SOLOPOS.COM - Anggota Brimob Detasemen C Polda Jateng tiba di SMA dan SMP Warga Solo, untuk melakukan penyisiran setelah sekolah tersebut mendapatkan ancaman bom lewat SMS dari orang tak dikenal, Rabu (21/11/2012). Kabar ancaman itu sempat membuat panik sejumlah orangtua siswa yang lantas meminta pihak sekolah segera memulangkan para siswa. Namun penyisiran polisi tak menemukan bom yang dimaksud. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Anggota Brimob Detasemen C Polda Jateng tiba di SMA dan SMP Warga Solo, untuk melakukan penyisiran setelah sekolah tersebut mendapatkan ancaman bom lewat SMS dari orang tak dikenal, Rabu (21/11/2012). Kabar ancaman itu sempat membuat panik sejumlah orangtua siswa yang lantas meminta pihak sekolah segera memulangkan para siswa. Namun penyisiran polisi tak menemukan bom yang dimaksud. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Wulan Harti, 40, tak henti-hentinya membujuk petugas Satpam SMP/SMA Warga di Jl W Monginsidi No 21 Kampung/Kelurahan Tegalharjo RT 005/RW 005, Jebres, Solo, agar para murid segara dipulangkan, Rabu (21/11/2012) siang. Namun, petugas hanya menjawab bahwa ia tak berwenang memulangkan para murid sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Mbok murid-murid dipulangkan saja Pak! Bagaiaman ancaman sekolahan akan diledakkan itu benar? Kan Bahaya. Pulangkan saja Pak!” bujuk perempuan warga Kampung/Kelurahan Gandekan, Jebres, Solo itu.

Rona kecemasan tergambar jelas di wajah perempuan itu. Berulang kali ia menjulurkan kepala di atas jeruji besi pagar sekolahan yang sengaja ditutup pihak sekolah. Ia berusaha melihat kondisi sekolahan yang dijaga sejumlah personel polisi dan TNI itu. Kegelisahannya lumrah saja terjadi lantaran salah satu anaknya, David, 14, merupakan pelajar SMP Warga kelas VII. Barang kali kegelisahannya bakal terus mengusik ketenangannya karena pihak sekolah memutuskan tidak akan mengevakuasi para murid, guru maupun karyawan sekolah.

Langkah itu ditempuh karena puluhan anggota Brimob dari Detasemen Pelopor C Solo yang menyisir seluruh ruangan di sekolahan tidak menemukan barang atau benda yang mencurigakan. Ya, sebelumnya sekolah swasta itu mendapat ancaman melalui pesan singkat atau SMS yang menyebutkan gedung sekolah akan diledakkan pada pukul 11.00 WIB. Dikatakan Harti, pikirannya tak karuan setelah mendapat informasi dari tetangganya yang mengetahui SMP/SMA Warga diancam bakal diledakkan. Tanpa pikir panjang ia bersama kerabatnya langsung menuju sekolahan untuk memastikan kebenaran informasi itu.

Rupanya Wulan tak sendiri. Ada beberapa kerabat atau orangtua yang berniat menjemput anak mereka setelah mendengar informasi itu. Warjiyanto, 50, mengaku sangat mengkhawatirkan keselamatan keponakannya yang saat ini duduk di kelas XII SMA Warga. Warga Tegalharjo itu langsung menuju sekolahan sesaat setelah mengetahui ancaman bom itu. Ia kecewa karena pihak sekolah lebih memilih menanggung risiko dengan tidak mengevakuasi warga sekolah. Menurutnya, sekolah dan polisi harus menganggap bahwa ancaman itu benar dan mengevakuasi seluruh warga sekolah.

“Kalau ternyata ancaman itu salah berarti ya bersyukur. Saya berharap semua aman-aman saja,” ulas lelaki itu saat ditemui Solopos.com di depan sekolahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya