SOLOPOS.COM - Peresmian Museum Terbuka Bakalan Kalurahan Argomulyo Kapanewon Cangkringan, Sabtu (11/12/2021), dimeriahkan pertunjukan seni tari. (Harianjogja.com/Abdul Hamid Razak)

Solopos.com, SLEMAN — Kabupaten Sleman di DIY kini memiliki destinasi wisata baru. Namanya Museum Terbuka Bakalan. Lokasinya di Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Cangkringan.

Destinasi wisata minta khusus yang dibangun Dinas Pariwisata Sleman ini diresmikan Bupati Kustini Sri Purnomo pada Sabtu (11/12/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Suparmono, menyampaikan peresmian Museum Terbuka Bakalan Cangkringan ini akan menambah pilihan destinasi wisata di Sleman. Pembangunan tetenger erupsi Merapi Tahun 2010 dengan tema “Sirno Jalmo Lenaning Paningal” ini, menampilkan cerita tentang erupsi Merapi.

“Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi memahami akan risiko bencana erupsi Merapi, sehingga diharapkan tidak ada lagi korban karena kealpaan masyarakat itu sendiri,” katanya di sela kegiatan peresmian Museum Terbuka Bakalan.

Baca Juga: Cek di Sini, Daftar Lengkap Kalender Wisata Jogja 2022

Dia menjelaskan pembangunan museum tersebut dilakukan sejak 2017 melalui APBD senilai Rp150 juta. Di museum tersebut ditempatkan penanda “Sleman Volcanic Park”. Selanjutnya, kata Suparmono, pada 2018 Pemkab melakukan pembelian tujuh bidang tanah dengan seluas 6.619 meter persegi.

“Tanah yang dibeli senilai Rp2,6 miliar untuk pengamanan material erupsi Merapi tahun 2010. Lalu pada 2019, melalui APBD Dispar kembali melakukan pembangunan akses masuk dan balkon Museum Terbuka Bakalan dengan anggaran Rp130 juta,” katanya.

Museum Terbuka Bakalan Cangkringan Sleman
Museum Terbuka Bakalan Kalurahan Argomulyo Kapanewon Cangkringan, Sleman.(Harianjogja.com/Abdul Hamid Razak)

Selanjutnya pada 2020 lalu, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Penugasan Bidang Pariwisata dilaksanakan kegiatan Penataan dan Pembenahan Lingkungan Museum Terbuka Bakalan. Kegiatan fisik yang dilakukan berupa pembuatan pergola, penataan lanskap dan pembuatan toilet dengan nilai kontrak fisik dan penunjang sebesar Rp419 juta.

Baca Juga: Gowes Jogja: Purbayan Tawarkan Romansa Jelajah Bekas Ibu Kota Kerajaan

Tahun ini, melalui DAK 2021 Dispar memperoleh anggaran dengan nilai kontrak fisik sebesar Rp1,57 miliar untuk penyempurnaan museum. Dalam kurun 2017-2021, total anggaran yang digelontorkan untuk membangun Museum Bakalan ini sebesar Rp4,72 miliar.

“Penyempurnaan fisik terakhir yang dilakukan seperti pembangunan jalan setapak, pembuatan rambu-rambu penunjuk arah di dalam kawasan, pembangunan toilet, pembuatan tempat parkir, pembuatan papan interpretasi, penyediaan fasilitas kebersihan dan penyediaan fasilitas mitigasi,” katanya.

Dikelola BUMDes

Suparmono mengatakan pada akhir 2020 lalu Kelompok Masyarakat Padukuhan Bakalan memperoleh hibah pariwisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar Rp145 juta untuk melakukan renovasi bangunan pendapa. Pengeloaan Museum Terbuka Bakalan nantinya dikerjasamakan dengan Pokmas Pegiat Pariwisata Desa melalui BUMDes Kalurahan Argomulyo.

Baca Juga: Sejarah Tari Serimpi, Peninggalan Mataram Islam Bidang Seni dan Budaya

“Pengelolaan melalui BUMDes ini dilakukan agar lebih dapat menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat. Untuk akselerasi tingkat kunjungan wisatawan ke Museum Terbuka Bakalan kami juga akan menggandeng komunitas jip wisata,” katanya.

Dengan selesainya penyempurnaan museum tersebut, lanjut Suparmono, pengunjung akan memperoleh wisata edukasi dan wisata mitigasi bencana.

Museum Terbuka Bakalan Cangkringan Sleman
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat meresmikan Museum Terbuka Bakalan Kalurahan Argomulyo Kapanewon Cangkringan, Sabtu (11/12/2021). (Harianjogja.com/Abdul Hamid Razak)

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengatakan keberadaan museum terbuka ini menjadi saksi dahsyatnya erupsi Merapi yang terjadi 11 tahun yang lalu. Diharapkan museum ini dapat mengingatkan kita bersama tentang potensi bencana erupsi yang kita miliki.

“Saya berharap keberadaan museum ini dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan dan menstimulus pemahaman masyarakat dan wisatawan tentang kapasitas mitigasi bencana erupsi Merapi dan tetap waspada,” lanjut Kustini.

Baca Juga: Perburuan Ayam Hutan Liar Meningkat, Jadi Perhatian Polres Kulonprogo

Dia juga berharap pengelola dan masyarakat sekitar dapat menjaga dan melestarikan keberadaannya. Ini merupakan situs bersejarah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik.

“Jangan sampai ada coretan-coretan atau aksi vandalism pada area museum. Semoga keberadaan museum ini dapat turut serta meningkatkan geliat perekonomian masyarakat sekitar museum,” kata Kustini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya