SOLOPOS.COM - Pemudik sepeda motor melintas di jalur perbatasan Karawang - Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021). (Antara/M Ibnu Chazar)

Solopos.com, SOLO — Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, Sudewo, meminta jajaran terkait di Kota Solo bekerja ekstra keras guna menjamin kesiapan masa angkutan mudik Lebaran tahun ini. Jumlah pemudik dengan tujuan Jateng, khususnya Solo dan sekitarnya, diprediksi terjadi lonjakan.

Permintaan itu disampaikan Sudewo saat kunjungan kerja spesifik Komisi V DPR RI tentang kesiapan sarana dan prasarana menghadapi arus mudik Lebaran di Stasiun Solo Balapan dan Terminal Tirtonadi, Solo, Kamis (7/4/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Mudik Lebaran 2022: Dishub Solo Kurangi Rest Area, Dari 6 Jadi 1 Saja

Sudewo mengatakan dari prediksi jumlah pemudik keseluruhan di Indonesia, mayoritas pemudik bertujuan wilayah Jawa Tengah. “ [Lebaran] 2022 prediksi keseluruhan 80 juta sampai 90 juta penumpang mudik. Mayoritas tujuan Jateng. Jateng prediksi kami di Solo dan Soloraya. Maka kota Solo harus bekerja ekstra,” jelasnya kepada awak media.

Menurutnya, Jawa Tengah menjadi wilayah tujuan pemudik terbanyak di atas Jawa Timur dan Jawa Barat. Karenanya kesiapan menghadapi arus mudik, khususnya Solo dan sekitarnya, harus benar-benar diperhatikan.

Baca Juga: Jelang Mudik Lebaran 2022, Ini Daftar Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo

Penambahan Jumlah KA

Pada kesempatan yang sama, Sudewo meminta PT KAI Daop VI Yogyakarta menambah jumlah kereta api. Jumlah kereta pada 2022 lebih sedikit daripada tahun terakhir mudik Lebaran 2019. Mengenai jumlah tambahannya, Sudewo mengatakan KAI akan mendata agar penghitungam lebih akurat.

“Baru dihitung oleh KAI dan Daop VI. Tadi [kereta 2022] justru lebih rendah dari 2019. Padahal 2022 mengalami kelonjakan [penumpang]. Artinya jumlah kereta harus lebih banyak daripada 2019. Minimal sama,” jelasnya.

Baca Juga: Cek Lur! Ini Perkiraan Puncak Arus Mudik Lebaran 2022 di Solo Versi KAI

Lonjakan jumlah pemudik pada 2022 disebabkan euforia masyarakat yang telah dua tahun tak diizinkan mudik. Bahkan KAI pada 2021 tidak menyediakan angkutan lebaran. Selain itu, Sudewo menilai sektor ekonomi masyarakat sudah mulai bangkit. Sehingga hal tersebut memberikan dukungan biaya untuk mudik.

“Meledaknya jumlah pemudik yang pertama setelah dua tahun tidak ada perizinan mudik, yakni 2020 dan 2021. Secara psikologis masyarakat itu merasa ingin mudik tahun ini. Selain itu, kondisi ekonomi masyarakat sudah cukup meningkat, bagus, jadi ada dana untuk biaya mudik. Dua faktor ini lah yang membuat jumlah pemudik pada 2022 melonjak signifikan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya