SOLOPOS.COM - Potret prapatan Panggung, Jebres, Solo, zaman dulu. (Twitter/@potretlawas)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo di Jawa Tengah memiliki sejarah yang panjang. Keberadaan kota ini sangat penting dalam catatan sejarah Indonesia.

Seiring perkembangan zaman, banyak yang berubah dari Kota Solo. Kendati demikian, ada satu hal yang tidak berubah dari wajah Kota Bengawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan foto lawas yang dibagikan di akun Twitter @potretlawas, kawasan perempatan Panggung di Kecamatan Jebres, menjadi salah satu sudut yang tidak banyk berubah. Foto yang memperlihatkan suasana tahu 1970-an itu memperlihatkan kawasan Panggung yang padat dilalui kendaraan roda dua, yaitu sepeda.

Baca juga: Asal Usul Keraton Solo, dari Kartasura Rusak Jadi Surakarta

Dalam foto itu terlihat lokasi jalanan di Panggung, Solo belum begitu luas. Jalanan itu dipadati pesepeda dan becak yang berlalu lalang.

Sementara jika dibandingkan dengan hari ini, kondisi itu telah berubah drastis. Jalanan di sana terlihat lebih luas dan lebih padat.

Kini nyaris tidak ada sepeda yang melintas di sana. Sesekali terlihat penarik becak melintas sambil membawa penumpang maupun muatan lainnya.

Baca juga: Atraksi Barongsai Hibur Warga di Taman Sunan Jaga Kali Solo

Selebihnya kendaraan bermotor yang didominasi sepeda motor memadati area tersebut. Bus dan truk besar pun tak mau kalah ambil bagian melintas di jalan arteri kawasan Solo Timur.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, dulu Kota Solo dikenal sebagai desa terpencil yang tenang. Sejarah kuno Kota Solo berawal dari penemuan manusia purba Homo erectus di Sangiran, Kabupaten Sragen. Konon, cikal bakal Kota Solo adalah Desa Sala yang berada di tepi Sungai Solo.

Dikutip dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id, Kamis (2/9/2021), Solo dikenal sebagai desa terpencil dan tenang yang berjarak 10 km dari Kartasura sebagai pusat Kerajaan Mataram hingga 1744.

Baca juga: Spesialis Patologi UNS Solo: 90% Virus Beredar Saat Ini Varian Omicron

Setelah Kartasura diduduki Belanda pada 1745, Pakubuwono II membangun kembali kerajaannya. Istana Kerajaan Mataram di Kartasura itu dibongkar dan diangkut dalam suatu prosesi ke wilayah Surakarta di tepi Sungai Solo.

Pada 1757 muncul kerajaan saingan yang didirikan di pusat Solo oleh Mangkunagoro. Inilah sebabnya ada dua keraton yang berdiri megah di Kota Solo sampai sekarang.

Kota Solo yang modern kini tidak lagi sepi dan terpencil seperti dulu. Solo menjadi salah satu kota budaya yang tersohor di wilayah Jawa Tengah. Kota Solo juga menjadi pusat perdagangan yang dituju perantau dari berbagai daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya