik kembali beroperasi.



“Kami sampaikan keluhan lagi kepada Pak Wali saat Sonjo Warga dan kepada Gubernur Jawa Tengah saat wedangan bareng warga beberapa waktu lalu. Warga juga SMS terus ke Pak Wali. Harapan kami pabrik benar-benar ditutup. Warga akan mengawasi operasional pabrik,” kata dia.

Baca Juga : Heboh Resepsi Pernikahan Warga Solo: Digeruduk Anggota Arisan hingga Dibubarkan Satpol PP

Konten Soloraya Hari Ini menyajikan berita peristiwa pada masa lalu yang menyita perhatian publik di Soloraya. Tujuannya tak lain supaya pembaca bisa mengambil pelajaran berharga dari setiap peristiwa di masa lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya