SOLOPOS.COM - Pegiat pemerhati benda cagar budaya membersihkan arca di Situs Mbah Gempur, Jonggrangan, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (6/3/2022). Aksi gotong royong membersihkan benda cagar budaya yang diikuti oleh warga dan Komunitas Pemerhati Cagar Budaya Klaten itu bertujuan untuk menjaga dan merawat benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Solopos.com, KLATEN – Situs Mbah Gempur yang berada di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara dikenal sebagai tempat keramat.

Situs itu berada di tanah kas desa seluas 400 meter persegi. Kawasan yang berada di tengah pekarangan di antara permukiman itu terdapat pohon raksasa yang menjulang menaungi situs tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di tempat itu, ada satu arca dengan kondisi tak lagi utuh. Selain itu, ada yoni. Di tempat itu kini sudah dipasang papan penanda kawasan situs dari Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten.

Papan nama itu sekaligus memberikan petunjuk jika situs itu dilindungi UU No. 11/2010 tentang Cagar Budaya. Ada sanksi yang diatur dalam UU tersebut kepada mereka yang merusak atau mencuri cagar budaya.

Baca Juga: Situs Mbah Gempur Klaten Dikenal Keramat, Unggas Terlarang Diburu

Kadus I Desa Jonggrangan, Heri Setiyanto, menjelaskan sejak lama kawasan yang terdapat peninggalan batu struktur candi itu dikenal dengan nama Mbah Gempur. Dia tak tahu persis sejarah situs diberi nama Mbah Gempur. Heri menambahkan warga sekitar mengenal kawasan itu sebagai tempat keramat.

Heri menjelaskan pada zaman dulu kerap ditemukan hidangan seperti nasi, telur, serta ayam yang diperkirakan sebagai sesaji. Temuan itu terutama selepas malam Jumat. “Sekarang masih ada tetapi orang-orang tertentu,” kata Heri saat ditemui di Situs Mbah Gempur, Minggu (6/3/2022),

Disinggung objek diduga cagar budaya yang ada di situs itu, Heri selama ini hanya melihat satu arca yang kondisinya tak lagi utuh dengan bagian pada kepala hilang. “Kalau arca setahu saya hanya satu. Dulu arca masih ada dua lagi tetapi sudah hilang,” jelas Heri.

Baca Juga: Deklarasi, Ini Alasan Brigade Jateng Dukung Ganjar Pranowo Capres 2024

Satu arca yang tersisa itu pernah beberapa kali hilang namun dikembalikan lagi ke tempat semula. Kali terakhir upaya pencurian arca itu terjadi sekitar 2018 lalu.

Kala itu ada warga yang tinggal di dekat kawasan tersebut mengetahui ada orang yang membawa arca dari Situs Mbah Gempur meninggalkan perkampungan. Upaya pencurian itu gagal dan pelakunya kabur sementera arca ditinggal.

Oleh aparatur desa, arca itu dibawa ke kantor desa setempat agar lebih aman. Tak lama di kantor desa, arca itu lantas dikembalikan.

“Saya coba bawa ke kantor desa. Tetapi saat pulang dari kantor Pak Sekdes tahu-tahu badannya sakit tidak karuan. Kemudian arca ini kami kembalikan ke tempat semula dan sampai saat ini kondisinya seperti itu,” jelas dia.

Heri mengakui kawasan situs selama ini memang tak terawat. Disinggung penataan kawasan situs tersebut, Heri berharap penataan bisa dilakukan melalui Pemkab Klaten.

Baca Juga: Aksi Pegiat BCB Gotong Royong Bersihkan Situs Mbah Gempur Klaten

Sementara itu, Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten bersama warga menggelar aksi bersih-bersih kawasan situs. Semak belukar yang memenuhi kawasan itu dibersihkan termasuk benda-benda cagar budaya yang masih tersisa di kawasan itu.

Humas KPCB Klaten, Hari Wahyudi, mengenal Situs Mbah Gempur sejak 2018 lalu. Kondisinya kala itu memprihatinkan. “Dari tahun ke tahun kondisinya semakin memprihatinkan,” jelas dia.

Situs Mbah Gempur diperkirakan reruntuhan bangunan candi bercorak Hindu dari era Mataram Kuno abad ke-8 hingga ke-10. Keistimewaan candi itu yakni menggunakan struktur batu andesit dan batu bata merah.

Batu bata merah yang ditemukan di situs itu berukir sulur. Sayang, beberapa batu bata merah yang pernah ditemukan dan dibersihkan hilang. Dari kegiatan gotong royong Minggu pagi, komunitas kembali menemukan batu bata merah berukur sulur. Agar tak lagi hilang, batu bata merah itu lantas dibawa petugas Disparbudpora Klaten yang ikut kerja bakti untuk disimpan.

Terkait arca yang ada di situs itu, Hari memperkirakan arca nandiswara atau arca penjaga. Selain arca, di situs itu juga terdapat yoni. Hari meyakini masih ada arca lainnya yang ada di kawasan situs tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya