SOLOPOS.COM - Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan (Dok/JIBI/Bisnis)

 Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan (Dok/JIBI/Bisnis)


Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SURABAYA–Kementerian Perdagangan tidak mengkaji ulang kebijakan dengan Australia menyusul panasnya suhu politik akibat penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kementerian Perdagangan, Gita Wirjawan, menguraikan penyadapan merupakan pengkhianatan dan harus diambil tindakan. Meski demikian, di kerja sama perdagangan, tindakan dampak penyadapan harus dipikir masak-masak.

Ekspedisi Mudik 2024

Nilai perdagangan Indonesia dengan Australia US$11-US$12 miliar tahun. Meski nilainya tinggi, neraca perdagangan itu masih defisit.

“Kalau mau mikir kasar, seperti setop impor sapi, siap enggak? Sebab Indonesia tidak bisa mengimpor dari setiap negara terkait penyakit kuku dan mulut,” jelasnya di Surabaya, Selasa (19/11/2013).

Dia menggambarkan kalau bisa impor dari Amerika sebagai misalnya akan memengaruhi harga jual daging. Terlebih kebutuhan sapi di Indonesia diprediksi 3,5 juta sampai 4 juta ekor sapi 2014.

“Kenaikan konsumsi setiap tahun 15%, apa cukup kalau tidak impor,” jelasnya.

Dia menegaskan tugas berat Indonesia yakni menjaga kedaulatan pangan. Sehingga saat ada suhu politik yang memanas kepentingan nasional tidak tersandera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya