SOLOPOS.COM - Skip Challenge (Youtube)

Skip Challenge dilakukan remaja untuk menarik perhatian.

Harianjogja.com, JOGJA – Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM)  Koentjoro menyebutkan remaja yang suka melakukan permainan skip challenge ini telah salah kaprah dalam mengaktualisasikan sebuah tantangan memacu adrenalin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Persoalannya, tidak banyak remaja yang mengetahui bahaya dan risiko melakukan skip challenge ini. Karenanya Koentjoro menekankan pihak sekolah untuk memberikan perhatian serius terhadap aktivitas siswanya di lingkungan sekolah. Tantangan permainan tersebut berbahaya tidak hanya bagi kesehatan tubuh, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis berupa ketagihan melakukan hal serupa secara berulang.

“Permainan ini berbahaya, apalagi jika berkali-kali dilakukan,” jelasnya, Senin (13/3/2017)

Menurutnya sekolah harus mampu berlaku secara arif menghadapi persoalan ini. Sekolah diharapkan bisa mensosialisasikan risiko dan bahaya dari skip challenge. Disamping itu pula secara tegas menindak para siswanya yang melakukan tantangan berbahaya ini.

“Perlu dilihat apakah siswa melakukan atas kesadaran dan kemauan sendiri atau justru sebagai korban bullying. Kalau mengarah ke bullying maka perlu ada langkah-langkah hukum,” ujarnya.

Koentjoro juga mengajak orang tua untuk lebih aktif berkomunikasi dengan anak-anaknya. Selain memantau aktivitas anak di lingkungan rumah,orang tua juga diharapkan memberikan pemahaman kepada anak tentang risiko melakukan aktivitas bahaya, termasuk skip challenge.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya