SOLOPOS.COM - Suasana simulasi penanganan bencana gempa dan tsunami di SD N Darat, Dusun V, Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Rabu (14/2/2018). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Simulasi bencana dilaksanakan BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, BPBD Kulonprogo dan segenap civitas akademika SD N Darat.

Harianjogja.com, KULONPROGO- Desa Karangwuni, Kecamatan Wates diguncang “gempa bumi” berkekuatan 8 Skala Richter (SR) pada Rabu (14/2/2018). Getaran hebat begitu terasa di kompleks Sekolah Dasar Negeri Darat, Dusun V, Desa Karangwuni.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suara kentongan yang dipukul berkali-kali oleh para guru dari depan pintu kelas. Suasana itu menambah kepanikan 87 orang siswa yang sedang asik mengikuti kegiatan belajar mengajar. Suara teriakan dan tangisan bercampur-baur, anak-anak terlihat bersembunyi di bawah kolong meja dengan wajah menyiratkan ketakutan, yang lainnya berjongkok sambil terisak.

Lalu, tanpa menghabiskan waktu lebih banyak lagi, ibu guru meminta anak-anak keluar dari kelas mereka dan segera berkumpul di lapangan terbuka yang berada di tengah halaman sekolah.

Saat itu, masih terdengar pula sebuah pengumuman yang muncul dari sebuah pengeras suara di sekolah mengenai gempa bumi berkekuatan 8 SR dan berpusat di selatan Kota Wates, Kabupaten Kulonprogo.

Gempa tersebut bukan hanya memporak-porandakan sekolah yang berada tak jauh dari pesisir itu, melainkan juga berpotensi menyebabkan tsunami.

Ketika puluhan anak dan guru berkumpul di tengah lapang, dua orang siswa orang dengan kepala dan tubuh penuh luka digendong dan ikut duduk di tengah lapangan. Masih ada satu lagi, siswi SD Darat yang terluka akibat terkena reruntuhan bangunan sekolah.

Para guru kembali mengecek sejumlah ruangan kelas dan kantor, memastikan tak ada lagi siswa atau warga sekolah yang berada di dalam gedung sekolah. Kala itu, sejumlah relawan dan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah tiba.

Seluruh siswa dan guru dievakuasikan, mereka meninggalkan sekolah menggunakan mobil bak terbuka, menjauh dari SD Darat, menjauh dari Karangwuni, masih dengan rasa takut dan air mata yang belum berhenti mengalir.

Apa yang terjadi di atas tadi, merupakan potongan demi potongan adegan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami kepada siswa SD Darat. Simulasi dilaksanakan atas kerja sama BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, BPBD Kulonprogo dan segenap civitas akademika SD N Darat.

Kepala SD Darat, Asrini menuturkan, sekolah yang ia pimpin berjarak sekitar satu kilometer dari pantai dan berada di wilayah rawan bencana tsunami.

Sekolah berharap setiap anggota dapat turut mengurangi risiko bencana. Adanya pembelajaran atau simulasi ini penting agar siswa bisa melakukan tindakan yang tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya