SOLOPOS.COM - Rektor UNS Solo, Jamal Wiwoho (kanan), memberikan penjelasan kepada awak media mengenai kasus Menwa di kediamannya, Banjarsari, Solo, Rabu (3/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Rektor Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo Jamal Wiwoho mengatakan hingga kini belum menerima hasil autopsi jenazah Gilang Endi Saputra yang meninggal saat Diklat Menwa, Minggu (24/10/2021) lalu.

Menurut Jamal, salinan hasil autopsi dari kepolisian akan menjadi acuan dalam menentukan saksi final bagi Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalion 905 Jagal Abilawa. Hal itu dikatakan Jamal menjawab pertanyaan wartawan mengenai munculnya gelombang tuntutan pembubaran Menwa setelah kasus kematian Gilang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ditemui wartawan di rumahnya di wilayah Kadipiro, Banjarsari, Solo, Rabu (3/11/2021), Jamal meminta semua pihak bersabar. Jamal mengatakan hingga kini kampus belum menerima hasil autopsi dari kepolisian sebagai acuan menjatuhkan sanksi final pada Menwa.

Baca Juga: Ini Alasan Polisi Belum Ungkap Tersangka Kasus Diksar Menwa UNS

Di sisi lain, Rektor mengatakan upaya pembekuan organisasi beberapa waktu lalu merupakan bukti UNS Solo serius dalam mengawal kasus Gilang yang meninggal saat diklat Menwa.

“Semua ada tahapannya. Mohon tim evaluasi Menwa diberikan ruang seluas-luasnya untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan valid,” ujar mantan Irjen Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi itu.

Seperti diketahui, mahasiswa Sekolah Vokasi UNS Solo, Gilang Endi Saputra, meninggal dunia diduga karena menjadi korban kekerasan saat diklat Menwa, Minggu (24/10/2021). Kasus ini memunculkan reaksi keras dari kalangan mahasiswa UNS.

Baca Juga: HKMM Dukung Duet Paundra – Bhre Pimpin Pura Mangkunegara Solo

Aksi Unjuk Rasa

Mereka menuntut Rektor dan pimpinan UNS Solo bertindak tegas dengan membubarkan Menwa. Tuntutan itu disampaikan melalui beberapa kali aksi unjuk rasa. Terakhir unjuk rasa pada Senin (1/11/2021), selain menuntut transparansi pimpinan kampus dalam penanganan kasus Gilang, mahasiswa juga mendesak kembali agar Menwa dibubarkan.

Tak hanya itu, mahasiswa juga berkomitmen mengawal pengusutan kasus kematian Gilang Endi dengan membuka hotline pengaduan terkait kasus kekerasaan Menwa. Tidak hanya yang terjadi pada tahun ini tapi juga tahun-tahun sebelumnya.

Seperti yang diungkapkan mantan peserta diklat Menwa 2013, Noveria Putri Yudanti yang membuat thread di akun Twitter-nya. Lewat thread tersebut, Noveria menyampaikan secara gamblang kronologi dan tindak kekerasan yang dialami para peserta diklat.

Baca Juga: Maju Mundur Larangan Anak Balita Masuk Mal dan Tempat Publik Solo

Noveria juga menceritakan bagaimana salah satu rekannya akhirnya meninggal pada hari terakhir diklat setelah berjalan kaki dari Tawangmangu menuju kampus UNS di Kentingan, Jebres, Solo.

Ketua tim evaluasi Menwa, Sunny Ummul Firdaus, mengatakan kampus berkomitmen mengusut kasus kekerasan di Menwa secara tuntas dan transparan. Ihwal laporan dugaan kekerasan pada diklat 2013, ia mengaku telah menindaklanjuti. “Sudah coba kami ajak bertemu, tapi belum bisa. Nanti akan kami jadwalkan lagi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya