SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video cabai yang diduga dicat. Catnya lumer saat dimasak. (detik.com)

Solopos.com, BANYUWANGI -- Heboh beredarnya cabai yang diduga dicat di Banyuwangi membuat Kementerian Perdagangan turun tangan menyelidiki kebenaran kabar tersebut. Video cabai yang diduga dicat itu viral setelah salah seorang netizen dengan akun Agung Emfet Putra Blambangan mengunggahnya di Facebook.

"Kami juga sudah mendengar hal tersebut dan saya sedang tugaskan staf saya di Surabaya untuk menyelidikinya," ujar Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag, Veri Anggrijono, Minggu (21/3/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Veri akan menindak pelaku jika terbukti benar. "Apabila terbukti ada pelaku usahanya berbentuk badan hukum kami tidak segan-segan merekomendasikan pembekuan bahkan pencabutan izinnya. Bahkan dipidana sesuai UU Nomor 8 Tahun 99 tentang Pelindungan Konsumen," lanjut Veri.

Polisi Banyuwangi juga sudah memeriksa pengunggah video tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Waspadai Cabai Dicat Merah, Heboh Videonya Di Banyuwangi

Seperti diketahui, video cabai yang diduga dicat sempat menghebohkan Banyuwangi. Dalam video tersebut, terlihat seseorang sedang menumis cabai rawit. Cabai yang sedang ditumis mengeluarkan cairan warna oranye kemerahan. Lama-lama cairan itu terlihat semakin mengental. Pembuat video juga berkomentar tentang kondisi cabai rawit tersebut sambil mengaduk-aduk cabai yang ditumis.

"Lombok iso dicat lho. Deloken to. Ati-ati tenan dulur-dukur kabeh konco2 kabeh lek ngumbah sing tenana. Deloken iki lho cat iki lho. Cat oren warna lombok iki lho," ujar pria dalam video tersebut.

Bau Menyengat

Cabai itu diberi seorang warga bernama Suryati, 73, daru penjual sayur keliling. Ia membali 1 ons cabai rawit seharga Rp11.000. Ia sempat ditawari ganti rugi dari si penjual.

"Besoknya sempat mau dikembalikan senilai uang beli cabai. Cabai (cabai dicat) yang sudah terlanjur dibeli suruh dibuang saja," kata Suryati kepada detikcom, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Lebih Menguntungkan, Warga Wonogiri Tanam Cabai Sendiri

Namun nenek warga Dusun Sidoagung, Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo tersebut menolak. Menurutnya, peristiwa tersebut cukup untuk dijadikan sebagai pembelajaran saja. Agar setiap masyarakat waspada saat mengkonsumsi apapun.

"Cuman kehilangan Rp11.000 saja saya beneran tidak apa-apa. Saya kan beli dan uang itu rezekinya yang menjual. Saya tidak ada penyesalan. Yang penting semua selamat, tidak sampai memakan," kata Suryati.

Sementara itu, Novi Hanifah, 29 salah satu keluarga dari Suryati, mengatakan cabai yang dicat tersebut saat dimasak berbau menyengat. Bau menyengat ini keluar saat cabai sedang ditumis dengan minyak goreng panas. Semakin diaduk, cabai tersebut luntur. Seperti mengeluarkan cairan berwarna oranye.

Baca juga: Khawatir Dijarah, Petani di Tuban Pilih Bermalam di Kebun Cabai

"Baunya menyengat. Semacam bau-bau cat baru dibuka. Warnanya kan agak kemerahan cabainya, setelah luntur jadi agak-agak putih," sambung Novi.

Dari pengelihatan Novi, cabai tersebut secara kasat mata tidak tampak jika sudah dicat. Namun, kecurigaan Novi muncul saat melihat warnanya yang sangat cantik. Secara tekstur, cabai tersebut berwarna cerah dan mengkilap.

"Cabainya gemuk-gemuk. Warnanya itu merah cerah dan mengkilap. Ada batangnya juga masih hijau-hijau. Cuman nggak kelihatan kalau ini dicat," kata Novi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya